"Ada yang ngeliatin Sicheng dari semalem .... Bajunya panjang hitam semua .... Serem, Hara ...."
Gue takut pas Sicheng ngomong kayak gitu. Ya takutlah anjir. Orang gak ada apa-apa.
"Nggak, nggak ada yang liatin Sicheng," kata gue nyoba nenangin sambil ngusap punggungnya.
"Masih ada, Hara ...."
Gue takut, asli. Yang dia maksud pake baju hitam panjang itu apa? Security? Eh security bajunya tangan pendek, ya.
Terus apa?!
Setan?
Nggak nggak. Bukannya biasanya warna putih? Atau setannya ganti baju?
Gue pusing @.@
"Nggak usah takut. Gue nggak ninggalin lo lagi, kok."
Sicheng natap gue, dengan keadaan masih nangis. "Hara, buku Sicheng ada di apartemen."
"Buku yang mana?"
"Buku harian itu," jawab dia sambil ngapus air matanya pake lengan baju. "Tolong ambilin."
Gue ngehela napas. "Harus banget, ya? Buat apa, sih?"
"Hara udah boleh baca."
"Shut up. Lo ngelantur, gue nggak suka."
"Hara ...."
Melebur lah gue ngeliat Sicheng gemoi begitu.
"Oke, di mana?"
Sicheng senyum. "Di laci kamar."
"Ya udah, gue ambilin dulu sebentar. Gue tinggal nggak apa-apa?"
Sicheng ngelirik ke arah jendela. "Ng-nggak apa-apa."
"Oke, gue pulang, ya."
Sicheng ngangguk-ngangguk pelan sambil senyum. "Hati-hati, Hara."
Gue ngangguk, terus ngambil tas. Pas gue mau buka pintu, Sicheng manggil lagi.
"Hara."
Gue noleh. Sicheng ngerentangin tangannya. "Hug me, one more time."
Gue diem bentar sebelum akhirnya nyamperin Sicheng lagi dan meluk dia. Sicheng kayak enggan ngelepas, tapi kan gue harus pulang buat ngambilin buku dia, 'kan?
"Udah, cuma gue tinggal sebentar kok," kata gue.
Sicheng ngangguk, senyumnya nggak pudar. "Cepet ke sini, ya, Hara."
"Hu'um. Teil sama yang lain juga otw ke sini. Kalo gue belum sampe, lo ditemenin mereka dulu."
"Ah, okeee."
Seneng nih gue kalo Sicheng udah ceria begini. Kan bosen liat dia nangis:(
"Gue pergi, ya."
"Iya, dadah, Hara." Sicheng dadah-dadah. "Eh, bentar!"
"Kenapa?"
"Mau nanya."
"Nanya apa?"
"Hara seneng nggak, jadi sepupu Sicheng?"
Gue ngernyit sambil nahan ketawa. Tiba-tiba nanya gitu jir. Akhirnya gue ngangguk. "Seneng dong."
"Sicheng juga seneng. Hara baik, hehe. Sicheng sayang Hara!"
"Iya, gue juga. Udah, ya, gue pergi."
Gue udah jalan ke arah pintu setelah ngusap rambut Sicheng, tapi ... kenapa rasanya nggak mau ninggalin Sicheng?
Gue noleh lagi, Sicheng masih ngeliatin gue sambil senyum.
"Udah, sana Hara. Nanti kan ketemu lagi," kata Sicheng sambil ngibasin tangannya yang nggak diinfus.
Gue ngangguk. Terus bales dadah-dadah ke Sicheng.
Sampe akhirnya gue sadar pas udah di apartemen.
Maksud Sicheng gue udah boleh baca buku hariannya apa?
-Sickcheng-
semalem lagi nunggu loading malah ketiduran ಥ_ಥ
taunya belum ke-update:')anw, part ini sngt ... :3
AHAHAHAHAHAHAHAHAselamat pagi, selamat beraktifitas
jangan lupa sarapan😃jarang-jarang kan bisa ngingetin buat sarapan di a/n gini, kan ak biasanya up tengah malam gyahahaa
150720
KAMU SEDANG MEMBACA
Sickcheng ; dong sicheng ✔
Fanfic"Sicheng, bisa nggak, sih, lo ngapa-ngapain sendiri aja?" "Nggak. Kan maunya sama Hara." "Nanti kalo gue pergi, lo gimana?" "Kalo Hara pergi, Sicheng ikut pergi." ㅡ "Sicheng kenapa sakit mulu, sih?" "Biar diperhatiin sama Hara, hehehe." Tapi gue ngg...