BAB 21 | Mulai Ada Rasa

9.9K 457 79
                                    

"Salahkah, jika aku mencintaimu? Sedari dulu, perasaan ini tetap sama. Bahkan, semakin ingin memilikimu."

-Rania Putri Denza-

***

Ara selalu saja melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dengan gelisah. Salahnya, yang tidur larut malam karena marathon movie. Ara terlambat bangun. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.45 wib, namun Ara tak kunjung mendapati angkutan umum. Ara terpaksa berjalan kaki mencari taksi atau ojek yang akan mengantarkannya ke sekolah. Ara berdiri dengan gelisah setelah sampai di persimpangan rumah. Ara menelengkan kepala ke kanan dan ke kiri berusaha mencari kendaraan apa saja yang bisa dia naiki.

"Ck, mana lagi nih angkot! Taksi juga nggak kelihatan. Masa iya, angkot sama taksi demo berjamaah?" Ara menggumam kesal berjalan hilir mudik sembari menendang apa saja yang ada di hadapannya.

Pengendara sepeda motor yang terlihat dari arah kejauhan, perlahan memperlambat kecepatan motornya berusaha mengenali gadis yang terlihat sedang menendang udara. Pengendara itu berhenti di tepi trotoar.

"Ara?"

Ara menoleh mendengar namanya dipanggil. Ara sumringah ketika tahu siapa yang memanggilnya.

"Kak Arvin? Wah, kebetulan nih. Ara numpang ya Kak ke sekolah, soalnya udah jam tujuh, Ara takut telat, please ...," pinta Ara memohon dengan puppy eyes andalan Ara.

Arvin mendengkus kasar. Sementara Arvin sudah berjanji ingin menjemput Rania di rumahnya.

"Sorry, gue nggak ada waktu," Arvin segera melanjutkan perjalanan menjemput Rania.

Ara yang melihat Arvin ingin segera pergi menahan lengan Arvin dengan tatapan memelas.

"Kak, please ... Ara takut Kak, nanti kalau ada Bara gimana?" Ara menatap Arvin dengan mata berkaca-kaca.

Arvin yang merasa tidak tega dan berpikir jika Ara saat ini lebih membutuhkan dirinya.

"Yaudah, naik," putus Arvin di atas motor.

"Beneran Kak?" pekik Ara girang.

"5 detik gue tinggal."

"Ish, iya-iya, selalu ancamannya kayak gitu," Ara mencebik naik ke motor Arvin.

Arvin merogoh saku celananya mengambil ponsel untuk mengabari Rania jika hari ini tidak bisa menjemput Rania.

Rania
Maaf Dek, kak Arvin gak bisa jemput hari ini karena ada urusan.

Send!

"Ayo, Kak Arvin berangkat, nanti kita telat," kata Ara menepuk pundak Arvin pelan yang masih memegang ponsel.

"Iya."

Arvin memasukkan kembali ponsel ke dalam saku celana, menghidupkan kembali motornya menuju sekolah mereka.

Rania yang sedang menunggu Arvin di depan rumahnya terlihat ceria mendapat notif pesan singkat dari Arvin. Rania tersenyum lebar membacanya.

Kak Arvin
Maaf Dek, kak Arvin gak bisa jemput hari ini karena ada urusan.

Senyum Rania memudar diganti dengan ekspresi sedih. Deon yang ingin mengambil berkas kantor yang berada di mobil, terkejut melihat Rania yang belum berangkat ke sekolah dan masih berdiri di depan rumah.

"Lho, kamu belum berangkat, Sayang? Kamu nunggu siapa? Apa mau Papa antar?" cecar Deon melihat gurat wajah Rania yang menahan kekesalan.

"Nggak usah Pa, Rania bawa mobil aja," tolak Rania segera menuju mobil kesayangannya di garasi.

A & A [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang