Six √Restaurant

455 39 3
                                    

Jangan kau rendahkan mereka yang kau anggap di bawamu. Bisa saja kau akan menyesalinya sendiri. Ingat roda kehidupan terus berputar.


⛅ ⛅ ⛅

Laju mobil Lamborghini Aventador SVJ Roadster itu cepat membuat orang yang ada di dalam sana tersentak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laju mobil Lamborghini Aventador SVJ Roadster itu cepat membuat orang yang ada di dalam sana tersentak. Meski sudah memasang safety belt. Sedangkan orang yang tengah menyetir hanya acuh tak peduli.

Rambut ikal cantik yang terikat terbang terbawa angin ke belakang. Poni ala korea gadis ini teracak. Begitupun pemuda di sampingnya sekarang juga.

Tadi Belin benar-benar membuat Kevlar kesal hanya safety belt. Belin tidak tahu memasang. Maka dari itu Kevlar yang memasangkannya.

Mobil Kevlar berhenti di sebuah restaurant terkenal se-ibu Kota Jakarta. Restaurant terbesar yang memiliki tujuh lantai berfasilitas mewah. Jangan lupa pakarangan hijaunya sangat luas. Mata yang memandang seakan dicuci kehijauan pakarangan. Tidak ingin berhenti memandang. Termasuk Belin saat ini.

"Em, Kak. Ki-kita ngapain ke hotel?" cicit Belin saat mobil berhenti.

"What? Hotel?" Belin mengangguk. "Mata lo ke mana sih? Lo nggak liat nama itu?" tunjuk Kevlar pada huruf-huruf yang terbuat dari aliminium perak, "tuh bacanya restaurant. Ini restaurant bukan hotel!"

"Bener, Kak? Kok mirip hotel, ya? Besar banget, cantik, bersih lagi."

"Ini hotel cupuu." Kevlar tertawa terbahak-bahak. Lucu saja. Baru pertama kali Kevlar mendapati orang seperti Belin. Mungkin Belin tinggal di zaman penjajahan. Membedakan hotel dan restaurat saja tidak tahu.

Belin hanya cengengesan. Ini kali pertama melihat Kevlar tertawa lepas. Mulai sejak pagi tadi Belin tidak pernah melihat senyum Kevlar. Hanya wajah menakutkan yang dia dapat. Apalagi tadi Kevlar kesal padanya bikin buluk kuduk merinding. Dan sekarang? Dia tengah tertawa lepas.

Kevlar memang tampan. Apalagi di saat tertawa menambah kesan ketampanannya.  Belin akui itu.

"Let's get out." Kini ia sudah berhenti tertawa.

Gadis bermata teduh mengerut kan kening.  Pasalnya dia tak paham ucapan Kevlar tadi. Melihat keluar dari mobil, Belin juga ikut keluar. Jangan lupa Belin harus berkutat pada safety belt sebelum berhasil membuka pintu mobil.

"Kak, Kak ...," panggil Belin berusaha mengejar Kevlar dari belakang.

"Selamat datang kembali ke Fernandez Restaurant, Tuan Muda," ucap empat orang berbaju hitam lengkap dengan topi dan dasinya. Mereka sedikit membungkuk memberi hormat.

"Baju gue sudah dateng?" tanya Kevlar tanpa berbasa basi.

"Sudah ada Tuan Muda. Bajunya baru saja sampai. Sekarang baju itu ada di kamar khusus," kata Pak Aan selaku kepala restaurant ini. Pak Aan juga salah satu orang kepercayaan keluarga Fernandez untuk menjaga restaurant.

BELINDA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang