naŭ

1K 158 22
                                    

"Sicheng!"

Gue sama Kak Taeyong buru-buru ngejar Sicheng. Dia lari ke arah parkiran.

"Lepasin!" Sicheng berontak pas Kak Taeyong pegang tangannya. Tapi, karena tenaga Kak Taeyong lebih besar, Sicheng nggak bisa lepas. Tangan Kak Taeyong udah kena darah Sicheng, soalnya tangan Sicheng berdarah gara-gara dia nyabut infusnya asal.

"Sicheng, tenang dulu," kata gue pas liat Sicheng yang masih berontak sambil nangis.

"Lo kenapa, Cheng? Coba bicara pelan-pelan. Tenang," kata gue.

"Lepas!" Sicheng berontak makin parah. Kak Taeyong langsung narik Sicheng ke pelukannya supaya anak itu nggak bisa berontak lagi.

"Sicheng, dengerin apa kata gue. Tenang, jangan begini," bisik Kak Taeyong lembut. Sicheng mulai diem, tapi masih nangis.

Ah, yaya gue paham. Sicheng nggak bisa dikerasin.

"Lepas ... Sicheng mau pulang ...," lirih Sicheng.

Gue nutup muka gue pake kedua tangan. Ah, sial. Gue malah ikutan nangis. Ya gimana enggak? Gue kasian liat Sicheng yang keliatannya frustasi banget.

"Lepasin, Kak Taeyong!" Tiba-tiba Sicheng kembali berontak. Kak Taeyong ngeratin pelukannya.

"Please, lo tenang. Jangan nangis lagi, jangan berontak lagi, okay?"

Sicheng masih tetep berontak. Gue nggak tau mau ngapain. Gue nggak kuat kalo harus nenangin Sicheng.

"Lepas! Sicheng mau ke China! Hara, Hara bantuin Sicheng! Kak Taeyong jahat, Hara!"

Gue makin nangis pas Sicheng manggil gue. Gue cuma ngegeleng tanpa mau bales omongan dia.

"Hara, beliin tiket pesawat ke China sekarang!" teriak Sicheng lagi. "Hara, bantuin Sicheng!"

Sicheng, sorry but I can't help you ....

"Sicheng, can you be quiet?"

"Kak Taeyong jauh-jauh dari Sicheng! Lepas!"

"Dong Sicheng!" bentak Kak Taeyong tiba-tiba.

Hening, seketika hening. Sicheng udah berhenti berontak. Tapi sekarang dia malah nunduk dan lemes banget. Gue langsung samperin dia waktu tau ada hal yang gak beres.

Kak Taeyong ngelepas pelukannya dan Sicheng langsung luruh gitu aja sebelum Kak Taeyong kembali nangkep dia. Kak Taeyong nahan Sicheng supaya tetep berdiri.

"Sicheng?" Gue ngangkat dagu Sicheng. Sicheng merem sambil ngernyit. Napasnya berantakan.











"Kak, cepet bawa dia ke kamar!"






-Sickcheng-








kemarin malam-malam aku nangis gara-gara ada yang post video sicheng grow up gitu:(

aku baca komen orang, dia bilang dia kasian sama sicheng yang kayak 'nggak dianggap' di nct:(
sicheng selalu dapet part sedikit di lagu-lagunya.
padahal sicheng itu multitalent sejak kecil.
tapi kayak ketutup gitu, jarang yang tahu.

ya intinya aku sedih ... karena yang diomongin orang itu, ada benernya:(

sorry, nggak maksud apa-apa kok aku. sekadar curhat, serius.

anw, ty udah baca ff ini!








170420

Sickcheng ; dong sicheng ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang