"Jangan pernah berharap akan sesuatu, karena, jika tidak sesuai harapan, maka kita akan kecewa."
—Arsyelia Putri Alandra—
***
Bunyi denting bel terdengar, Alea yang sedang duduk santai segera membuka pintu.
"Assalammualaikum, Ma," ucap Arvin menyalami tangan Alea.
"Waalaikumsalam, Arvin. Kok, kamu telat pulang?"
"Iya, Ma, Arvin—"
"Kamu kenapa, Vin? Kok, luka gini? kamu berantem, ya?" potong Alea memperhatikan wajah Arvin.
"Mama, Arvin baru pulang, masa, udah di ceramahin? Nggak di suruh masuk dulu, nih?"
"Yaudah, masuk, yuk, Mama obatin luka kamu."
Arvin dan Alea pun masuk ke rumah dan duduk di sofa.
"ARSY! ARSY!" teriak Alea.
Arsy yang sedang rebahan pun merasa terganggu karena teriakan sang mama yang memekakkan telinga.
"IYA, MAA!"
Arsy pun terpaksa bangun dari aktivitas rebahannya dan menggerutu tidak jelas.
"Mama, kenapa sih, teriak-teriak kayak di hutan aja, tahu nggak!" omel Arsy.
"Ih, kamu nih, Mama mau minta tolong, ambilkan kotak P3K di kamar Mama."
Arsy menepuk jidatnya,"Mama Arsy tersayang, kalau kotak P3Knya di kamar Mama, kenapa Mama panggil Arsy? Kan, Mama sendiri bisa ambil!" kata Arsy geram terhadap sang mama.
Alea menyengir kuda,"Hehe, Mama malas ke kamar, makanya, Mama suruh kamu."
Arsy menghela napas pelan begitu juga dengan Arvin.
"Udah, Ma, nggak perlu di obatin. Tadi, udah di obatin kok, sama A—" Arvin menghentikan perkataannya mengingat kedua perempuan di depannya ini sangat penasaran akut.
"A? Siapa Arvin?"
Tuh, kan, baru di bilang sang mama, sudah penasaran lebih dulu.
"Lagian, Kakak kenapa, sih? Kok pakai di obatin segala," komentar Arsy.
"Lihat nih, kakak kamu banyak luka lebam di wajahnya . Kan, anak Mama jadi berkurang gantengnya,"sahut Alea dramatis.
Arsy yang penasaran langsung duduk di dekat Arvin dan memperhatikan luka lebam di wajah sang kakak.
"Awh, sakit Dek! Jangan lo tekan kali, luka gue!" Arvin meringis kala Arsy melihat luka-lukanya dengan di tekan.
Arsy menyengir lebar,"Kirain Arsy, Kakak pura-pura di kasih pewarna gitu, biar biru gini."
Arvin semakin pusing melihat dua perempuan di depannya ini.
"Udah, ya, Ma , Adek, Arvin ke kamar dulu," ucap Arvin yang langsung beranjak pergi ke kamarnya.
"Ma, emang kakak kenapa, kok bisa wajahnya lebam gitu?" tanya Arsy penasaran.
"Mama nggak tahu, Sayang. Tadi pas pulang, kakak kamu udah kayak gitu. Kayaknya, kakak kamu berantem deh."
"Mama Arsy yang cantik jelita nggak ada duanya, tapi tetap cantik Arsy, di mana-mana, kalau luka lebam itu ya berantem lah, Mama," tutur Arsy dengan gemas.
Alea mencubit pipi Arsy." Mama juga tahu. Maksud, Mama, berantem dalam masalah lain gitu."
Arsy cemberut kesal mengingat sang mama selalu saja mencubit pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [TELAH TERBIT]
Teen FictionSEQUEL ALEANDRA Telah Terbit di @_gentebooks Kisah masa lalu, tidak akan kembali lagi. Namun, kisah masa lalu pasti terulang kembali. Arabella-putri seorang mantan napi, dipertemukan dengan Arvin Putra Alandra-putra seorang perempuan yang memiliki...