"Rasa percaya itu sangat sulit, ketika apa yang dilihat oleh mata belum tentu itu yang terjadi sebenarnya."
-Arvin Putra Alandra-
***
"Pa, Ma, Ara mau izin pergi ke rumah Arsy ya," pamita Ara.
Sarah dan Rian saling pandang. Mereka melihat penampilan anak perempuannya yang jauh dari kata anggun. Ara memakai celana jeans, kaos dilapisi cardigan.
"Kamu di undang juga Sayang?" tanya Sarah.
Ara yang sedang mengikat tali sepatu mendongak. Papa dan Mamanya juga sudah berpenampilan sangat rapi.
"Lho, Papa sama Mama mau ke rumah Arsy juga?"
"Iya Nak. Kamu tahu ada acara apa?" sambung Rian.
"Ara nggak tahu Pa. Tadi pagi, Rania yang undang Ara suruh datang ke rumah Arsy."
Sarah dan Rian saling pandang. Mereka waswas. Takut, akan kejadian masa lalu terulang lagi.
"Sayang ... kamu nggak usah datang ya, perasaan Mama nggak enak," rayu Sarah.
"Mama tenang aja. Paling sekadar kumpul keluarga aja."
"Tapi Ara, apa kata Mama kamu benar." Karena Papa nggak mau terjadi sesuatu yang buruk sama kamu nanti.
"Insya Allah nggak akan terjadi apa-apa Pa. Berangkat yuk," ajak Ara dengan semangat.
"Sam! kunci pintu ya, gue sama Sarah berangkat!" teriak Rian.
"I-iyhah ...."
Suara Sam seperti menahan geraman sesuatu yang terdengar tidak asing di telinga Ara.
"Pa, Om Sam kenapa? Sakit?" tanya Ara penasaran.
Rian menggaruk pelipis bingung menjelaskan.
"Sayang ... itu urusan suami istri, nanti kamu juga akan merasakan kok, sekarang berangkat ya," dalih Sarah meringis.
Memang, Sam dan Alexa tidak ikut, karena Lea terus saja merengek minta di temani tidur. Tentu saja Sam sangat bersemangat, menngingat jika Lea sudah tertidur, pasti sangat nyenyak dan tidak sadar jika ada suara yang mengganggu.
"Hish, dasar Sam. Masih aja sama kayak dulu. Mesum," gumam Sarah mendelik kesal pada Rian.
"Namanya juga laki-laki Ma. Papa juga mau kayak Sam. Buat adik untuk Ara," celetuk Rian tanpa filter.
"Buat adik? Kayak Om Sam lakukan sekarang Pa?"
****
"Jadi, kamu dengar waktu mereka bilang mau menjodohkan Arvin sama Rania?" tanya Hansel.
"Iya Kak. Arsy nggak sengaja dengar waktu itu," balas Arsy berjalan hilir mudik di depan rumah.
"Terus, kenapa nggak kamu bilang sama mereka Sayang?"
"Arsy takut Kak, hubungan mereka baru aja di mulai, masa Arsy harus kasih tahu mereka dengan berita ini, Arsy... hiks."
Hansel sudah pasti tahu, jika Arsy ingin menangis. Hansel menenangkan Arsy dengan memeluknya
"Jangan nangis lagi ya Sayang, kita berdoa aja semoga semuanya baik-baik aja," ujar Hansel mengurai pelukan mereka.
Arsy mengangguk. Hansel menghapus air mata yang menggenang di pelupuk mata Arsy.
"Duh, ada yang lagi kasmaran nih," sindir Ara.
"Hish, ganggu aja lo Ra!" gerutu Arsy kesal.
"Gimana nggak ganggu? Kalau kalian berdua mesra-mesraan di depan rumah," sahut Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [TELAH TERBIT]
Novela JuvenilSEQUEL ALEANDRA Telah Terbit di @_gentebooks Kisah masa lalu, tidak akan kembali lagi. Namun, kisah masa lalu pasti terulang kembali. Arabella-putri seorang mantan napi, dipertemukan dengan Arvin Putra Alandra-putra seorang perempuan yang memiliki...