BAB 32 | Ketahuan Pacaran

9.1K 620 82
                                    

"Sesuatu yang dirahasiakan cepat atau lambat pasti ketahuan. Hanya tinggal menunggu, kapan waktu itu datang."

-Arvin Putra Alandra-

***

Sebagai sepasang kekasih, tentu Arvin sangat ingin melakukan kencan romantis seperti yang Hansel lakukan kepada Arsy. Namun, Arvin memikirkan hubungan mereka yang backstreet. Arvin dan Ara tentu saja merasa tidak nyaman. Arvin memutuskan akan segera memberitahukan pada Hansel, Arsy dan Rania. Hubungan Arvin sudah berjalan satu bulan, namun Ara masih tetap kukuh pada pendiriannya untuk merahasiakan hubungan mereka berdua.

"Ara please... aku nggak mau merahasiakan hubungan kita berdua. Sudah satu bulan kita pacaran, tapi teman-teman kita nggak ada yang tahu," pinta Arvin membujuk Ara.

"Arvin... aku udah bilang, kalau aku nggak mau nanti jadi ada salah paham. Kamu tahu Rania suka sama kamu kan?"

"Nggak Sayang. Rania itu nggak suka sama aku. Rania anggap aku, hanya sebagai abang, nggak lebih," balas Arvin.

Ara menghela napas. Saat ini, mereka sedang berada di tepi danau dan duduk di atas rumah pohon yang tempo hari Arvin tunjukkan pada Ara. Ara memandang hamparan air danau di depannya.

"Mau sampai kapan?" imbuh Ara memandang lurus ke danau dengan pandangan yang menerawang.

"Aku akan jujur sama mereka Ra. Aku nggak mau hubungan kita kayak gini. Aku serius sama kamu."

Ara memandang Arvin. Arvin begitu tulus menyayanginya. Tatapan nanar yang memancar dari kedua bola matanya yang jernih, membuat Ara sedikit luluh.

"Aku takut Vin. Aku... nggak mau, nanti Rania jadi memusuhi aku," balas Ara dengan menunduk.

Arvin menggeser duduknya mendekat dengan Ara. Arvin memegang tangan Ara dengan sebelah tangannya, dan sebelah tangannya lagi memegang pipi Ara mengarahkan kepala Ara menatap Arvin.

"Lihat aku Sayang. Apa aku main-main dengan perkataanku? Aku serius dengan hubungan kita. Aku nggak mau, merahasiakan hubungan ini lebih lama lagi," balas Arvin dengan tatapan sayu.

"Kamu serius sayang sama aku?"

Arvin mengangguk.

"Kalau kamu sayang sama aku... aku-"

Ara memberhentikan kata-kata nya ketika mendapat usapan lembut di pipinya. Jarak wajah Arvin semakin dekat. Ara merasakan jantungnya jumpalitan tak menentu. Arvin menatap intens Ara. Semburat merah di kedua pipi Ara semakin memerah tatkala Arvin semakin mendekatkan wajahnya ke bibir Ara. Ara memejamkan kedua matanya.

"Tinggal sedikit lagi, uh. Ayo Arvin ...."

Sayup-sayup bunyi seperti suara Hansel, membuat Arvin mengurungkan niat menjauhi Ara. Arvin salah tingkah.

Sial! karena Hansel, gue hampir lepas kendali! Karena dia juga yang kasih tahu gue soal first kiss! gerutu Arvin dalam hati.

"Ya ampun Ara... ternyata kalian diam-diam? Gue nggak nyangka," sahut Arsy yang melihat Ara dan Arvin di rumah pohon.

Hansel dan Arsy segera naik ke rumah pohon. Arvin mendengkus.

"Kenapa lo? Gagal ya acara ciumannya, heh?"

Hansel menyindir Arvin. Puas sudah hati Hansel membalas dendam.

"Kalian kenapa bisa tahu gue di sini? Ganggu aja lo berdua," celetuk Arvin jengkel.

"Bisa lah Kak. Kan, Motor lo udah gue pasang GPS eheheh," Arsy menyengir lebar dengan kekehannya.

Arvin mengusap wajah kasar. Arsy memang sudah merasa curiga dengan Arvin. Ketika, beberapa minggu terakhir Arvin suka sekali berbohong.

A & A [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang