"Aku tidak tahu mengapa jantung ini seakan berhenti berdetak ketika bersamamu. Apa aku mulai jatuh cinta?"
-Arvin Putra Alandra-
***
Bara menunduk dengan menggerutu kesal mendengar orang yang berbicara di depannya. Bara tidak bisa protes, mengingat yang sedang ceramah ala Mama Dedeh kata Bara, memandang Bara dengan tatapan sinis.
"Bara... sudah berapa kali kamu melakukan pelecehan terhadap siswi baru itu?" tanya Wali kelas Bara bernama Bu Rima.
"Bu, pelecehan apa? Saya tidak melakukan apa-apa sama Ara," elak Bara menaikkan pandangannya melihat Bu Rima.
"Bohong Bu! Bara ingin melakukan pelecehan seksual kepada saya," sahut Ara yang berdiri di belakang Bu Rima.
"Kamu masih tidak mengakuinya Bara? Apa perlu Ibu melayangkan surat panggilan kepada kedua orang tua kamu?"
"Silahkan Bu! Kedua orang tua saya sibuk. Mereka tidak akan pernah datang ke sekolah," jawab Bara dengan tatapan sendu.
Ara yang melihat Bara dengan tatapan seperti itu menjadi tidak tega. Tapi, Ara tidak mau termakan tipu daya Bara lagi.
"Bu, kasih Bara hukuman biar Bara jera," usul Ara.
"Bara, Ibu minta kamu membersihkan toilet, gudang dan menyapu sampah di sekitar lapangan sebagai hukuman kamu yang melanggar peraturan di sekolah," perintah Bu' Rima.
"Tapi, Bu-"
"Sekali protes, hukuman kamu Ibu tambah!" seru Bu Rima lagi.
Bara menghela napas. Bara menatap sinis Ara yang menjulurkan lidahnya mengejek Bara. Bara melangkah gontai meninggalkan Bu Rima dan Ara.
"Masuk ke kelas kamu. Sudah pergantian jam pelajaran," peringat Bu Rima mendengar bel tanda pergantian pelajaran.
Ara mengangguk. Sementara sedari tadi Bara dan Ara berdua, Selina yang ingin pergi ke toilet berjalan dengan bersenandung pelan memusatkan pandangannya ke arah lapangan di tiang bendera. Selina familiar dengan lelaki itu. Mendengar teriakan Bu Rima, Wali kelas Bara, Selina menggeram jengkel menghentakkan kaki kesal menuju toilet.
Ara memasuki kelas dengan menghembuskan napas lelah.
"Lo kenapa Ra? Lo baik-baik aja kan?" Arsy melihat Ara seperti tidak dalam keadaan baik.
"Nggak apa-apa Sy."
"Eh, nanti Guru masuk bilang gue ke toilet ya," pinta Rania beranjak pergi menuju toilet.
Rania keluar kelas. Ketika sampai di toilet perempuan, Selina yang ingin keluar pun tersenyum miring melihat Rania.
"Gayanya sok alim. Nggak tahunya jahat," sindir Selina telak.
"Maksud lo apa Kak?" tanya Rania tidak mengerti.
Selina berbalik dan melangkah mendekati Rania.
"Ck, drama yang hebat," seru Selina tersenyum miring.
"Pertama, 'mengunci Ara di dalam toilet'. Kedua, 'merubah sesuatu di buku. Buku Ara kan? Ketiga... kira-kira apa lagi ya yang akan lo lakukan?" Selina mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di dagunya.
Rania terkejut. Rania merubah ekspresinya secepat mungkin.
"Lo nggak usah sok tahu! Gue gak sejahat itu," elak Rania.
"Ck, drama lagi! Oke, kalau lo nggak mau jujur sama gue. Padahal, tujuan kita sama," bisik Selina memajukan tubuhnya dan berbisik di telinga Rania pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [TELAH TERBIT]
Teen FictionSEQUEL ALEANDRA Telah Terbit di @_gentebooks Kisah masa lalu, tidak akan kembali lagi. Namun, kisah masa lalu pasti terulang kembali. Arabella-putri seorang mantan napi, dipertemukan dengan Arvin Putra Alandra-putra seorang perempuan yang memiliki...