30 AJA

5.5K 478 47
                                        

-Kita pernah terjatuh dan kemudian bangkit lagi. Kita pernah terluka namun juga sembuh kembali-

---------------------

Hardi membuka matanya berat. Sebuah kompres terjatuh dari wajahnya.

Hardi bangkit menuju kamar mandi. Mengamati lebam di wajahnya mulai tersamarkan dan sedikit tidak terlihat lagi.

'Semoga kak Camele gak nyadar'.

Ketika dirinya sudah siap dan akan turun ke bawah, Hardi melihat Camele yang tampak baru bangun tidur dan masih mengenakan baju tidur sudah berdiri di samping sofa keluarga.

Terdapat dua buah koper disamping kakaknya itu.

Hardi kemudian tersenyum lebar. Itu koper Darres dan Anthony. Mereka sudah kembali.

Dengan cepat Hardi turun ke bawah. Melihat Darres yang keluar dari kamar mandi dan Anthony yang memegang secangkir gelas dari dapur.

"Papa, kok ga bilang-bilang kalau mau pulang sih. Katanya disana dua atau tiga hari"

Camele memanyunkan bibirnya. Anthony mendekat lalu merangkul putri manja nya itu.

"Jadi kamu gak senang? Papa balik lebih cepat?"

"Ihhh bukan gitu. Kan kalo Camele tau, Camele bisa siap-siap"

"Halah, siap-siap apaan lo. Geli banget gue". Darres berkata sambil menuju meja makan.

Dirinya lapar sekali, mengingat bahwa disana Darres hanya makan sedikit karena kerjaan yang menumpuk.

"Cabut ucapan gue kemarin. Gue mau lo pergi lama aja. PERGI SANA KUTIL ANOA"

Anthony mengusap telinganya dan Camele yang langsung pergi menuju meja makan.

Ditatapnya Hardi yang berdiri di dekat koper. Anthony menghembuskan nafas lega. Sehari di tempat yang jauh membuat hatinya merindu ternyata.

Anthony menatap Hardi yang tersenyum, namun mendadak kaku dan tidak tau harus membalas apa.

"Syukurlah papa udah pulang. Hardi senang papa cepat balik lagi"

Sementara Anthony yang tidak tau mau menjawab apa hanya berkata iya saja.

Namun saat melihat lebih teliti lagi wajah anaknya itu, Anthony seperti melihat sesuatu.

Dipukulnya pelan wajah Hardi sebelah kanan. Lebih mirip seperti menampar pelan.

Mendapati putranya itu yang meringis tertahan dan langsung mengelus wajahnya,  Anthony langsung tau bahwa itu memang sebuah bekas lebam yang tersamarkan.

"Kenapa kamu?".

Anthony tampak mengucapkan kalimat itu dengan tidak perduli. Namun siapa yang sangka bahwa di dalam hatinya, Anthony sangat khawatir.

"Enggak pa. Kemarin Hardi kena lempar bola waktu olahraga. Udah sembuh kok".

Anthony yang tidak mudah dibohongi menatap Hardi tidak percaya.

"Duduk kamu disitu".

Hardi menatap ayahnya bingung.

Dirinya?
Duduk disitu?
Untuk apa?

Dilihatnya Anthony yang berjalan menuju meja makan dan berbicara sebentar pada Kakaknya Darres dan Camele yang sudah ada di meja makan.

Lalu ayahnya itu berjalan menuju kotak pk3 dan mengeluarkan handuk kecil dan juga sebuah wadah untuk menampung air hangat.

Hardi tiba-tiba merasa gugup. Namun dirinya tidak ingin merasa besar kepala dulu. Mungkin saja ayahnya itu mau dirinya mengompres dulu lukanya sendiri.

PRAHARDI [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang