"Akan ada masanya, ketika lo merasa lelah dengan kehidupan yang lo jalani. Berusaha bersikap tidak terjadi apa-apa, namun, di balik ketegaran itu tersimpan hati yang rapuh."
—Tiara Arfani Sandjaya—
***
Ara mengingat pertemuannya tadi dengan Bara. Untung saja, Ara berhasil menghindari Bara. Ara yang duduk di kantin di kejutkan dengan kedatangan Arsyelia bersama satu temannya.
"Ara, kok, melamun?"
"Eh, nggak kok, Arsy," balas Ara.
"Oh, iya, Arsy punya sahabat, namanya Rania."
Arsyelia memperkenalkan Rania kepada Ara.
"Loh, bukannya kamu yang tadi berdebat sama kak Selina kan?" tebak Rania.
"Iya, kok, lo tahu?"
"Tahu, kan, Rania di kelompoknya. Rania lihat Ara tadi keren banget lawan nenek lampir itu, soalnya kerjaan dia marah-marah terus," cerocos Rania.
Ara tersenyum simpul melihat julukan yang di beri Rania pada Selina. Rania mengulurkan tangannya.
"Nama aku, Rania."
"Arabella, panggil Ara aja."
Ara menyambut uluran tangan Rania membuat Arsyelia tersenyum lebar.
"Yeay! Nambah teman baru lagi, semoga bisa jadi sahabat ya kita bertiga," tutur Arsyelia.
Ara dan Rania tersenyum simpul melihat Rania yang senang seperti anak kecil yang baru mendapatkan permainan baru.
"Hallo Ara, kita bertemu lagi," sapa seseorang yang mengenal Ara.
"Tiara," gumam Ara.
"Iya, ini gue, lo takut? Atau, lo merasa bebas karena udah nggak ada gue yang bakal ganggu hidup lo?"
Ara merasa dunia sangat sempit mengingat dirinya harus bertemu dengan orang seperti Bara dan Tiara di sekolah yang sama.
"Ara kenal dia?"
Rania yang penasaran langsung menanyakan pada Ara begitu juga dengan Arsy.
"Jelas Ara kenal. Gue teman satu sekolahnya waktu junior high school. Ara kan bitchnya sekolah gue," celetuk Tiara tersenyum miring melihat reaksi Arsy dan Rania terhadap Ara.
"Bukannya, lo yang bitch sekolah?" balas Ara menyindir.
Tiara mengepalkan kedua tangannya geram. Tiara menunjuk Ara dengan dagunya membuat Sania dan Widya mengerti.
"Eits! Mau ngapain lo?" sahut Rania menghadang teman-teman Tiara.
"Lo nggak usah ikut campur, ini urusan gue sama Ara!" ketusnya.
"Jelas ini urusan gue! Ara teman gue," balas Rania menantang Tiara.
Ara menoleh melihat Rania begitu juga dengan Arsy yang menganggukkan kepalanya meyakinkan mereka akan baik-baik saja.
"Oh, ada bodyguard ternyata, di bayar berapa lo sama Ara? Sampai kalian bela dia!" hardik Tiara.
"Dengar ya, Tiara. Pertemanan yang tulus itu, membela satu teman ketika dia di serang lawan yang padahal dia nggak salah, daripada berteman dengan orang kayak lo yang di siram uang biar patuh sama perkataan lo," kata Rania.
Perkataan Rania membuat emosi Tiara memuncak dan semakin mengepalkan kedua tangannya emosi . Tiara langsung mendekati Rania ingin menarik rambut panjang Rania, namun Ara mencegah dengan menahan tangan Tiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [TELAH TERBIT]
Fiksi RemajaSEQUEL ALEANDRA Telah Terbit di @_gentebooks Kisah masa lalu, tidak akan kembali lagi. Namun, kisah masa lalu pasti terulang kembali. Arabella-putri seorang mantan napi, dipertemukan dengan Arvin Putra Alandra-putra seorang perempuan yang memiliki...