21||Rooftop

736 29 3
                                    

Vote and coment adalah cara kalian mengapresiasikan sebuah karya.

Happy Reading!❤

Reza memarkirkan motornya di halaman rumahnya. Kyra segera turun dari jok motor. Mata gadis itu mengamati rumah yang ada di hadapannya. Ada juga taman bunga yang bisa menarik perhatian Kyra.

"Ayo masuk!" ajak Reza. Kyra menarik napasnya sebelum dirinya mengikuti Reza masuk ke dalam rumah.

"Assalamuallaikum," ucap Reza tetapi tidak ada yang menyahutinya. Rumahnya nampak sepi, seperti tak berpenghuni. Tetapi tatanan di setiap ruangan begitu rapi dan juga menarik perhatian.

"B-bunda di rumah sendiri?" tanya Kyra dengan ragu-ragu. Reza menganggukkan kepalanya. Ke duanya mulai berjalan ke arah kamar Mira- bunda Reza yang berada di lantai bawah. Kyra menunduk sembari menggigit bibir bawahnya saat dirinya mulai masuk ke dalam kamar Mira.

"Bunda, liat Reza bawa siapa," tutur Reza sembari mendekati Mira di atas ranjang. Mira yang tadinya tengah memandangi jendela luar menoleh ke arah Reza. Senyum Mira tampak mengembang ketika melihat seorang gadis yang selama ini ingin ia temui. Perlahan Kyra berjalan mendekat ke ranjang.

"Assalamuallaikum," tutur Kyra sembari mencium punggung tangan Mira. Wanita paruh baya itu mengusap lembut kepala Kyra lalu memeluknya. Setetes air mata turun membasahi pipi Mira, rasa bersalah kembali menghantuinya. Mira dengan cepat menghapus air matanya agar gadis itu tak melihatnya. Kyra perlahan menjauhkan pelukannya.

"K-kata Reza, bunda sakit?" tanyanya gugup. Mira tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

"Kyra bawain bubur, bunda makan ya?" ucapnya sembari membuka tutup sterofoam dan mulai menyuapi Mira. Wanita paruh baya itu membuka mulut membiarkan sesendok bubur masuk ke dalam mulutnya.

"Naya anak baik," tutur Mira.

"Jangan panggil Naya, panggil Kyra aja, Bun," ucap Kyra sembari tersenyum ke arah Mira. Reza yang melihat mereka tersenyum, kemudian dirinya memilih kembali ke kamarnya berniat untuk membersihkan diri.

🍁🍁🍁🍁

Hari sudah hampir malam, Kyra masih berada di rumah Reza. Karena merasa bosan gadis itu memilih pergi ke halaman rumah Reza. Gadis itu menikmati indahnya bunga-bunga yang ditanam dengan rapi. Kyra berjalan menuju kursi yang disediakan di sana. Hembusan angin sore menerpa wajah Kyra dengan lembutnya.

"Kyra," panggil Reza membuat Kyra menoleh. Gadis itu tak berkata apapun, dirinya hanya menaikkan satu alisnya.

"Papa nyuruh lo buat nginep di sini ntar malem," ujar Reza yang kemudian duduk di samping Kyra.

"Tapi gue nggak bawa baju ganti," keluh Kyra.

"Pake baju gue!" tutur Reza sembari terkekeh. Kyra mencibirkan mulutnya kesal. Gadis itu mengendus Reza yang di sampingnya. Bau pasfum menyeruak masuk indera penciuman Kyra.

"Mau kemana lo?" tanya Kyra. Reza menggeleng-gelengkan kepalanya. Kyra semakin curiga dengan Reza yang terlihat sedikit gugup dengan pertanyaannya.

"Gue ikut!" final Kyra membuat Reza mbelalakkan matanya. Dengan cepat Reza menolak Kyra yang ingin ikut dengannya.

"Lo nemenin bunda aja," titah Reza. Kyra manatap Reza sebal. Gadis itu tak akan menyerah sebelum Reza mengatakan tujuan perginya.

"Emang lo mau kemana sih?" tanya Kyra yang benar-benar merasa ingin tahu.

"Urusan cowok." Kyra manahan tagan Reza yang hendak pergi dari samping Kyra.

"Gue ikut," titah Kyra cepat. Reza mengusap wajahnya kasar, lalu mengangguk pasrah.

Kyra tersenyum senang gadis itu kemudian masuk ke dalam rumah untuk bersiap-siap.

🍁🍁🍁🍁

Kyra mengerutkan keningnya saat Reza memarkirkan mobilnya di sebuah cafe yang sering di kunjunginya. Kyra jadi curiga dengan Reza. Pikir Kyra, Reza akan pergi ke rumah Alkano tetepi malah ke cafe. Kyra menahan tangan Reza yang akan keluar dari mobil.

"Lo mau kencan?" tanya Kyra asal. Reza yang di tanya hanya mengendikkan bahunya lalu keluar dari mobil.

Kyra yang tak mau mati kebosanan di dalam mobil segera keluar dan mengejar Reza. Kyra mengerutkan keningnya saat Reza melewati jajaran meja kosong begitu saja.

"Mau ngapain sih Za?" Kyra melebarkan langkahnya mensejajarkan dengan langkah Reza yang begitu lebar dan terburu-buru.

"Ikut aja, kalo nggak lo pulang sendiri." Kyra melototkan matanya mendengar ucapan Reza. Karena kesal Kyra mncubit pinggang Reza dari samping. Reza mengadu kesakitan sembari menarik tangan Kyra masuk ke dalam lift, tak menunggu waktu lama mereka sudah keluar dari dalam lift di tempat yang berbeda.

Reza manarik tangan Kyra menaiki tangga. Kyra hanya mengikuti langkah Reza dengan bingung. Saat mereka sampai di rooftop cafe, Kyra terkejut saat mendapati Alkano yang tengah duduk sembari mendongkakkan kepalanya ke langit.

"Al," panggil Reza membuat Alkano menoleh.

Reza berjalan mendekati Alkano, sedangkan Kyra masih berdiri di depan pintu rooftop. Alkano melirik ke arah Kyra yang hanya diam saja. Laki-laki itu kemudian berdiri melewati Reza dan berjalan ke depan Kyra.

"Maaf," ujar Alkano yang kemudian kembalj ke tempat duduknya semula. Kyra menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, dirinya sedikit bingung dengan apa yang akan terjadi.

Kyra membulatkan matanya saat melihat Alkano menghajar Reza tanpa ampun. Dengan cepat Kyra berlari mendekat ke arah Reza dan juga Alkano. Namun saat tinggal beberapa langkah lagi, Reza menyuruhnya berhenti.

Air mata Kyra mulai turun melihat amarah yang begitu besar. Yang Kyra butuhkan adalah penjelasan. Tanpa berpikir panjang Kyra segera berlari dan memeluk tubuh Alkano dari belakang. Merasa ada tangan yang di perutnya Alkano menghentikan kegiatannya.

Hati Alkano terasa berdenyut mendengar isakan gadis yang memeluknya. Saat Alkano akan melepaskan tangan Kyra, gadis itu malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Al, berhenti! Lo nggak ada hak buat mukulin dia ... Hiks...hiks." Alkano yakin Kyra akan membencinya setelah ini.

"Gue cuma kecewa aja sama dia, dia yang selalu dengerin curhatan gue. Tapi kenapa dia nyembunyiin rahasia ini ke gue?" ungkap Alkano sembari menunjuk Reza.

"Ra, gue cinta sama elo, Ra. Gue nggak mau kehilangan elo." Alkano melepaskan pelukan Kyra dan membuat gadis itu berhadapan dengan Alkano.

"Hiks ... hiks...." Alkano kembali memeluk tubuh Kyra yang bergetar. Laki-laki itu merasa sangat bersalah telah membuat gadis yang dicintainya menangis.

"Gue minta maaf."



Huft
Ada yang kangen nggak sama dan Kyra?
Maap ya kalo lama up-nya. Aku lagi fokus sama cerita aku yang baru.
Kalian udah baca belom? Kalo belum buruan baca deh.

Vote dan koment jangan lupa.

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang