BAB 36 | Rencana Rania

7.5K 587 129
                                    

"Ketakutanku adalah ketika inginku tak sesuai dengan jalan yang takdir berikan."

-Arabella-

***

Suasana pagi di rumah Ara sangat riuh. Mengingat Lea yang tidak ingin di rawat di rumah sakit. Sam dan Alexa terpaksa meminta izin dokter agar Lea rawat jalan. Lea terus merengek meminta Ara selalu berada didekatnya. Apalagi, ketika Ara menjenguk kemarin di rumah sakit.

"Sorry Bro, lo jadi repot gini karena Lea," ujar Sam merasa tidak enak hati.

"Santai aja Sam, lo kayak sama siapa aja," balas Rian.

"Sarapan dulu Mas, ajak Sam,"panggil Sarah dari arah dapur.

"Cie, Mas. Mas tukang bakso Yan?" ejek Sam.

"Sialan lo Sam," umpat Rian meninju pundak Sam yang terkekeh pelan.

"Lea sayang ... Kak Ara pergi sekolah dulu ya. Nanti, pulang sekolah Kak Ara beli kue cokelat," bujuk Ara yang menggendong Lea dengan masih mencebik tidak ingin turun dari gendongan Ara.

"Sayang, sama Mama yuk, Kak Ara mau pergi sekolah," bujuk Alexa mendekati Ara yang terlihat kesusahan menenangkan Lea yang merengek.

"Anak lo pakai jimat apa Yan? Anak gue lengket banget sama anak lo," celetuk Sam.

"Heh, sembarangan lo Sam!" sambung Sarah menepuk pundak Sam.

Sam hanya meringis merasakan tepukan Sarah di pundaknya. Rian hanya tersenyum mengejek.

Ara terpaksa membawa Lea di gendongannya ke meja makan, karena Lea tidak mau melepaskan Ara. Disaat ingin duduk, bunyi ketukan pintu terdengar.

"Biar Ara aja yang buka," sahutnya sembari membawa Lea yang masih menyembunyikan wajah di ceruk leher Ara.

"Assalammualaikum kedua Princessku," ucap Arvin.

Lea yang mendengar suara tidak asing lagi, menoleh kan pandangan.

"Tak Apin!" pekik Lea girang mengulurkan tangan meminta gendong.

"Waalaikumsalam, Arvin? Kenapa kamu ke sini? Harusnya kamu kan istirahat di rumah. Nanti, kalau kamu makin sakit gimana ?" cecar Ara.

Arvin hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan Ara yang terlihat mengkhawatirkan dirinya. Arvin mengambil Lea dari gendongan Ara.

"Aku nggak apa-apa Sayang. Nggak di persilakan masuk nih?"

"Eh, iya maaf. Yuk, masuk," ajak Ara tersenyum kikuk.

Arvin mengusap pucuk kepala Ara dengan sayang, sembari masuk ke rumah Ara.

"Assalammualaikum, Tante, Om semua," sapa Arvin dengan senyuman lebarnya.

"Waalaikumsalam. Loh, Arvin kok ada di sini?" tanya Sam bingung.

"Biasa Sam, anak muda," cibir Rian.

"Kalian pacaran?" tebak Alexa.

Ara tersenyum malu-malu.

"Iya Xa, aku juga baru tahu. Selama ini mereka pacaran backstreet. Belum lama ini, Arvin selalu menjemput Ara. Ya, meskipun pada awalnya lewat Arsy sih," sindir Sarah.

Rian tergelak mendengar nada sindirian yang di lontarkan Sarah di akhir kalimatnya.

"Ma, jangan seperti itu. Lihat tuh, Ara wajahnya kayak kepiting rebus," goda Rian.

"Hish, Papa! Udah deh, jangan goda Ara terus. Sarapan yuk, Ara lapar," keluhnya sembari mencebik lucu.

"Kayak kamu dulu Yang," timpal Sam.

A & A [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang