BAB 10 | Mendadak Bertemu

10.9K 473 27
                                    

"Aku tidak akan pernah lupa, jika seseorang pernah menyakitiku. Ketika aku berusaha melupakannya, seseorang itu hadir kembali, mengusik ketenanganku."

—Alea Sabrina Putri—

***

Satu bulan berlalu, setelah Sam bertemu dengan Rian dan Sarah. Sam selalu mengajak Rian dan Sarah untuk berkumpul bersama dengan Andra, Alea, Khanza dan Deon dan yang pastinya membawa anak mereka masing-masing.

Namun, Rian dan Sarah belum ingin, mengingat Sarah yang masih takut bertemu dengan Andra dan Alea. Sementara itu, anak mereka—Arabella sudah resmi lulus dari sekolah junior high school.

"Sayang, kamu udah pilih mau masuk sekolah yang mana?"

Rian selalu mendukung keputusan Ara, yang penting Ara nyaman dan sesuai dengan yang Ara inginkan.

"Udah Pa, Ara mau masuk sekolah SMA Nusa Pratama, soalnya Ara dapat beasiswa di sana," terang Ara.

"Sma Nusa Pratama?" ulang Rian.

"Iya, Ara lupa kasih tahu soal beasiswa itu. Sekolahnya juga bagus."

Rian dan Sarah saling pandang.

"Papa, Mama, kenapa? Nggak suka ya, Ara masuk sekolah di sana?"

"Bukan gitu, Sayang.  Papa, Mama sangat bangga sama kamu karena kamu dapat beasiswa, padahal tanpa beasiswa pun, kamu masih bisa sekolah di sana," tutur Rian.

"Iya, Ara mau mandiri Pa, Ma. Ara mau hidup sederhana aja, nggak mau bergantung dengan orang tua, apalagi sampai buat repot opa, oma," celoteh Ara.

Sarah tersenyum dan mengelus kepala Ara dengan sayang sembari memberikan sarapan nasi goreng seafood.

"Makasih, Sayang, kamu memang anak Mama yang paling pengertian. Yaudah, makan dulu jangan cerita terus."

"Hari ini, kamu ambil surat keterangan lulus kan, buat daftar di sekolah Sma Nusa Pratama?" sahut Rian.

"Iya Pa, cuma ambil itu aja kok, Ara udah daftar lewat online, jadi, tinggal berkasnya aja yang di bawa besok."

"Papa, Ara, makan dulu, nanti di lanjut obrolannya," tegur Sarah.

Mereka pun melanjutkan sarapan. Beberapa menit selesai sarapan, Ara bersiap berangkat ke sekolah.

"Papa, Mama, Ara berangkat dulu," pamit Ara.

"Tunggu bentar, Mama siap-siap lima menit!"  Sarah terburu-buru pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.

"Mama mau ke mana, Pa?" tanya Ara.

"Papa, Mama mau belanja kebutuhan rumah tangga, sekalian antar kamu."

"Pantas, Papa pagi-pagi udah rapi aja."

Ara mencibir sang papa karena melihat penampilan papanya pagi ini, memakai baju kemeja lengan panjang ,celana jeans dan sepatu adidasnya seperti penampilan anak remaja. Padahal, usia sang papa hampir kepala empat, namun, sang papa terlihat makin seksi, yang kata tetangga sekitar sering membuat Sarah cemburu.

"Iya dong, Sayang, meski Papa udah tua, penampilan harus maksimal."

"Ih, Papa udah tua, ingat Pa, kalau Papa tebar pesona, pasti Mama bakal hukum Papa deh," celetuk Ara.

"Nggak akan, Papa punya jurus jitu buat menjinakkan Mama kamu."

"Papa! Emang Mama binatang apa, pakai di jinakkan segala. Ara bilang Mama, nih," ancam Ara galak.

A & A [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang