Bantu mereka yang membutuhkan pertolongan selagi kau mampu membantunya.
⛅ ⛅ ⛅Sinar mentari begitu terik pagi ini setelah subuh tadi hujan lebat. Seorang gadis memakai baju kaos pendek, celana kain coklat muda selutut dipadukan sepatu putih yang ia kenakan semalam tengah berdiri di teras rumah.
Rambutnya setia terikat satu dengan poni tipis serta tas selempang senada warna celana ia gunakan.
Hari ini ada janjian dengan Kevlar bersama teman-temannya menuju panti asuhan. Rayan, Bisma, Gavin, dengan pasangan masing-masing telah tiba.
Setiap bulan empat serangkai itu akan menyumbangkan sesuatu berupa barang untuk anak panti. Dan amplop berisi uang tunai. Jangan heran, anak bad boy juga bisa berhati malaikat.
Memiliki banyak harta dan membuatnya sombong tapi tak pernah mengikirkan uangnya.
Belin tak tahu menahu mengenai ini. Andai tadi Kevlar tidak mengajaknya pasti Belin akan belajar bersama Lindo sekarang. Seperti biasa Bisma paling depan akan mengingatkan Kevlar membawa Belin bagaikan boneka.
Kak Kevlar
Gue udah di luar komplek, cepatan ke sini!"Kakak, Belin pergi dulu, ya. Assalamualaikum." Gadis lugu itu mencium tangan Lindo layaknya orang tua setelah membaca pesan.
"Hati-hati, Dek." Belin mengangguk berlalu keluar, membuka pagar dan menutup kembali sebelum berangkat.
Saat ingin keluar ke luar komplek Belin harus rela bertemu ibu-ibu menunjukknya. Mereka berbicara yang tak benar.
Belin diam tanpa melirik mereka. Warga komplek semua tidak menyukai dirinya. Bagaimanapun usaha Belin baik, mereka tak akan pernah peduli dengan kebaikan Belin.
Selalu saja mencari-cari keburukan gadis berusia 16 tahun ini. Dasar!
Bruk
Tiba-tiba seseorang menabrak dari belakang membuat Belin tersungkur ke depan.
"Eh, situ mau keluar ke mana? Jangan-jangan mau jadi pelakor di luar sana," ucap Bu Wanda tetangga samping rumahnya.
Menabrak bukannya meminta maaf malah ngelantur seenaknya.
"Nggak pagi, nggak malam, nggak sore keluar kelayapan. Emang anak gada didikan gini! Ngeri punya anak pelakor." Wajahnya dibuat-buat bergedik sendiri.
Dengan kebetulannya Bu Wanda dari pasar menenteng keranjang berisi sayur. Ia melempar sayuran ke kepala Belin lalu berlalu.
Belin tidak marah, ia cepat membersihkan kepalanya dari daun-daun hijau. Memungut sayur berjatuhan tadi. Dibuangnya ke tempat sampah depan. Untuk Kevlar yang ada di dalam mobil tidak melihatnya.
Baru saja Belin mau membuka pintu mobil lamborghini Kevlar. Tiba saja seseorang mengendarai motor melaju cepat melewati becek. Alhasil Belin terkena percikan. Sepertinya orang itu sengaja. Dia tidak menggunakan helm, pasti bisa melihat Belin. Gadis lugu itu bukan makhluk kasat mata bukan?
Kevlar keluar dari mobil mengacak-acak rambutnya frustasi setelah sadar Belin yang sudah ada. "Astaga! Lo udah telat sekarang kena percikan. Hidup lo apes banget. Banyak dosa lo."
Belin tidak menanggapi, ia hanya tersenyum memperlihatkan deretan giginya. "Maaf, Kak, Belin ganti baju dulu, ya."
"Nggak usah! Lama!" Kevlar membuka bagasi belakang, mengambil sweater yang dia siapkan tadi. "Pake aja ini! Cepetan kita udah telat."
KAMU SEDANG MEMBACA
BELINDA (END)
Teen FictionLelah. Satu kata yang menggambarkan diri seorang Belinda, gadis remaja yang harus melalui pahitnya kehidupan. Membungkam air mata yang harus tergantikan oleh senyum merekah untuk terlihat kuat menghadapi keadaan. Banyak yang membenci, menghina, men...