07||Komentar

800 41 6
                                    

Vote and coment adalah cara kalian meng'apresiasikan sebuah karya💕

HAPPY READING!

"Lo harus nurutin perkataan gue dalam satu minggu,"
-alkano


Kyra terus saja mengamati kakinya yang tergelincir. Hari ini Kyra memutuskan untuk pergi ke sekolah tidak menggunakan sepatu terlebih dahulu.

"Masih sakit?" suaranya membuat Kyra mendongkak menatapnya. Kyra mengangguk kecil ke arahnya.

"Gue bantu jalan lo ke kelas," perkataannya membuat Kyra menurut saja, jika tidak dibantu olehnya pasti Kyra akan kesusahan berjalan menuju lantai tiga.

Beberapa pasang mata yang dilewatinya mulai banyak memberikan komentar samar-samar namun masih bisa didengar oleh Kyra, dan Alkano.

"Apaan sih tu cewek, sok-sokan sakit."

"Ih yang sama Kak Alkano cantik ya?"

"Pake pelet apa tuh, Alkano bisa nempel gitu."

"Muka kumel gitu jalan sama alkano."

"Gapernah ngaca tu cewek."

"Itu pacar Kak Alkano?"

"Sejak kapan Kak Alkano mau deket sama cewek?"

Kyra dan Alkano masih bisa mendengar jelas suara mereka. Rasanya begitu sakit mendengar hinaan mereka, tapi Kyra mencoba untuk tetap peduli.

Kyra menghentikan langkahnya sebelum menaiki tangga menuju lantai dua. Alvaro menatapnya lekat, melihat gadis di sampingnya melepaskan genggamannya bersama Alkano.

"G-gue ke kelas sendiri aja Al," lirihnya dengan wajah yang tak berani menatap Alkano.

"Gausah dengerin mereka," Alkano tahu jika Kyra merasa sakit dengan komentar-komentar mereka tadi.

"Lima menit lagi bel masuk," Alkano melirik jam tangannya sekilas.

Laki-laki di sampingnya ini sungguh baik, walaupun dirinya terlihat cuek dan dingin. Alkano kembali menuntun Kyra hingga lantai atas.

"Masuk sendiri bisakan?" Suara Alkano terdengar datar, berbeda dari sebelumnya.

Alkano berjalan meninggalkan Kyra yang sudah berdiri didepan pintu kelasnya.

"Tunggu!" Kyra berjalan tertatih mendekatinya, beruntung dirinya dan Alkano hanya berjarak dua langkah saja.

"Makasih, udah mau bantu gue." Alkano tak menjawabnya, wajahnya pun terlihat seperti saat pertama kali Kyra melihatnya, datar.

"Dan maaf juga yang kemaren pagi, gue gak sengaja Al," Kyra menundukkan kepalanya lesu, dirinya merasa bersalah karena telah melempari Alkano dengan botol air mineral.

Alkano mengangkat dagu Kyra, membuat tatapan mereka saling temu satu sama lain.

"Lo mau gue maafin?" Dengan cepat gadis didepannya itu menganggukkan kepalanya. Alkano tersenyum melihatnya.

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang