dudek unu

878 141 39
                                    

Gue duduk di karpet. Samping gue Sicheng yang lagi tidur di sofa.

"Kak," panggil gue.

Kak Taeyong nengok. "Apa?"

"Kira-kira Sicheng kenapa, ya?"

"Kan lo yang sama Sicheng, gue mana tau," bales Kak Taeyong. "Emang pas di lantai 3 itu nggak ada siapa-siapa selain Sicheng?"

Gue ngegeleng. "Dia sendirian, ngeringkuk di lantai."

"Kayaknya gue tahu. Di almamater Sicheng—"

"Apa? Kok ngomongin Sicheng?"

Anjir, udah bangun dia.

"Hara sama Kak Taeyong ngomongin apa?" tanya dia sambil duduk.

"Nggak, cuma ngomongin tadi pagi sebenernya lo kenapa."

Kak Taeyong jujur banget, mau nangis gue!

"O-oh ...."

Gue sama Kak Taeyong liat-liatan. Terus Kak Taeyong nunjuk Sicheng pake dagunya. Oh, paham.

"Tadi pagi lo kenapa? Perasaan pas sampe sekolah lo masih baik-baik aja."

"Nggak ...," bales Sicheng sambil mainin ujung hoodie-nya.

"Ayolah, Cheng. Gue tahu lo bohong," kata gue.

Sicheng ngegeleng. "Cuma kambuh biasa."

"Nggak mungkin," sahut Kak Taeyong. "Gue liat jejak sepatu di almamater lo pas gue ngangkat lo ke mobil. Di bagian dada."

Gue syok. M-maksudnya?





















-Sickcheng-













rambut jaemin emg birunya kyk gtu atau pudar si?😌

010520

Sickcheng ; dong sicheng ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang