BAB 20 | Kembalinya Selina

9.5K 500 50
                                    

"Sebelum bertindak, seharusnya sudah memikirkan apa konsekuensinya terlebih dahulu, jika salah langkah."

-Bara Putra Sandjaya-

***

Bara melamun di sofa kamarnya. Bara menatap televisi di depannya yang sibuk berbicara sendiri. Bahkan, suara yang memanggil Bara tidak di dengar, hingga bantal di kasur Bara melayang tepat di kepala membuat dirinya terkejut. Bara menoleh melihat pelakunya dan mendengkus.

"Lo kalau dipanggil nyahut dong, kayak di hutan tahu sepi banget nih, rumah," omel Tiara pada Bara yang masih santai berbaring di sofa.

"Lo ganggu khayalan gue aja deh. Ngapain sih lo?" sewot Bara mengubah posisi menjadi duduk.

"Khayalan? Ck, lo mengkhayal bidadari cantik tiba-tiba datang dan ngajak lo nikah?" ejek Tiara.

"Nggak lah! Gue lagi bayangin seandainya gue sama Ara itu jadian. Pasti gue bahagia banget," ucap Bara tersenyum sendiri seperti orang gila.

"Ih, lo kerasukan Bang? Nggak biasanya lo kayak gini deh," celoteh Tiara ikut duduk di samping Bara.

"Sialan lo Dek, nggak, gue cuma lagi mikirin cara buat rebut Ara dari Arvin," kata Bara dengan menerawang melihat langit-langit kamarnya.

Tiara yang yang mendengar nama familiar di telinganya menghadap Bara menaikkan kakinya ke sofa.

"Bentar, pacar? Ara punya pacar? Arvin?"

"Iya, lo nggak tahu?"

"Nggak, setahu gue Ara gak punya pacar Bang. Dan Arvin yang lo maksud itu orangnya ganteng, putih, tinggi ,mirip oppa Korea?" tanya Tiara antusias.

"Bukan! Itu Hansel, ini sahabat Hansel, namanya Arvin," ralat Bara.

"Hansel? Jadi, Abang kenal sama yang namanya Hansel?" pekik Tiara dengan suara cemprengnya.

"Suara lo Dek, ngalahin Toa," sindir Bara bangkit dari sofa menjauhi Tiara.

"Sirik bilang aja lo Bang. Eh, gue mau tahu nomor Hansel dong, boleh ya?" pinta Tiara dengan puppy eyes andalannya bangkit dari sofa mendekati Bara.

"Ck, lo suka sama Hansel?"

"Iya, dia ganteng, tapi sayang udah punya pacar. Nggak apa-apa deh, sebelum janur kuning melengkung masih bisa di tikung," balas Tiara dengan tersenyum sendiri.

"Tuh, lo cari aja di ponsel gue. Mana tahu nomornya ada," tunjuk Bara ke arah ponselnya di atas nakas.

Tiara mengambil ponsel Bara dan mengutak-atik ponsel Bara dan mendapatkan nomor Hansel.

"Yeay! Nomornya dapat, akhirnya ...." Tiara tersenyum sumringah.

"Dek, emang benar kata lo kalau Ara tuh nggak punya pacar?" tanya Bara memastikan.

"Benar Bang, sejak junior high school kok. Ara kan fokus untuk belajar aja."

Bara menggut-manggut dan mengingat kilasan lalu. Ara yang mengaku sudah punya pacar dan itu Arvin. Bara menyeringai membuat Tiara bergidik ngeri.

"Gaya lo kayak psikopat tahu! Ngeri gue lihat lo," balas Tiara sedikit menjauh dari abangnya itu.

"Iya, psikopat cinta!"

Tiara tergelak melihat keabsurd-an abangnya itu. Sedang asyiknya bercanda ria, ketukan pintu dari pembantu menghentikan percakapan mereka.

"Maaf, Den Bara, di bawah ada tamu yang ingin bertemu."

A & A [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang