2 Is T.W.O

10.6K 737 11
                                    

-aku lebih baik sakit sendiri dibanding memberi sakit pada yang lain-

Hardi bersekolah di sekolah swasta ternama. Isinya tentu hanya anak-anak yang berkecukupan. Tapi Hardi bukan bagian dari mereka.

Memang iya ayahnya adalah seorang pebisnis besar. Namanya sudah tak asing untuk didengar oleh banyak orang. Tapi itu semua tak pernah dirasakannya. Sedikit tak tertarik dan juga merasa tak layak mendapatkan.

Tapi Hardi masih punya sahabat terbaiknya. Sama seperti Hardi. Anak dari pebisnis juga.

Namanya Reihan.

Lelaki yang digandrungi banyak wanita di sekolah. Reihan terkenal buruk oleh para kalangan guru-guru. Mungkin juga sebagian murid.

Reihan punya segalanya yang dia mau. Menurut Hardi hidupnya sangat beruntung sekali. Keluarganya bahagia. Kebutuhannya juga tercukupi.

Hidupnya seperti lurus lurus saja. Kecuali masalah kecil di sekolah yang sering dilakukannya. Reihan bukan menjadi  teman Hardi satu-satunya. Reihan punya banyak teman. Geng hariannya berisi anak-anak populer.

Pertama kali mereka bisa kenal, karena Hardi yang menolong Reihan saat sedang jatuh dari motor di jalan yang sepi. Hardi menolong Reihan. Membawa pemuda itu ke rumah sakit. Menunggu hingga Reihan tersadar dan keluarganya datang.

Semenjak itu, Hardi mulai dekat. Mereka satu sekolah. Beruntungnya lagi mereka satu kelas pula. Hardi juga dekat dengan keluarga Reihan. Sesekali Reihan membawanya ke rumahnya yang besar untuk bermain.

Berteman dari awal masuk SMA membuat pertemanan mereka awet hingga sekarang. Bedanya, Reihan punya banyak teman. Punya banyak koneksi disekolah. Semua orang mengenalnya. Sementara Hardi. Dia tidak terlalu suka menampilkan diri di depan Publik. Reihan hanya satu-satunya teman yang selalu menjadi sasaran bicara nya.

Hardi tak masalah ketika Reihan berkumpul dengan teman-temannya yang lain. Karena dia tau sekalipun banyak orang yang ada didekat  Reihan, setidaknya Hardi percaya bahwa Reihan tak mungkin meninggalkannya.

"Woiii"

Hardi menatap tajam orang yang baru saja menepuk pundaknya keras. Membuat satu kelas melihat kearah mereka.
Sang tersangka tadi mengambil tempat dengan santainya disebelah Hardi. Melepaskan tas ransel yang Hardi yakin hanya berisi Satu buku kosong dan juga sebuah pena hasil curian.

Itu Reihan.

Sahabat Hardi yang tadi telah  kita bicarakan.

Karena ulah temannya itu, Hardi berhenti menulis. Pundaknya sedikit terasa sakit. Reihan memang terkadang bertindak sesuka hatinya saja. Hardi tak membalas keusilan Reihan yang sekarang tengah melihat hp canggihnya.

"Hari ini ujian, pr lo udah siap?". Hardi menatap pemuda di depannya ragu. Sudah tau apa jawaban yang akan diterimanya.

"Anjing. Sialan. Lupa lagi gue hari ini ujian si botak"

Reihan terlihat panik dimata Hardi. Bagaimana tidak, ini sudah ke dua kali dan jika ditambah dengan hari ini, sudah ketiga kali Reihan tidak mengerjakan syarat untuk mengikuti Ujian kelas Biologi. Dan akan mendapat sanksi besar jika terulang lagi seperti apa yang kemarin dikatakan guru biologi mereka.

Hardi menggeser kertas yang sedari tadi ditulisnya. Lembaran itu berjumlah 3 lembar df yang berisi penuh dengan tulisan. Hardi telah mengerjakan itu dari kemarin malam.

Reihan melihat sodoran kertas oleh Hardi. Matanya  membulat. Belum percaya dengan apa yang terjadi. Tangannya mengambil dan membolak-balikkan kertas kertas tersebut.

"Har..lo. Ini buat gue?"

"Iya. Untung aja gue buat salinannya." Hardi tersenyum tulus.

"Anjir Har...spechless gue. Sumpah.lo..ini..ini..tugas biologi  punya bapak si botak yang segudang gini lo buatin buat gue dengan cuma-cuma?"

Reihan menatap Hardi terus. Mencari kejanggalan di wajah kutu kupret yang satu itu.

"Iya. Gue tau kemarin lo keluar terus sama temen-temen lo. Hari ini pelajaran Biologi jam pertama. Kalo gue suruh lo nyatat, gak akan sempat lagi. Ya udah tuh baca dulu sekilas."

"Har, lo mon maap aja gini ya. Lo lurus kan? lo gak ada penyimpangan seksual kan. Jangan-jangan lo suka ya sama gue, makanya lo seperhatian gini. Bukannya gimana ya Har. Lo emang baik. Temen gue yang paling baik. Tapi kalo lo minta gue jadi pacar lo. Aduh. Gue gabisa."

Hardi hanya tersenyum kecil melihat temannya yang satu ini. Menggelengkan kepalanya lalu kembali ke posisi awal yaitu menghadap ke depan.

"Gk lah. Yakali"

Sesaat setelah mengatakan itu. Bel berbunyi. Tanda waktu pelajaran pertama dimulai. Sudah kebiasaan guru Biologi datang 3 detik disaaat bel telah berbunyi. Dan tak ada murid yang menyukai kebiasaan guru yang satu itu. Ditambah hari ini mereka harus melaksanakan ujian untuk memulai hari di sekolah.

Karena guru mereka  sudah masuk. Reihan tak bisa lagi mengajak Hardi bicara. Kalo sampai ketauan dia akan dikeluarkan dari kelas.

Maka dirinya pun kembali ke posisi depan menghadap guru killer mereka setelah membisikkan 'thanks bro' kepada Hardi yang dibalas anggukan.

PRAHARDI [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang