✨HappyReadingg✨
Di balkon kamarnya, Gladys duduk termenung dengan tatapn kosong yang lurus ke depan. Kejadian tadi membuatnya menjadi kembali gadis yang diam, sejak pulang sekolah dia belum keluar kamar bahkan makan malampun tidak.
Untungnya hanya ada Varo dan pelayan rumahnya saja yang ada. Kakaknya sedang ada urusan dan kakek neneknya masih tinggal di Bandung.
Kebahagiaan itu hanya sementara. Yang dia tau sekarang adalah, hanya luka yang memiliki sifat abadi untuk hidupnya.
Hanya luka yang akan menemani hari harinya. Dan lukanya ini akan membekas selamanya di hatinya.
TingNung!!!
Mendengar suara bel dari luar kamarnya membuat Gladys dengan cepat menghapus bulir air yang tanpa sengaja jatuh di pipinya. Sejak tadi memang tidak ada yang berani mengganggunya, dan dia yakin jika itu adalah sepupunya.
Gladys membuka pintu kamar dengan wajah dingin khasnya. Tebakannya benar jika Varo berdiri di sana dengan tangan yang membawa nampan berisi makanan.
Tanpa mengucapkan apapun Gladys langsung mempersilahkan Varo untuk masuk dan kembali mendudukkan diri di balkon.
“Makan dulu Dis.” Ucap Varo yang memecahkan keheningan di antara mereka.
Gladys masih terdiam, dia bahkan tidak menghiraukan perkataan Varo. Yang dia lakukan sekarang hanyalah menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
“Sejak kapan lo tau??” Varo menoleh ketika Gladys membuka suaranya. Suara yang sedari tadi Varo tunggu.
“Tau apa??” tanyanya balik.
Bisa dirasakan Gladys menghembuskan nafasnya dengan lelah sebelum akhirnya kembali membuka suara “Tentang mereka.”
Varo terdiam cukup lama, dia tidak menyangka jika Gladys masih saja ingin tau tentang orang itu yang jelas jelas sudah menyakitinya sejauh ini. Namun, mau bagaimana pun dia sudah tidak bisa menutupi semuanya dari Gladys.
“Gue nggak tau mereka pacaran sejak kapan. Tapi yang gue dan yang lain tau, dia deket sama cewek itu tepat sehari setelah lo sadar.” Ucap Varo yang mulai menceritakan.
“Gue nggak tau apa yang terjadi. Besoknya setelah kejadian malam itu, dia udah mulai menjauh. Dia nggak pernah nerima telpon atau membalas chat dari anak anak lain. Jadi, kita Cuma nunggu dia bicara aja sampai detik ini tapi selanjutnya lo udah tau apa yang terjadi kan.” Lanjut Varo.
Gladys hanya terdiam mendengarkan penjelasan dari Varo, tidak bisa di pungkiri juga jika luka di hatinya kembali teriris. Sangat dalam. Sampai sampai dia mengepalkan tangannya untuk menguatkan dirinya sendiri.
“Tapi, apa lo nggak ngerasa aneh…” ucap Gladys sambil menahan tangisnya yang ingin jatuh kembali “Tiba tiba dia ninggalin gue, ngejauhin lo dan yang lain terus jadian sama cewek itu tanpa ada alasan yang jelas.”
Mata Gladys sudah mulai memerah bahkan bisa di lihat jika air matanya sudah menggenang disana “Kalau boleh jujur, gue belum terima Ro. Gue belum siap nerima luka lagi saat gue udah nyaman sama dia, sama Bunda, dan sama Fino.” Tambah Gladys dengan isakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLADYS (COMPLETE)
Fiksi RemajaFollow, Vote, Comment itu wajib di perwattpad'an duniawii!!!! Langsung di feedback kok:)) Gladysia Winston Roberts, anak dari keluarga Winston dan keturunan Roberts ini merupakan gadis cantik dengan wajah dingin yang selalu menggunakan earphones kem...