27 AJA

4.9K 466 24
                                    


Pagi yang tenang dan damai tiba-tiba mendadak riuh bagi Anthony.

Mendapat kabar bahwa salah satu proyek miliknya yang berada di luar kota disabotase oleh seseorang membuatnya harus sibuk di pagi hari ini.

Padahal acara perayaan ulang tahun perusahaan semakin dekat.

Darres yang ikut kelimpungan juga mendadak harus ikut penerbangan pagi dengan Anthony. Padahal jam masih menunjukkan pukul lima pagi.

Camele mengusap-usap matanya. Dirinya baru saja selesai menyiapkan segala keperluan milik Darres dan juga Anthony.

Hardi hanya bisa menatap keluarganya dengan pandangan khawatir. Anthony ayahnya terlihat lelah. Terbukti dari kantung matanya yang mulai kehitaman.

Tidak lupa juga abangnya Darres yang terlihat pusing.

Anthony mendekat kepada Camele, diusapnya rambut panjang Camele yang sedikit berantakan.

"Sayang, Papa harus pergi mendadak seperti ini. Maafkan papa ya. Kamu tinggal dulu disini. Papa pasti langsung pulang jika masalahnya sudah selesai"

Camele menatap ayahnya lekat. Diusirnya rasa kantuk itu dan memasang wajah cerah.

"Gak papa pa, Camele baik-baik aja. Lagian ada Hardi disini. Camele kan ada yang jagain. Justru papa yang harus hati-hati. Camele gak mau dengar kabar buruk tentang papa. Kalau Camele sampe dengar papa sampe drop, Camele cari biang onarnya  langsung"

Anthony tertawa kecil. Putrinya itu selalu bisa membuat dirinya merasa tenang dan melupakan sedikit kegusarannya.

Sungguh demi apapun, sampai dia berhasil menemukan orang yang berada di balik semua ini Anthony tidak akan segan-segan memberikan pelajaran kepada orang itu.

Anthony bahkan harus menyusahkan Darres yang juga sebenarnya banyak kepentingan. Tapi mau bagaimana lagi, Darres memang harus mulai mengurus perusahaan miliknya. Terpaksa putranya jtu mengambil izin kepada pihak kampus dan meninggalkan kuliah untuk beberapa hari.

Lalu Anthony beralih menatap Hardi. Anaknya itu tampak diam saja sedari tadi. Anthony ingin berbincang banyak, namun lagi-lagi gengsi nya yang tinggi mengalahkannya.

"Hardi, papa percayakan Camele sama kamu. Jangan sampai sesuatu terjadi dengan Camele". (Dan jangan sampai kamu kenapa-napa). Sambungnya dalam hati.

Bukan, sebenarnya bukan itu saja yang ingin disampaikan olehnya.

Hardi tersenyum pahit.

'Gk papa har, kamu harus kuat. Jangan sedih. Papa benar, kamu harus jaga Camele selama papa pergi.'

Apa tidak ada ucapan perpisahan untuk dirinya?.

"Iya pa, Hardi pasti jagain kak Camele."

Lalu dengan suara yang pelan, Hardi mengatakan kalimatnya kepada Anthony.

"Papa hati-hati. Jangan terlalu lelah. Hardi sama kak Camele pasti doain yang terbaik dari sini". Lalu Hardi tersenyum lagi.

Melihat Ayahnya yang hanya diam, Hardi kembali berucap kepada Darres.

"Kak Darres juga hati-hati disana. Semoga masalahnya cepat selesai"

Darres yang tadi sibuk merapikan kopernya mengalihkan pandangannya pada Hardi. Bingung akan menjawab apa untuk adiknya itu.

Hingga suara Anthony memecahkan keheningan yang terjadi.

"Darres, ayo. Kita bisa terlambat penerbangannya"

Segera Anthony menarik koper itu masuk ke dalam mobil. Butuh waktu yang sedikit lama untuk sampai ke bandara.

Darres menarik kopernya juga. Dipandanginya Camele yang matanya mulai berlinang air mata.

PRAHARDI [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang