BAB 31 | Perangkap Selina

9.4K 615 174
                                    

"Obsesi menjadikan seseorang tidak lagi berpikir rasional. Antara baik dan salah, jalan apapun akan ditempuh untuk mendapatkan keinginannya."

-Selina Abraham-

***

Azan subuh yang berkumandang, membangunkan tidur nyenyak Arvin. Biasanya selesai solat subuh, Arvin jogging santai di sekitar komplek perumahannya. Namun, kali ini tidak. Arvin bergegas, bersiap-siap mandi dan berpakaian seragam sekolah. Karena, sesuai janjinya hari ini Arvin menjemput Ara.

Pukul 06.30 wib

Tap Tap Tap

Derap langkah kaki Arvin yang menapaki anak tangga terdengar dari arah meja makan. Alea, Andra dan Arsy yang sedang sarapan saling pandang melihat Arvin yang terlihat terburu-buru.

"Pa, Ma, Arvin berangkat dulu ya," kata Arvin menyalami tangan kedua orang tua nya.

"Sarapan dulu Vin. Kamu mau kemana jam segini?" tanya Alea melihat jam di pergelangan tangan Arsy.

"Arvin... mau jemput Rania," dalih Arvin.

"Rania? Kamu yakin Vin?" Andra ikut menimbrung.

"I-iya Pa."

Kenapa Kak Arvin bohong ya? Kan, Rania berangkat sama gue. Aneh deh, batin Arsy melirik Arvin.

Arsy memandang Arvin dengan tatapan menyelidik. Arsy mencurigai kakaknya.

"Yaudah, bentar Mama siapkan sarapan kamu, bawa ke sekolah aja. Minum susunya dulu aja Vin," sahut Alea beranjak dari duduknya mengambil kotak bekal dan mengisinya dengan nasi goreng, serta telur mata sapi dan sosis.

"Kamu nggak bohong kan Vin?"
tambah Andra lagi.

"Nggak Pa. Arvin memang jemput A-eh, Rania," kata Arvin yang hampir saja keceplosan.

Andra mengangguk mengerti. Andra sudah pasti menduganya.

"Ara maksud lo Kak?" tebak Arsy.

"Kok jadi bahas Ara?"protes Alea pada Arsy.

"Itu Ma, Kak Arvin-awh!"

Arsy merengut sebal memandang Arvin. Arvin dengan sengaja menginjak ujung sepatu yang dipakai Arsy.

"Kamu kenapa Arsy?" imbuh Andra.

"Itu Pa. Kaki Arsy sakit, kayaknya di gigit semut nakal," celetuk Arsy.

"Semut? Perasaan Mama nggak ada semut Sayang," imbuh Alea.

Arvin yang tidak ingin berlama-lama jika berada didekat Arsy yang kepo, memutuskan langsung pergi.

"Arvin pergi, assalammualaikum Pa, Ma," tutur Arvin segera mengambil kotak bekal makanannya dan segera melangkah keluar rumah.

Sepuluh menit kemudian ...

Arvin sampai di persimpangan rumah Ara. Arvin melihat Ara yang baru saja sampai.

"Pagi Neng," sapa Arvin.

Ara terkejut, melihat keberadaan Arvin.

"Pagi... kamu ya, buat kaget aku aja!" rutuk Ara kesal.

"Cie, yang udah biasa panggil kamu," goda Arvin.

"Nggak usah mulai deh," balas Ara merengut sebal.

"Iya-iya.Yuk, naik," ajak Arvin.

Ara segera naik ke motor ninja Arvin dengan memegang pundak Arvin kuat.

A & A [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang