BAB 24 | Rencana Alea

10K 539 124
                                    

"Cinta tidak bisa dipaksa. Jika hati telah memilih, maka dia yang memaksa akan kalah."

-Andra Putra Pratama-

***

Menunggu merupakan aktivitas yang sangat membosankan. Begitu juga dengan Andra dan Alea lakukan saat ini. Menunggu putra dan putrinya keluar dari kamar.

"ARVIN, ARSY! CEPAT TURUN! KALAU ENGGAK, RUMAH MAMA KUNCI DARI LUAR!"

Andra mengusap kedua telinganya yang mendengar teriakan Alea menggelegar, dengan suara yang aduhai. Kata Andra, suara Alea seperti macan mengaum berbeda dengan suara Alea yang ketika berada di tempat tidur. Dasar Andra.

"Sayang... jangan teriak, nanti suara kamu habis. Lebih baik simpan suara kamu buat nanti malam kita ena-ena."

"Apa kamu bilang? Ulang sekali lagi." Alea dengan geram mendengar perkataan Andra yang tidak disaring mencubit pinggang Andra kuat.

"Ena-ena."

"Ena-ena itu apa Ma?" sambar Arsy yang tiba-tiba menyahut.

Andra dan Alea terkejut ketika mendengar suara Arsy.

"Kok, Mama nggak dengar suara langkah kaki kamu?"

"Jelas lah Ma. Nih, sepatu Arsy belum dipakai," tuturnya menunjukkan sepasang sepatu ket berwarna pink.

Dari arah tangga terdengar hentakan sepatu Arvin yang turun tergesa-gesa.

"Yuk, Pa, Ma berangkat."

"Eh, bentar Kak. Arsy pakai sepatu dulu," sahut Arsy memasang sepatunya dengan cekatan.

"Nggak ada yang ketinggalan lagi kan?" tanya Andra.

"Eh, ada Pa."

"Apa lagi sih Dek?"

"Itu, pertanyaan Arsy tadi belum dijawab. Ena-ena itu apa?"

Mata Arvin memicing menatap kedua orang tuanya kesal. Andra dan Alea gelisah. Mereka berdua bingung ingin menjelaskan bagaimana.

"Dek, itu urusan orang dewasa. Nanti, kalau lo udah berumah tangga pasti merasakan juga kok," kata Arvin yang memberikan penjelasan.

"Udah nikah? Wah, kalau gitu nanti Arsy tanya Kak Hansel aja deh, mau nikahi Arsy kapan," cerocos Arsy yang dihadiahi sentilan di dahinya.

"Sekolah dulu, sukses, baru nikah. Umur jagung aja mikirin nikah," ejek Arvin.

"Biarin! Bilang aja Kakak sirik karena jomlo," Arsy mengejek Arvin dengan menjulurkan lidah.

Andra dan Alea bernapas lega, mengingat pertanyaan tadi tidak diteruskan Arsy. Alea memandang tajam Andra.

"Yaudah, berangkat yuk. Pasti Opa sama Oma udah nunggu dari tadi," sela Andra meringis melihat tatapan Alea yang tidak bersahabat.

Arvin, Arsy, Alea mengikuti langkah kaki Andra keluar rumah. Mereka sengaja menggunakan satu mobil karena menghemat waktu.

15 menit kemudian ...

Keluarga kecil Andra sampai di rumah Adi dan Letisya. Andra beserta anak dan istrinya turun dari mobil dan melangkahkan kaki mereka menuju pintu rumah Adi dan Letisya.

Andra menekan bel berkali kali dengan sengaja.

"Waalaikumsalam!" Dean yang membuka pintu menyindir Andra dan keluarganya.

"Assalammualaikum."

"Loh, Abang masih di rumah ini? Kok, belum pulang ke Surabaya?"

"Sialan lo Dek! Besok gue juga pergi!" ketus Dean.

A & A [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang