"Ikuti apa kata hatimu. Jika hatimu berkata iya, katakan iya. Jika hatimu berkata tidak, maka katakan tidak. Karena, tak selalu, harapan menjadi kenyataan."
-Hansel Steven-
***
Arsy pulang dengan wajah yang di tekuk kesal. Arsy langsung masuk begitu saja menghempaskan bokongnya di sofa tanpa memandang siapapun yang duduk di sofa dengan sang mama. Yana dan Alea yang berbincang-bincang pun terhenti, melihat ekspresi wajah Arsy yang bersungut-sungut.
"Kamu kenapa Sayang? Kok, wajahnya di tekuk gitu?" tanya Alea.
"Arsy kesal Ma ... si cokelat sok kegantengan," rajuk Arsy mencebik dengan memandang kolong meja.
"Cokelat?"
Arsy yang familiar dengan asal suara, menoleh.
"Bunda Yana!" pekik Arsy girang.
Arsy memeluk Yana begitu saja. Yana yang tidak siap pun menjadi tertarik ke belakang. Untung saja mereka duduk di sofa.
"Kamu nih, Bunda dari tadi di sini duduk, kamu nggak lihat. Kenapa Sayang?"
Yana mengelus rambut panjang Arsy pelan. Arsy kembali mode awal dengan wajah kesalnya.
"Biasa Bunda, si cokelat cari masalah."
"Itu loh Kak, sahabat Arvin si Hansel," sahut Alea yang melihat Yana kebingungan mendengar nama cokelat.
"Oh, cowok tampan kayak artis korea itu ya? Emang kalian ada hubungan apa?"
"Arsy udah pacaran sama kak Hansel Nda," cicit Arsy malu-malu.
"Oh, jadi ceritanya kesayangan Bunda udah punya pacar?" Yana menggoda Arsy.
"Udah dong Nda, nggak kayak kak Arvin jomlo mulu," cerocos Arsy.
Yana terkekeh pelan dan kembali mengusap rambut Arsy.
"Meskipun kamu pacaran, tetap yang paling utama belajar ya, Sayang," peringat Yana.
"Iya Nda, Arsy tahu kok. Oh iya, Hanna sama Vano mana Nda?" Arsy memindai ruang tamu memcari keberadaan Hanna dan Vano.
"Paling di kamar kamu," sahut Alea.
"APA?"
Arsy bangkit dari duduknya berlari tergesa-gesa menuju kamar. Sudah dipastikan jika ada Hanna dan Vano, kamar Arsy pasti kayak kapal pecah berantakan.
Arsy membuka pintu dan menganga melihat seprai kasurnya berantakan, buku-buku berserakan di tempat tidur, belum lagi laptop Arsy di utak-atik, dan jangan lupakan boneka yang tertata rapi di kasurnya sudah berserakan di lantai.
"HANNA... VANO... !!"
Mereka yang merasa di panggil menoleh melihat yang punya kamar berdiri bersedekap dada . Mereka berdua menyengir kuda dan saling pandang.
"Mampus!" rutuk Hanna pelan.
"Eh, kak Arsy maaf ya Kak, tadi Hanna lagi cari Kelly."
"Ah, iya Kak, Vano juga nih, cari kalung Kelly hilang tadi jatuh pas di gendong," Vano menimpali.
"Hum gitu, mana Kellynya sekarang?"
"Hum, eng, ah, Vano lupa Kelly tadi di dekat pintu Kak," dalih Vano menggaruk rambutnya.
"Oh, iya Hanna lupa Kelly tadi di sana," tunjuk Hanna ke arah kamar mandi.
"BERSIHKAN KAMAR KAKAK SEKARANG! KALAU NGGAK, JANGAN HARAP KALIAN KELUAR DARI KAMAR KAKAK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [TELAH TERBIT]
Fiksi RemajaSEQUEL ALEANDRA Telah Terbit di @_gentebooks Kisah masa lalu, tidak akan kembali lagi. Namun, kisah masa lalu pasti terulang kembali. Arabella-putri seorang mantan napi, dipertemukan dengan Arvin Putra Alandra-putra seorang perempuan yang memiliki...