T W E N T Y O N E

275 19 0
                                    

✨HappyReadingg✨

Di kediaman Winston Roberts, Gladys membuka pintu kamarnya saat mendengarkan bel yang di bunyikan. Disana dia bisa melihat salah satu pelayannya berdiri dengan tidak tenang.

“Ada apa?” tanya Gladys dingin.

“Itu Nona Muda, Den Varo pingsan dan sekarang sudah ada di kamarnya”

Mendengar itu Gladys langsung menutup pintu kamarnya dan berlari melalui tangga untuk menuju kamar Varo. Di kamar Varo sudah ada 2 bodyguardnya dan seorang pelayan yang membersihkan luka di wajah Varo.

Gladys menyuruh pelayan itu pergi dan duduk di pinggir kasur Varo. Bisa dia rasakan jika suhu tubuh Varo sangat tinggi walaupun tidak di sentuh.

“Sudah hubungi Dr. Ahmad??” tanya Gladys pada salah satu pelayan yang berdiri disana.

“Sudah Nona Muda. Dr. Ahmad sedang dalam perjalanan.” Saut pelayan yang tadi memanggil Gladys di kamarnya.

“Terimakasih” ucap Gladys lalu mengalihkan pandangannya menatap ke arah Varo yang masih memejamkan matanya dan terlihat bibir pucat dan terdapat darah di sudut bibirnya.

Gladys juga melihat luka memar yang ada di dahi Varo saat dia mengusapkan rambut Varo.

Apa sebenarnya yang terjadi?? -batin Gladys sambil mengompres luka Varo dengan lembut.

Ketika Dr. Ahmad sudah datang, Gladys memilih melangkahkan kakinya ke arah balkon kamar Varo dan mengambil ponsel di saku celananya.

Dia mencari nomor orang yang mungkin bisa menjelaskan semua rasa penasarannya.

Saat sudah tersambung, Gladys langsung menanyakan ke pointnya karena dia tidak suka berbasa basi.

“Jelasin!” ucapnya singkat padat dan jelas. Dan orang yang di telpon itu adalah Risa. Risa yang sudah mengerti akhirnya menjelaskan semua yang terjadi di apartement antara Varo dan Charel.

Gladys yang merasa sudah cukup dengan penjelasan Risa langsung menutup telponnya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya. Dia juga menghapus air mata yang sempat jatuh saat mendengar penuturan dari Risa.

“Segitu pentingnya dia buat lo Rel, sampai sampai lo pukul sepupu gue dan sahabat lo sendiri demi dia” gumam Gladys pelan dan kembali masuk ke dalam kamar Varo untuk memastikan jika Varo baik baik saja.

Paginya Gladys berangkat sendiri ke sekolah, karena kata Dr. Ahmad, Varo memerlukan waktu istirahat yang cukup untuk menstabilkan tubuhnya.

Gladys keluar dari mobil dengan wajah yang dingin. Dia ingin bersikap biasa saja tapi hatinya menolak untuk itu.

Saat ingin memasuki koridor utama Gladys harus berpapasan dengan GREXDA dan itu adalah hal yang paling Gladys hindari untuk hari ini.

“Pagii Diss, sendiri aja. Varo mana???” tanya Risa seperti biasa dan menganggap tidak ada perang dingin antara mereka semua.

Gladys menatap Risa sebentar setelah itu menatap Charel dengan tatapan dinginnya “Sakit. Gue duluan.” Sautnya dan meninggalkan mereka semua yang terdiam saat mendengar ucapan Gladys.

Yuna yang sedari tadi diam dan melihat tingkah mereka mulai membuka suara “Jadi Varo sakit?? Terus kemarin nggak jadi kumpul??” tanya Yuna yang memang tidak tau apa apa.

Risa menoleh ke asal suara setelah itu beralih menatap yang lain sambil memutar bola matanya dengan malas “Jadi kok, mungkin sakitnya setelah pulang dari apartement” sautnya sambil melirik ke Charel.

“Udah yuk ke kelas aja” ajak Risa sambil merangkul pundak Yuna setelah itu mengedipkan satu matanya kepada teman lelakinya itu.

Perginya Risa dan Yuna membuat semuanya tersenyum kecuali Charel.

GLADYS (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang