-Orang ganteng ngelap ingus aja masih ganteng. Jadi bebas-
Reihan Azilcof.---------------------
Reihan menyantap bakso di depannya lahap. Mereka sekarang berada di warung bakso pinggir jalan setelah menghabiskan waktu di beberapa tempat yang mereka jalani.Hardi menatap sekelilingnya. Warung bakso jalanan seperti ini lebih banyak diminati oleh anak perkuliahan. Selain karena harganya yang murah meriah, juga tempatnya yang sederhana namun nyaman. Apalagi ini malam minggu, malamnya anak remaja meluapkan pikiran.
Hardi dan Reihan sudah beberapa kali mendatangi tempat ini. Rintik gerimis di luar juga seakan-akan mendukung suasana. Ditemani dengan semangkuk bakso dan juga secangkir teh hangat. Hardi merasa bahagia.
"Har, bagi dong baksonya satu"
Reihan mengintip-intip mangkuk Hardi yang masih tersisa banyak bakso. Sebagai pencinta makanan bulat yang terbuat dari campuran tepung dan daging itu, tentu saja Reihan merasa tergoda imannya.
"Ga".
"Ih anjir, bagi dong. Satu doang kali". Melihat tatapan memelas Reihan yang menggelikan. Hardi pun memindahkan satu bakso nya ke mangkuk Reihan yang sudah ludes.
Daripada orang-orang sekitar menjadi salah paham melihat dua orang pria yang duduk berduaan dan yang satunya sedang berlagak seperti "pacar ngambek", lebih baik Hardi merelakan baksonya.
"Muka lo sekali lagi kayak gitu, gue lempar garpu"
Hardi kira temannya yang satu itu akan diam setelah mendapat bakso miliknya. Nyatanya...
"Ihh kok yang kecil. Gak mau, gue mau yang besar dong. Itutuhh". Ucapnya sambil menunjuk bakso yang paling besar di mangkuk Hardi.
Bakso kesukaannya juga.
Hardi hanya memasang muka seriusnya.
Memandangi Reihan dengan tajam.Contoh manusia yang dikasih jantung minta tambah hati.
Tangannya yang memegang garpu diarahkannya pada wajah Reihan.
"Aaa mau yang ituu"
Hardi merasa malu sekali. Sungguh. Barusan Reihan merengek seperti perempuan manja dengan suara yang tidak pelan.
Beberapa orang pemuda melihat ke arah mereka.
"Jangan buat gue ngomong kasar ya Rei"
Ditinggalkannya Reihan sendiri dan pergi. Reihan yang ditinggal, mengira Hardi marah padanya. Reihan langsung panik seketika.
Ketika dia akan bangkit, ternyata temannya itu sedang berbicara dengan tukang baksonya.
Dilihatnya Hardi yang membawa satu mangkuk ditangannya. Hingga mangkuk itu diturunkan tepat didepannya. Berisi beberapa bakso kecil dan juga sebutir bakso besar.
"Iiiii yeyyy, so sweet banget"
Duggg
Kotak tisu itu melayang di kepala Reihan. Dielusnya kepalanya, namun tetap cengengesan dan langsung melahap baksonya.
Hardi hanya bisa tersenyum canggung pada orang-orang yang masih melihat ke arah mereka dengan malu-malu.
Dilanjutkannya melahap baksonya yang masih tersisa.
"Aduh kenyang banget gua"
Reihan mengelus-elus perutnya yang penuh seperti ibu hamil. Reihan itu anaknya pecicilan. Mana perduli dia dengan pemikiran orang-orang disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAHARDI [Tamat]
ChickLitini sedikit cerita yang kutuliskan tentang prahardi si manis yang memiliki hati setulus samudra dan tutur selembut sutra selamat memasuki dunia prahardi dan segala kepunyaannya Amaze cover by : @queenofdraw