BAB 33 | Antara Keinginan & Kebimbangan

8.6K 576 107
                                    

"Pilihan akan selalu ada. Tapi, sebuah pilihan akan membuat kita salah langkah, ketika salah menentukan pilihan."

-Bara Putra Sandjaya-

***

Bara yang sedang merasa frustrasi gelisah di ruang tamu rumahnya memikirkan Tiara, di tambah lagi dengan kedatangan Selina kerumahnya.

"Bara... kamu kemana aja? Kok, nggak datang ke sekolah?" cecar Selina.

"Ada perlu apa lo cari gue?"

Selina yang sebenarnya malas berhubungan dengan Bara hanya karena di jadikan atm berjalan, pura-pura khawatir.

"Aku khawatir sama kamu Bara. Kamu nggak masuk sekolah berminggu-minggu."

Bara yang duduk di sofa memijit pelipis pusing, semakin pusing mendengar kebawelan Selina.

"Sekarang lo pulang. Jangan buat gue tambah stres," usir Bara.

Selina mendumel kesal dalam hati atas pengusiran Bara. Karena ada maunya saja Selina datang ke rumah. Jika tidak, Selina pasti tidak akan datang menemui Bara.

"Kamu kenapa sih, Sayang? Dari wajah kamu kayaknya lagi ada masalah ya?" rayu Selina berusaha mendekati Bara yang duduk di sofa.

"Bukan urusan lo Sel," balas Bara tak acuh.

"Kok, kamu gitu? Aku kan pacar kamu," ucap Selina mencebik.

"Baru pacar," sanggah Bara.

Selina semakin memanyunkan bibirnya kesal.

Sabar Sel, bentar lagi. Bara pasti bertekuk lutut di hadapan lo!

"Kamu ada masalah apa Bara? Siapa tahu aku bisa bantu," bujuk Selina.

Bara memandang Selina dengan tatapan malas.

"Lo nggak akan bisa bantu gue. Tiara lagi di rumah sakit. Tiara secepatnya harus dapat donor darah golongan O negatif, kalau nggak nyawa Tiara taruhannya."

"Memangnya Tiara sakit apa?" pancing Selina.

"Tiara... nekat bunuh diri. Tiara hamil. Cowok yang menghamilinya nggak mau tanggung jawab ...," lirih Bara.

"Lo yang sabar ya Bara. Jadi, keadaan Tiara gimana sekarang?" Selina mengusap bahu Bara menenangkan.

"Tiara kritis karena kehilangan banyak darah. Tiara berusaha menggugurkan kandungannya."

Bara menunduk dalam menumpukan kedua tangan menutup wajahnya.
Selina berusaha menenangkan Bara. Pucuk di cinta ulam pun tiba kata Selina dalam hati.

"Bar, gue punya penawaran buat lo," kata Selina.

Bara menaikkan pandangannya melihat Tiara.

"Penawaran apa maksud lo?"

"Iya. Darah gue O negatif. Gue bisa tolong Tiara."

Bara mengubah ekspresi wajahnya menjadi riang.

"Benar Sel? kalau gitu kita kerumah sakit sekarang," ajak Bara menarik tangan Selina.

Selina diam tak beranjak, membuat Bara bingung.

"Sabar Bara, ini semua ada hubungannya dengan penawaran gue," celetuk Selina.

"Apa lagi Selina? Kalau lo mau uang, gue kasih. Lo mau apa? Mobil, perhiasan atau apa? Asal nyawa Tiara selamat," cerocos Bara.

"Bukan. Gue mau-" Selina berdiri dari duduknya mensejajarkan tingginya dengan Bara dan berbisik,"Lo turuti permintaan gue."

A & A [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang