E I G H T

357 28 0
                                    

HappyReadingg

Minggu pagi Varo dan teman temannya jogging di lapangan dekat rumah Gladys. Tapi tidak dengan Gladys, dia malas untuk keluar rumah karena orang yang berada di sekitar rumahnya sudah tau dia itu siapa.

Bukannya sombong, Gladys hanya malas jika harus bertegur sapa dan ujung ujungnya akan membahas soal bisnis ataupun kekayaan karena area tempat Gladys tinggal adalah kawasan orang orang yang memiliki perusahaan besar.

Pulang dari jogging, Varo masih belum bertemu dengan Gladys, karena saat dia berangkat tadi Gladys belum bangun dari tidurnya.

"Ehh, Den Varo sudah pulang. Mau saya masakin apa?" tanya salah satu ART itu.

"Emm bi, Gladys udah bangun?" tanya balik Varo tanpa menjawab pertanyaan dari ART itu.

"Sudah Den, tadi Nona Muda sempat keluar sebentar dari kamarnya ngambil minum ke dapur, setelah itu balik lagi masuk ke kamar dan belum keluar sampai sekarang" jelas ART itu dan mendapat anggukan kepala dari Varo.

Varo naik ke lantai 2 dimana kamarnya berada dan membersihkan dirinya. Setelah itu dia kembali keluar kamarnya dan menuju kamar Gladys.

Sudah lebih dari 3 kali Varo memencet bel di kamar Gladys tapi belum juga ada balasan dari yang punya kamar. Varo pun geram dengan sepupunya itu, dia memencet bel itu dengan brutal dan akhirnya Gladys keluar dengan wajah kesal.

"Gue gak budek!!!" teriak Gladys tepat di depan wajah Varo.

Varo memutar bola matanya dengan malas "Kalau gak budek, lama amat lo buka pintunya. Seenggaknya nyaut kek biar gue tau lo masih hidup atau nggak di dalam sana" ucap Varo dengan kesal.

"Gue maskeran tadi bege!!"

"Ya mana gue tau!!"

"Gak usah teriak teriak" saut Gladys tidak mau kalah, setelah itu melihat tampilan dari Varo "Lo mau kemana lagi? Baru juga pulang" tanya Gladys dengan ketus.

Varo menghembuskan nafasnya dengan kasar. Butuh kesabaran ekstra menghadapi gadis di depannya ini "Makan keluar yuk" ajaknya.

Gladys mengerutkan keningnya "Tumben"

"Ya biar gak di rumah melulu. Udah di rumah, diem di kamar doang lagi. Kek anak pingitan lo" cerca Varo membuat Gladys mendengus kesal.

"Gue males keluar, ujung ujungnya ketemu sama temen bisnis bokap. Ganggu"

Varo sedikit memikirkan tempat yang cocok untuk membawa Gladys, dia juga tau kalau sepupunya ini sedikit risih jika harus berhadapan dengan orang orang yang memandangnya hanya dari sudut keturunan.

"Emmm pokoknya gue bakal bawa lo ke tempat dimana tempat itu nggak akan tau lo itu siapa" ujar Varo dengan mantap.

"Yakin?" tanya Gladys meremehkan.

"Ck. Iya. Cepetan siap siap, gue tunggu di bawah" saut Varo, sedangkan Gladys hanya menuruti saja kemauan Varo.

✨✨✨

Di salah satu cafe yang bernuasa klasik, Gladys dan Varo sudah duduk di salah satu meja pelanggan.

Mereka sudah memesan makanan dan minuman bahkan sekarang makanan itupun sudah sampai di depan mereka.

GLADYS (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang