23|| Ditembak

658 29 2
                                    

Vote dan coment adalah cara kalian mengapresiasikan sebuah karya.

Happy Reading!

Pagi-pagi sekali Kyra sudah berada di dapur. Hari inu gadis itu akan membuat sarapan untuk kedua ibunya dan juga saudara tirinya. Gadis itu mulai meracik sayuran yang akan ia masak menjadi sup jagung.

Hanya dengan waktu 25 menit Kyra sudah menyiapkan sup jagung dan juga tempe dan tahu goreng di atas meja makan.

"Loh ..., Kyra sudah bangun?" Kyra menoleh ke arah Mira yang baru saja datang ke dapur.

"Iya, Kyra juga sudah masak untuk sarapan," jawab Kyra sembari tersenyum kepada Mira. Mira membalas senyum Kyra, wanita itu kemudian berjalan mendekati Kyra.

Mira mengelus kepala Kyra sebentar lalu memeluk gadis itu. Kyra membalas pelukan ibu tirinya sembari memejamkan mata, menikmati kehangatan yang diberikan oleh Mira.

Dulu Kyra pikir, ibu tiri itu selalu jahat, suka membentak dan juga tidak menerima kehadiran anak tiri. Tapi nyatanya tidak. Mira  bahkan lemah lembut jika berbicara dengan Kyra.

"Kyra." Kyra melepas pelukan dengan ibu tirinya itu. Mira dan Kyra sama-sama menoleh ke arah sumber suara. Gadis itu tersenyum ketika melihat ibunya yang sudah berkacak pinggang di depan pintu dapur. Gadis itu segera berlari mendekati Zenna dan memeluknya.

"Selamat pagi Mama sayang," ucap Kyra pada Zenna.

"Pagi juga. Mama nyariin kamu lho, eh kamunya udah ada di sini," kata Zenna sembari menyentil dahi Kyra. Sedangkan gadis itu hanya menyengir polos.

Gadis itu melepas pelukannya kemudian mencium pipi ibunya. Kyra merasa sangat merindukan ibunya. Beberapa bulan tinggal di Jakarta tanpa seorang ibu, itu yang membuat rindu ibunya.

"Sarapan yuk, Ma," ajak Kyra sembari menarik tangan Zenna ke meja makan.

Setelah Reza turun dari kamarnya mereka semua sarapan pagi bersama. Ini adalah hal baru yang pernah Kyra rasakan. Hanya suara dentingan sendok yang memecah keheningan di meja makan. Semua sibuk dengan makanan masing-masing.

Waktu sudah berlalu, kini Kyra membereskan piring-piring kotor yang digunakan untuk sarapan pagi. Kemudian gadis itu mencuci piring dengan di temani ibu kandungnya.

"Mama nanti harus pulang ke Bandung." Kyra menghentikan aktifitasnya dan menatap ibunya dalam. Mata Kyra sudah mulai berkaca-kaca.

"Satu minggu lagi Mama pindah ke sini," tutur Zanna pada Kyra. Kyra hanya menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan aktifitas mencuci piringnya. Tanpa sadar cairan bening itu keluar dari mata Kyra. Gadis itu menggigit bibir bawahnya agar tidak menghasilkan suara isakan.

"Jangan menangis," ucap Zenna sembari mengusap lembut pipi Kyra. Gadis itu mengangguk dan segera mengusap tangisnya. Selesai dari acara mencuci piring, Kyra segera memeluk ibunya.

"Kyra ayo berangkat." Suara seseorang yang baru saja masuk ke dalam dapur membuat seorang anak dan ibu yang tengah berpelukan menoleh ke arah sumber suara.

"Ups ... maaf," ucap Reza sambil menyengir polos.

🍁🍁🍁🍁

Kyra semakin meremas rok yang ia pakai sewaktu motor Reza memasuki kawasan sekolah. Gadis itu takut jika ada gosip yang tidak benar menyebar begitu saja.

"Ra, udah sampe." Kyra mengerjab-erjabkan matanya dan menoleh ke sekelilingnya. Gadis itu kemudian turun dan melepas helm yang ia kenakan.

"Gue duluan," ucap Kyra. Reza mengangguk kecil sebagai jawabannya.

"Za, lepasin." Baru beberapa langkah Kyra berjalan tangannya sudah di cekal oleh seseorang dari arah belakang.

Kyra membulatkan matanya saat melihat orang yang mencekal tangannya itu. Dia bukan Reza melainkan Alkano. Detak jantung Kyra sudah bekerja tidak beraturan.

Alkano menatap Kyra dengan wajah datar. Sedangakan Kyra yang di tatap hanya diam tak bergeming. Tatapan gadis itu terfokus pada mata Alkano. Ada yang tak asing dengan bola mata laki-laki di depannya ini.

"El," ucap Kyra tiba-tiba. Alkano yang mendengarnya mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Ada apa?" tanya Alkano membuyarkan lamuan Kyra. Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat.

Rasa sesak kembali menyerang dadanya. Teringat masa lalunya membuat hatinya menjadi sakit. Dan kini pikirannya terus saja di hantui oleh rasa bersalah. Kyra memejamkan matanya rapat-rapat. Tak menunggu waktu lama matanya kembali meneteskan cairan bening itu.

"Kok lo nangis?" tanya Alkano sambil mengangkat dagu Kyra.

"Aku cuma kangen sama mama aja," jawab Kyra berbohong. Alkano mengangguk percaya. Laki-laki itu menyelipkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah Kyra.

Jantung Kyra semakin bekerja tak karuan, saat sebelah tangannya di genggam erat oleh Alkano. Kyra mencoba melepaskan tapi itu sulit sekali. Orang-orang di sekitar mereka mulai berkomentar buruk kepada Kyra. Gadis itu mencoba untuk terbiasa dengan komentar-komentar itu.

"Kyra," panggil Alkano. Laki-laki itu membuang napasnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan bicara.

"Lo maukan jadi pacar gue?"

Deg.

Jantung Kyra terasa terhenti mendengar pertanyaan dari Alkano. Kyra belum yakin jika dirinya benar-benar mencintai Alkano. Gadis itu menggigit bibir bawahnya menahan rasa gugup.

"Cuma elo cewek yang udah buat gue jatuh cinta lagi," terang Alkano. Kyra masih diam tak menanggapi. Gadis itu tak tahu harus menjawab apa sekarang.

"Lo maukan jadi ceweknya Alkano?"

Dorr, hahaha
Kangen nggak sama author:')
Dah lama gk update.
Maaf ya pendek, udah mentok ini.
Kira-kira mereka jadian nggak?
Ahaa lanjuy gak nih?
Oh hiya pasti gajelas, mon maap yaa.

Dan aku punya cerita baru judulnya 'ArFan' cek profil aku. Jangan lupa di baca.

Terakhir ...

Vote dan Coment, biar aku semangat ngetik dan rajin up.

Mau aku gantungin trs ceritanya? Hahha enggakkan. Yuk coment

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang