Mencintai adalah hal yang akan terjadi pada manusia.
⛅⛅⛅
Bel telah berbunyi 10 menit yang lalu begitupun dengan Bisma sudah menunggu lama di bawah panas nya terik matahari. Namun, pemilik mobil sport berwana pink pastel ini tak kinjung terlihat. Sedangkan Rayan, Kevlar dan Gavin memperhatikan Bisma menunggu pemiliknya dari dalam mobil tak jauh dari hadapan.
"Gue nggak ikhlas Kevlar ku harus sekolompok sama Retha!" Suara melengking mulai terdengar di telinga Bisma.
Cristal! Sedang mengibas-ngibas rambuknya sembari menyentak kaki kesal. Prisila di sampingnya hanya mengangguk sambil mengipasi Cristal.
"Tenang-tenang, setidaknya kita bisa bareng temannya, Crital," ucap Frinska berusaha menenangkan.
Benar saja Bisma, Gavin harus satu kelompok dengan Cristal, Frinska dan Prisila. Entah apa ini sebuah kebetulan datangnya atau kesengajaan telah diatur?
"Bodoamat! Harusnya gue sama Kevlar bukan Retha! Apalagi si gembel itu kenapa harus sama kak Rayan? Gue juga harus laporin ke Alice. Itu harus!" Cristal berhenti sejenak, menghela napas panjang. Lalu memperbaiki diri sedikit berantakan tadi. Bagaimana kalau Kevlar harus melihatnya dalam kondisi acakan? Bisa-bisa ia semakin jauh.
"Ka-Kak Bisma? Ke-kenapa di depan mobil gue?" tanya Cristal sesaat ingin membuka pintu mobil harus berhadapan dengan Bisma terlebih dulu di depan mobilnya sendiri.
Bisma mendekat, membungkukkan sedikit badannya tepat berhadapan Cristal. "Lo sekarang masuk ke mobil, suruh dayang-dayang lo juga masuk. Tungguin Rayan di dalam sana. Jika tidak Rayan akan ngelakuin sesuatu hal tak terbayangkan karena lo," terjeda sebentar, "udah nyakitin Belin!" lanjutnya menatap Cristal sinis.
Perempuan itu mengangguk tanpa bantahan ia juga sudah tahu kalau dirinya salah.
Tak lama kemudian Rayan berjalan ke mobil hadapannya sedangkan Bisma kembali ke mobil Rayan bersama yang lain. Rayan membuka pintu mobil Cristal di mana gadis itu telah duduk manis, kedua temannya juga sudah masuk ke kursi belakang.
"Kalian tenang aja, gue nggak bakal laporin kalian semua ke Kantor Polisi," ucap Rayan tanpa basa-basi. Ketiga perempuan itu kaget, ia tahu bagaimanapun kekayaan di miliki tidak bisa melawan kekuasaan Fernandez.
"Gue cuma mau ingatin satu hal, jangan pernah ganguin Belin lagi. Siapapun diantara kalian bertiga gangguin Belin lagi, gue bakal nggak diam lagi. Dan lo semua ... akan berurusan sama gue!" ujar Rayan tanpa masih enggan menoleh.
"I-iya, Kak," ucap Prisila penuh keringat dingin sedangkan perempuan di depan stir masih diam seribu bahasa. Berusaha menelan salivanya sendiri.
"Gue diam karena gue nggak mau ngecemari martabat keluarga gue berurusan Kantor Polisi. Gue ingatin kembali jangan ada berani nyakitin Belin! Jangan ada teror-meneror juga, jangan main fisik," jelas Rayan kembali. Ia menatap Cristal begitu tajam lalu beralih ke Prisila dan Frinska ke belakang.
"Kalau lo tanya kenapa gue gini banget ke dia? Itu karena gue sayang sama Belin!"
Sontak ketiganya membulatkan mata, apa telinga ini tidak salah dengar? Rayan Melviano Fernandez suka kepada Belin? Gadis tak ada apa-apanya dari perempuan yang mengejar Rayan selama ini.
"NGERTI?" gertak pemuda itu menahan emosi mengingat kesakitan Belin hari itu.
"Iya, ngerti!" sahut mereka bertiga.
Rayan menghela napas, mengangguk lalu membuka pintu mobil berniat keluar dari sana. Ia segera berjalan kearah mobilnya. Menjalankan mobil segera keluar dari SHS.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELINDA (END)
Teen FictionLelah. Satu kata yang menggambarkan diri seorang Belinda, gadis remaja yang harus melalui pahitnya kehidupan. Membungkam air mata yang harus tergantikan oleh senyum merekah untuk terlihat kuat menghadapi keadaan. Banyak yang membenci, menghina, men...