"Aku takut mengenalmu lebih jauh. Karena, masa laluku yang membuat aku tidak percaya ucapan yang keluar dari mulut manis seorang laki-laki."
-Arabella-
***
Arvin membawa Ara ke tempat favoritnya. Di sebuah jalan seperti desa asri yang sepanjang jalan banyak pepohonan rindang. Arvin sampai di tempat favoritnya dengan Ara yang bersandar di pundak Arvin, membuka kedua matanya ketika angin tidak lagi menerpa wajahnya.
"Kita di mana Kak?" tanya Ara bingung melihat sekitarnya.
"Turun aja. Nggak usah bawel," balas Arvin membantu Ara turun dari motor.
Arvin menggenggam tangan Ara dan menuntunnya berjalan. Tidak jauh dari motor mereka parkir, terlihat rumah pohon yang disuguhkan pemandangan seperti danau di depannya. Sangat indah. Apalagi mengingat banyak pepohonan yang rindang.
"Wah... di sini tempatnya asri banget," kata Ara yang dengan senyum manis.
"Naik ke rumah pohon," perintah Arvin.
Ara melihat rumah pohon sederhana di atas kepalanya yang di bantu oleh Arvin.
"Hah! takut jatuh. Rumah pohon ini Kakak yang buat?"
"Nggak. Gue nemu aja pas gue lagi jalan-jalan," jawab Arvin.
Ara mengangguk.
"Kepala lo masih sakit? Masih pusing?" cecar Arvin memegang kepala Ara.
"Nggak Kak. Udah sedikit membaik kok."
"Ra... seandainya ada yang suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar dia?" pancing Arvin duduk di tepi rumah pohon dengan menjuntaikan kaki menghadap arah danau.
"Siapa? Lagian, siapa yang mau sama gue. Kan, gue udah nggak suci," balas Ara.
"Siapa bilang lo nggak suci?"
"Gue udah nggak perawan."
Arvin memandang Ara dengan tatapan mengernyit.
"Maksudnya, lo pernah berhubungan sama pacar lo?"
"Nggak. Gue nggak pernah punya pacar. Dulu... gue pernah jadi korban pelecehan."
"Bara?"
Ara mengangguk.
~Flashback~
Arabella yang saat itu masih duduk di bangku kelas junior high school kelas 1 yang selalu pulang sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Ara yang tidak punya teman bermain, selalu merasa sendirian. Ketika pulang sekolah, Ara yang sedang menunggu angkutan umum, melihat beberapa siswa berseragam Sma sedang tawuran. Ara yang pada saat itu belum pemberani. Ara sedikit takut. Salah satu, dari siswa Sma itu berlari ke arah Ara. Sontak, Ara gelagapan harus berbuat apa.
"Woi ! jangan lari lo pengecut !" teriak salah satu siswa yang berseragam sekolah berlambang Sma Nusa Pratama.
"Akh !" Ara mengaduh kesakitan, ketika siswa yang berlari tadi, menggores tangan Ara memakai pisau tajam.
Bara yang melihat itu semakin geram dan jengkel.
"Lo nggak apa-apa?"
"Ng-nggak Kak. Gue nggak apa-apa kok," sahut Ara meringis.
"Ikut gue ya, gue obatin tangan lo."
Ara ragu-ragu. Tapi, tangan Ara yang tergores pisau sangat sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [TELAH TERBIT]
Teen FictionSEQUEL ALEANDRA Telah Terbit di @_gentebooks Kisah masa lalu, tidak akan kembali lagi. Namun, kisah masa lalu pasti terulang kembali. Arabella-putri seorang mantan napi, dipertemukan dengan Arvin Putra Alandra-putra seorang perempuan yang memiliki...