Festival musik itu dimulai pukul sembilan malam.
Camele sebenarnya juga takut menghadiri acara semalam itu. Biasanya jika pun dia akan keluar malam hari, Darres ada disampingnya.
Ditatapnya Hardi yang sedang mengemudikan mobil dengan hati-hati. Camele tersenyum. Adiknya itu memang dari dulu mempunyai visual yang mengagumkan.
"Kakk, nanti kalau penyanyi favorit kakak udah tampil, kita langsung pulang aja ya?"
Hardi tetap memperhatikan jalanan di depannya dengan hati-hati. Jalanan tampak lenggang, namun saat mobil nya telah memasuki area festival, barulah Hardi melihat banyaknya antrian kendaraan yang sedang mencari tempat parkir.
Camele tertawa di dalam hati.
'Jelas-jelas mereka tampil sebagai penutup acara'. Batinnya
"Iya deh iya. Itutuh disitu kosong Har, ada mobil baru keluar"
Hardi yang melihat pun segera mengambil tempat parkir tersebut. Dewa keberuntungan sedang berpihak pada mereka sehingga Hardi langsung mendapat tempat parkir.
Camele segera turun begitu Hardi mematikan mesin mobil. Malam ini Camele terlihat sangat cantik dan kasual. Sementara Hardi memakai kaos berwarna hitam yang sederhana. Namun semenjak dia turun dari mobil sudah banyak mata para wanita yang mengintip-intip.
Hardi melihat kakaknya itu yang sedari tadi tersenyum. Melihat Camele, Hardi membuka kembali pintu mobil dan mengambil sebuah jaket hitam. Berjaga-jaga siapa tau cuaca akan semakin dingin.
Hardi mendekat kepada Camele, lalu tangannya dipegang erat oleh kakaknya itu.
Mereka berjalan bersama-sama. Orang-orang yang melihat mereka pastilah mengira bahwa Hardi dan Camele adalah pasangan yang sangat serasi.
Mereka mendapat tempat di tengah-tengah lautan manusia.
Beberapa band dan penyanyi terkenal sudah menampilkan kehebatannya dan semua orang terlarut dalam euforia, begitu juga Camele kakaknya.
Hardi hanya bisa menyaksikan orang-orang itu menggila. Tidak perduli bahwa disampingnya terdapat banyak manusia. Semakin pecah lagu yang dibawakan maka semakin riuh suasananya.
Hardi berusaha melindungi Camele di depannya dengan bahunya ketika orang-orang mulai berhimpit-himpitan dan berdesak-desakan. Sementara kakaknya itu masih saja asik dengan penampilan yang dibawakan.
Tanpa Hardi sadari, sesorang menatapnya dari jauh. Mata elang itu menyaksikan Hardi yang bersusah payah melindungi seseorang di depannya.
Dia adalah Edo. Mendapat kabar dari ayahnya bahwa malam ini Hardi memang benar-benar berada disini. Edo mengeluarkan rokok dari kantung jaketnya.
Sudah sekitar 1 jam lamanya dia hanya memandangi musuh nya itu.
Hingga beberapa saat kemudian, seorang pembawa acara menyampaikan salam perpisahan yang menandakan acara festival tersebut sudah berakhir.
Walau sorakan enggan yang terdengar riuh, namun orang-orang mulai meninggalkan area.
Hardi tampak keringatan. Baju nya hampir tertutupi oleh keringat yang membuat tubuhnya gerah. Namun Hardi malah memperhatikan Camele yang terlihat kelelahan. Kakaknya itu sedari tadi berteriak antusias. Apalagi saat penyanyi kesukaannya sedang tampil.
Diberikannya jaket yang tadi dibawa oleh Hardi. Camele mengucapkan terima kasih lalu memakai jaket itu. Sekarang barulah terasa, udara malam yang semakin dingin.
Mereka berjalan beriringan kembali ke mobil. Jam sudah sangat larut, Pukul 23:40.
Sesampainya di mobil, Hardi melihat Camele yang langsung terlelap. Padahal belum ada lima menit mereka masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAHARDI [Tamat]
ChickLitini sedikit cerita yang kutuliskan tentang prahardi si manis yang memiliki hati setulus samudra dan tutur selembut sutra selamat memasuki dunia prahardi dan segala kepunyaannya Amaze cover by : @queenofdraw