T H I R T Y S E V E N

217 21 2
                                    

✨HappyReadingg✨

Di salah satu café milik Gerald, kini Gladys dan Abimanyu sedang duduk berdua dengan masing masing minuman di depan mereka dan juga laptop Abimanyu.

Mereka lebih pantas terlihat seperti sepasang kekasih CEO muda daripada remaja SMA karena dari cara bicara mereka yang serius dengan duduk berdampingan di temani laptop dan beberapa map belum lagi diskusi ringan yang membuat mereka tambah serasi.

“Akhirnya selesai juga ni masalah,” ucap Abimanyu sambil menutup laptopnya dan menatap Gladys yang baru saja selesai mengangkat telpon dari Varo.

“Dis,” panggilnya membuat gadis itu menoleh sambil menaikkan kedua alisnya.

“Lo nggak bosen pacaran sama gue? Kerjaannya Cuma ngurus sekolah, ketemuan kayak gini pun masih sempet aja gue bawa laptop dan ngomongin sekolah sama lo. Jadi, dari sini lo bisa nilai gue kalau gue bukan tipikal cowok romantis.”

Mendengarkan itu Gladys tersenyum tipis mengarah Abimanyu dan mengangkat tangannya untuk merapikan rambut pemuda yang ada di depannya itu.

Gerakan yang sederhana tapi mampu membuat Abimanyu seperti di terbangkan oleh gadis cantik ini.

“Gue nggak butuh kata kata atau hal romantis apapun dari lo. Yang penting lo bisa buat gue nyaman berada di samping lo,” ucap Gladys dengan tulus.

Abimanyu menganggukkan kepalanya dan tersenyum. “Gue janji. Gue akan selalu ada di samping lo dan bikin lo nyaman.”

“Jangan janji, tapi buktiin. Karena orang orang berjanji hanya untuk di ingkari, dan gue udah bosen makan janji janji doang.” Kekeh Gladys membuat Abimanyu ikut tertawa kecil sambil mengusap puncak rambut Gladys.

Melihat tawa Gladys yang begitu tenang, membuat Abimanyu yakin jika Gladys sudah melepaskan semua beban percintaannya terdahulu. Sekarang, dia bisa melihat Gladys yang kembali hangat walaupun tidak ke semua orang setidaknya dia masih bisa melihat tawa Gladys.

“Emm Bi..” kini giliran Gladys yang memanggil Abimanyu dan membuat pemuda itu langsung menolehnya.

“Gue masih belum ngerti system penerimaan beasiswa di sekolah. Emang sih, petinggi sekolah udah ngomong ke gue dan katanya Kak Gerald udah setuju. Tapi kenapa modelan kayak Marsha bisa masuk?? Ya walaupun beasiswa kurang mampu tapi apa nggak ada tahap seleksi?? Setau gue, anak beasiswa itu pasti pinter pinter kan??” tanya Gladys membuat Abimanyu ikut memikirkan itu.

Tapi tidak lama Abimanyu mengernyitkan keningnya “Waktu itu, gue yang mimpin anak beasiswa untuk orientasi sekolah. Kebanyakan emang dari sekolah mereka masing masing yang ngerekomendasiin untuk dapet beasiswa di WHS tapi seinget gue Cuma nama Marsha yang dapet rekomendasi dari salah satu penyumbang dana di sekolah.”

“Siapa??”

Abimanyu memejamkan mata dan menjentikkan jarinya untuk mengingat kembali. “Ah!! Maheswara,” ucapnya membuat Gladys membulatkan matanya.

Jadi yang Charel omongin itu bener –batinnya.

“Dis,” panggil Abimanyu lagi membuat Gladys tersadar dari lamunannya, “sebenarnya lo ngerasa aneh nggak sih sama sikap Charel yang tiba tiba kayak gitu ke lo??”

GLADYS (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang