"Aku ingin selalu menjagamu, dari orang-orang yang selalu ingin menyakitimu."
-Arvin Putra Alandra-
***
Di gudang sekolah yang sepi paling ujung, tidak ada satu pun siswa atau pun siswi yang berani datang ke sana. Karena gudang itu di gadang-gadang angker. Bara lah yang menakut-nakuti seluruh siswa dan siswi jika di gudang itu sangat angker. Padahal, Bara hanya ingin tidak ada orang yang menginjakkan kakinya disana. Gudang tua yang terlihat suram, tiang-tiang penyangga yang sudah terlihat rapuh, dengan dipenuhi banyak sarang laba-laba serta meja dan kursi yang penuh debu. Tidak ada yang tahu, jika gudang belakang sekolah itu sudah bersih, karena Bara sangat sering berada di gudang itu. Gudang itu disulap Bara menjadi seperti sebuah kelas yang disamarkan dengan sarang laba-laba dan penuh debu. Jadi, tidak ada yang mengira didalamnya, seperti tempat peristirahatan.
Bara membawa Ara masuk ke gudang tua itu. Napas Ara memburu, Ara semakin ketakutan. Ingin rasanya Ara berteriak, namun suara Ara rasa.ya sudah serak mengingat Ara yang sedari tadi teriak meminta tolong.
"Kalau lo diam gini kan gue suka Ra," kata Bara memperhatikan Ara dengan tersenyum mesum.
"Bara... please, lo jangan lakukan apapun. Lo ingat, lo punya adik perempuan. Kalau adik lo mengalami hal yang sama dengan apa yang lo lakukan kayak gini gimana?"
Bara terdiam. Lagi dan lagi, setiap Bara ingin melakukan sesuatu terhadap Ara, pasti Ara selalu saja membawa-bawa Tiara.
"Ck, lo nggak usah alihkan pembicaraan Ra! Gue tahu, lo mengulur waktu kan biar lepas dari gue?"
Bara menyeringai . Ara menelan saliva kasar. Bara memandang Ara sekilas, dan melangkah mendekati arah pintu. Ara ingat, ponselnya berada di dalam saku rok abu-abunya.
Ara mengulur waktu agar Bara lengah."Nggak Bara. Gue heran deh sama lo. Kenapa lo pilih gue jadi mainan lo dari pada perempuan di luar sana? Contohnya Kak Selina. Dia kan pacar lo," celetuk Ara sembari memperhatikan gerak gerik Bara yang mulai mengunci pintu gudang.
Arvin
Help!Bara kembali melangkahkan kakinya mendekati Ara. Ara menyembunyikan ponselnya. Jantung Ara berdebar, apakah Arvin akan datang menolongnya?
"Selina? Gue udah bosan. Gue pengen rasa yang baru. Gue pengen coba sama lo," balas Bara santai mendekati Ara.
Ara kembali menelan salivanya dengan jantung yang berdebar kencang.
Bara menyeringai melihat Ara yang ketakutan.Please Kak Arvin ... gue mohon, tolong gue. Gue janji kalau lo tolong gue, gue akan melakukan apapun untuk membalas kebaikan lo, batin Ara lirih.
Arvin yang sedang terburu-buru ingin pergi menjemput pesanan kue mamanya di 'Bakery Croissant' karena jadwal arisan mamanya hari ini. Arvin memberhentikan laju motornya di tepi jalan karena getaran ponsel di saku celananya. Arvin mengambil ponsel melihat satu pesan dari nomor tak dikenal.
+62852290194xxx
Help!Arvin mengerutkan dahinya bingung melihat nomor yang tak di kenalnya. Arvin mendial nomor asing itu.
Calling +62852290194xxx ...
Ara terkejut mendengar nada dering ponselnya berbunyi. Ara langsung melihat siapa yang meneleponya.
Ara langsung saja menggeser slide tombol menjawab."Halo Kak Arvin, tolong Ara. Ara-"
Tuts tuts tuts
Arvin yang mendengar suara itu terasa sangat familiar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & A [TELAH TERBIT]
أدب المراهقينSEQUEL ALEANDRA Telah Terbit di @_gentebooks Kisah masa lalu, tidak akan kembali lagi. Namun, kisah masa lalu pasti terulang kembali. Arabella-putri seorang mantan napi, dipertemukan dengan Arvin Putra Alandra-putra seorang perempuan yang memiliki...