tridek kvin

789 125 10
                                    

Gue ngeberhentiin taksi. Dibantu beberapa orang yang lagi di halte, sekarang Sicheng duduk di jok belakang bareng gue. Kepalanya gue senderin di bahu gue, dan gue masih berusaha buat ngejaga kesadaran dia. Sicheng nggak boleh pingsan!

"Sicheng." Pokoknya gue nggak berhenti manggil dia sambil terus pegang tangannya yang ngeluarin keringat dingin.

Sicheng ngeratin genggaman tangannya. Oh, berarti masih sadar.

"Sicheng, lo bisa denger gue?"

Yang terakhir gue denger, Sicheng manggil nama gue pelan sebelum dia bener-bener nggak sadarkan diri.

Sampe di RS, Sicheng langsung dibawa ke UGD. Gue duduk di kursi depan UGD.

Sicheng nggak boleh kenapa-napa.

Sicheng baik-baik aja.

Sicheng pasti nggak apa-apa.

Sicheng harus baik-baik aja.






































"Pasien belum sadarkan diri."

"Tapi nggak apa-apa, kan, Dok?"

Dokter itu ngehela napas. Dan gue baru sadar ini dokter yang waktu itu pas Sicheng dirawat.

"Jangan sampai pasien mendengar bentakan, teriakan-teriakan keras, atau semacamnya."













SEBENTAR!

Dokter ini-















"Ini bahaya untuk kesehatan jantungnya."

Lah, Dok! Lo tau Sicheng sakit jantung?! Kenapa waktu itu nggak bilang anjir?!








Atau Sicheng yang nyuruh?















-Sickcheng-




















dah aku mau tidur


210520

Sickcheng ; dong sicheng ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang