Darres melirik meja di sebrangnya. Pertemuan antar pemilik perusahaan baru berlangsung selama sepuluh menit. Dan kejutannya perusahaan milik Edo juga ternyata tergabung menjadi kandidat proyek besar-besaran itu.
Jika ada yang bertanya-tanya, Edo tidak mengambil sedikitpun embel-embel harta milik keluarga angkatnya. Tidak ada niat sama sekali.
Dirinya bisa tergabung dalam dunia bisnis ini ternyata karena Andreas, semua yang dimiliki Andreas jatuh kepada Edo sesuai dengan persyaratan yang pernah ditulis.
Andreas tidak punya keluarga satupun. Kedua orang tuanya tidak tau apa kabarnya sejak dia masih berusia lima tahun. Andreas dititipkan di sebuah panti asuhan kecil. Mungkin itu juga yang membuatnya bisa menjadi seseorang yang memiliki gangguan pikiran selama ini.
Edo pertama berniat menolak. Tak pernah sekalipun dia mengingini hal-hal semacam itu. Andreas mau menampungnya di rumahnya saja dia sudah luar biasa berterima kasih.
Tapi Anthony dengan sabar memberinya pengertian. Edo luluh dibuatnya. Apalagi mengingat semua kebaikan yang pernah diberikan Andreas kepadanya.
Tidak ada yang tau bahwa Edo jatuh bangun membuat nama perusahaan itu bangkit kembali.
Bahkan keluarganya sendiri. Edo menutupi itu semua dengan sangat baik.
Segala hinaan atas perlakuan ayahnya, segala caci-maki dan segala kebencian diberikan orang-orang pada Edo.
Perusahaan itu sempat mengalami masa-masa terburuknya. Benar-benar buruk hingga Edo pernah berpikir untuk menyerah.
Namun kekuatan diterimanya saat Edo mendapat bantuan dari seorang yang tidak diketahuinya. Perlahan perusahaanya mulai bergerak secara pelan-pelan. Masukan dana yang cukup besar membuat Edo semangat.
Tanpa dia tau siapa orang tersebut sama sekali. Kadang dia sering berfikir. Mengapa Tuhan masih memberikannya kebaikan-kebaikan luar biasa ini setelah semua perlakuannya.
Walau tetap dengan segala hinaan, dia berusaha mengabaikannya. Perusahaan itu sekarang tidak terlalu besar. Bahkan masih menjadi bawahan dan harus menerima pasokan dana dari rekan bisnisnya yang lain.
Mati-matian Edo berusaha hingga bisa berada dalam satu ruangan bersama orang-orang berpengaruh ini.
Walaupun ibaratnya perusahaan miliknya itu masih anak bawang. Masih harus bisa menerima jika mendapat perintah-perintah yang diberikan para rekan besarnya.
Matanya tak bisa berpaling dari dokumen bertebaran di depannya. Kepala nya cenat-cenut. Berusaha agar dirinya bisa turut dimasukkan ke dalam proyek besar ini.
Edo tau Darres berada satu ruangan dengannya. Kakak angkatnya itu tentu jauh berbeda kasta nya dibanding Edo. Dia pebisnis yang namamya sudah terkenal luas. Dirinya disegani walau umurnya masih terbilang muda. Ibaratkan langit dan bumi, itulah sekarang yang terjadi antara Darres dan Edo.
Tidak tau bahwa sedari tadi, lelaki tegas itu memandanginya, sesekali menyaksikan Edo yang terus-terusan disudutkan. Rahasia umum. Siapa yang lebih segalanya akan semena-mena merendahkan orang-orang dibawahnya.
Darres hanya memperhatikan saja. Mendengar baik-baik segala ucapan yang sedari tadi terlontar dari si tua buncit yang bersaing untuk mendapatkan tempat dengan perusahaan adiknya itu.
Darres bahkan bisa melihat bahwa Edo berjuang mati-matian untuk mempertahankan posisinya. Peluh bercucuran di kemejanya walau ruangan itu ber-ac.
Memang tua bangka sialan.
Emosinya mendadak naik saat kalimat tidak pantas mulai disampaikan oleh si bandot tua. Jiak dia mau, bahkan dengan sekali jentik perusahaan itu bisa berubah nama menjadi miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRAHARDI [Tamat]
ChickLitini sedikit cerita yang kutuliskan tentang prahardi si manis yang memiliki hati setulus samudra dan tutur selembut sutra selamat memasuki dunia prahardi dan segala kepunyaannya Amaze cover by : @queenofdraw