6 is S.I.X

7.4K 648 4
                                        

-Hidup adalah salah satu teka-teki yang paling misterius-

"Paman kau sedang tidak sehat? Sepertinya kau butuh istirahat. Atau mungkin ini efek dari obatmu. Mungkin dosisnya kurang pas. Ayo paman, kuantar ke kamar"

Paman esi tertawa.

Memegang perutnya dan mengusap ujung matanya yang sedikit berair.

"Paman mengapa kau tertawa? Ayo aku akan membantumu ke tempat tidur. Kau perlu beristirahat."

"Aduh, Hardi kenapa kau terlalu polos sekali. Lihat, aku menangis kau buat"

"Paman, kau yang aneh. Omonganmu sangat tidak penting sekali. Aku jadi malas. Ya sudah aku akan merapikan buku-buku saja."

"Hei aku belum selesai ngomong. Lagian aku serius Hardi. Dengar, umurku sudah lebih dari cukup. Aku sudah sakit. Ini adalah gejala-gejala awalnya.

Kadang aku bernafas pun sudah sulit. Hardi beginilah kehidupan. Saat kau tau waktumu akan habis, kau harus sudah mempersiapkan semuanya.

Kehidupan dimulai dengan hembusan nafas pertamamu di dunia. Begitupun kematian, dia datang ketika nafas terakhirmu telah terhembus."

"Tapi paman kau seperti orang yang pesimis. Seharusnya kau harus yakin bahwa kau masih diberi umur yang panjang oleh Tuhan". Ucap Hardi pelan.

"Tidak Hardi, aku sangat bersyukur. Sangat sangat bersyukur. Aku hanya sedang mempersiapkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi."

"Dengar, aku telah memilihmu. Setelah aku mati nanti semua yang ada padaku adalah milikmu Hardi. Sebagian sudah kuberi ke panti asuhan dan panti sosial. Aku masih memiliki beberapa.

Salah satunya adalah toko buku ini. Ini adalah mimpi istriku yang sudah terkabul. Kami membangunnya dengan jerih payah. Dengan tawa dan tangis. Dengan suka dan duka.

Hardi, aku percaya padamu. Kau orang yang baik. Kau juga tulus. Aku yakin kau bisa mempergunakan ini semua dengan baik ditanganmu. Bisakah aku mempercayakannya padamu Hardi?"

"Paman, tapi ini semua tidak pantas untukku. Kenapa harus aku. Apakah kau tak memiliki saudara yang lain di luar sana. Aku bukanlah siapa-siapa bagimu. Aku merasa tak pantas. Aku takut paman."

Hardi frustasi. Dia tak menyangka bahwa ada pembicaraan seperti ini suatu saat. Apa yang harus dilakukannya.

Hardi tau, Paman esi adalah orang yang tidak mudah mengambil keputusan. Setiap keputusan yang dilakukannya pasti sudah dengan pemikiran yang matang. Hardi ingin menolak tapi dirinya pun segan.

"Hardi, bisakah kau membantu ku sekali lagi menjaga wasiat ini. Aku mohon"

Jika sudah begini, bagaimanakah Hardi harus bertindak. Apakah ia bisa menolak?

--------------

Hardi sampai di rumah saat langit sudah sedikit gelap. Motornya diparkirkannya dengan rapih tanpa menghalang mobil yang akan masuk.

Disana, mobil kakak nya Darres sudah terparkir. Tapi mobil ayahnya belum. Padahal Hardi sudah ingin melihat ayahnya dirumah.

Saat Hardi masuk kedalam. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah, kakaknya Camele yang sedang berada di dapur dan Darres yang sedang menonton acara tv di ruang tamu.

Hardi tersenyum. Camele memang suka membuat kue. Camele suka memasak di rumah. Dan itu membuat Hardi sangat mengagumi kakaknya itu.

Harum dari adonan kue pun tercium masuk ke hidung Hardi. Dirinya mendekat melangkahkan kaki ke dapur.
Mencoba mengajak kakaknya mengobrol sebentar. Tetapi sebelum itu Hardi menyapa Darres yang terus menatap layar besar di depannya.

"Sore kak Darres"

Tak ada balasan, maka Hardi melanjutkan langkahnya.

Hardi melihat kakaknya yang akan mengambil toples dan wadah yang berada di lemari paling atas. Walaupun camele memiliki porsi badan yang ideal, tetapi tetap saja Hardi sedikit lebih tinggi dari kakak perempuannya itu.

"Ini kak toplesnya". Hardi memberikan toples yang diambilnya itu sambil tersenyum manis.

"Hm, terima kasih"
Hardi senang sekali. Kakaknya mau membalas perkataanya dengan baik. Tanpa ekspresi yang datar dan juga intonasi yang datar pula.

"Tak apa. Apa kakak butuh sesuatu yang lainnya lagi. Aku bisa membantu"

"Tidak"

"Ok. Baiklah kak, aku ke atas dulu ya."

Hardi melanjutkan langkahnya. Memasuki kamarnya di lantai dua. Kamar sederhana yang sangat nyaman.

Kegiatannya setelah ini adalah mandi. Lalu akan ke bawah untuk makan malam dengan keluarganya. Hal yang paling menyenangkan bagi Hardi, setelah kegiatannya sehari penuh.

PRAHARDI [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang