Vote and coment adalah cara kalian meng'apresiasikan sebuah karya💕
HAPPY READING!
"Kita gak butuh dia,"
-alkanoKyra tak bisa fokus mengerjakan soal-soal ulangan sejarah di depannya, pikirannya masih tertuju pada Alkano yang tiba-tiba saja mencium tanggannya. Kyra memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Dirinya meletakkan kepalanya di atas meja, soal sejarah ini benar-benar membuat Kyra bertambah pusing. Dari sepuluh soal yang di berikan oleh Bu Herni, Kyra baru bisa menjawab empat soal saja. Kyra melirik jam tangannya sekilas, masih ada waktu sekitar 25 menit untuk mengerjakan soal-soal ini, tapi apalah daya Kyra yang tak mengerti jawabannya. Kyra memutuskan pergi ke toilet untuk membasuh mukanya.
Kakinya berjalan malas keluar kelas, dirinya melirik ke kanan-kiri saat berdiri di depan pintu kelasnya. Kakinya mulai melangkah dengan pelan menyusuri koridor yang terlihat sangat sepi. Tetapi telinganya masih bisa mendengar jelas suara ke gaduhan ruang kelas XII IPA 5. Kyra berhenti sejenak, melirik ke arah pintu ruang kelas XII IPA 5 yang setengah terbuka. Dirinya melihat laki-laki yang pernah berkenalan dengannya di perpustakaan beberapa waktu lalu. Ya dia Yuan, Kyra melihat laki-laki itu tengah bernyanyi di depan kelas dengan tingkah konyolnya. Kyra menggelengkan kepala melihat kelakuan konyol laki-laki itu. Kyra kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti.
Kyra melihat jelas wajah gadis yang hanya berjarak lima meter darinya tengah tersenyum ke arahnya. Dengan sendirinya kedua sudut bibirnya tertarik keatas.
"Hai Kyra!" sapanya masih dengan senyum di wajahnya. Gadis di depan
Kyra ini terlihat lebih cantik darinya, dengan lesung pipi membuat dirinya menjadi terlihat lebih manis."Hai Ta," balas Kyra.
"Lo mau ke toilet?" suaranya terdengar halus dan sopan. Hanya anggukan kepala untuk menjawab pertanyaan gadis di depannya.
"Gue anterin yuk," ajaknya sambil meraih pergelangan tangan Kyra. Gadis di depannya ini memang baik, Kyra jadi tak enak hati jika harus selalu menghindarinya. Bukan tanpa alasan, tapi Kyra masih sering teringat kejadian-kejadian yang membuat dadanya sesak.
"Kyra!" pekiknya sambil melambai-lambaikan tangan di depan wajah Kyra. Bukan menjawab Kyra malah kembali tersenyum ke arahnya.
"Ah lama deh," gadis itu segera menarik tangan Kyra berjalan menuju toilet yang terletak di paling ujung.
"Brista!" teriak seseorang dari arah belakang mereka. Keduanya sama-sama membalikkan badannya. Kyra melihat sosok yang tadi pagi telah mencium punggung tangannya di kantin, dengan cepat dirinya menundukkan kepalanya. Tapi berbeda dengan gadis di sampingnya ini, dirinya malah tersenyum dan berjalan mendekat ke arah laki-laki itu.
"Alkan gue udah bilang sama lo berapa kali sih? Gue bilang ubah penampilan lo! Lo waketos loh di sini," oceh Brista dengan tangannya yang memasukkan dua kancing baju Alkano paling atas. Alkano tak mengelak, dirinya hanya diam dan memasang muka datar.
"Telpon lo gak aktif," ujarnya tidak menanggapi kalimat Brista.
"Handphone gue di kelas, gue habis dari toilet, kenapa emang?" ucap gadis itu di depan Alkano.
"Nanti ke rumah gue," titahnya.
"Ra sini," Kyra melangkah mendekat ke arah mereka, jujur saja Kyra tidak sanggup menatap mata laki-laki di depannya ini.
"Ajak pacar lo ya," ucapan Brista membuat Alkano mengerutkan keningnya.
"Gak punya pacar," jawabnya singkat. Kyra memberanikan diri menatap mata berlensa abu-abu milik laki-laki di depannya. Laki-laki di depannya menatapnya lekat membuat Kyra menjadi gugup dan juga takut. Brista melirik Alkano dan juga Kyra saling tatap satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen Fiction[R16+] Start : 01/2020 Slow Update! Follow sebelum membaca! Plagiat? Jauh-jauh! --- "Gue nggak pernah cinta sama elo, Al. Lo perlu tahu itu. Selama ini gue cuma main-main aja. Gue nggak pernah serius sama ucapan gue kalo gue suka sama elo," ucap Ky...