kvar

1.3K 187 52
                                    

"Nih, makan."

Gue ngasih mangkuk yang isinya bubur ke Sicheng. Anak itu cuma natap bubur dan gue secara bergantian kayak orang bego.

"Cepet, Sicheng. Biar bisa minum obat."

Sicheng kayak kaget gitu. Hadeeh, sumpah deh ya. Gue lupa Sicheng ini anaknya kagetan.

Sicheng ngambil mangkuk yang gue kasih terus bilang, "Makasih, Hara."

Emang ya, Sicheng warasnya pas sakit doang.

Sicheng niup niup bubur yang di sendok sebelumnya akhirnya dia makan. Tumben dia nggak rewel kayak biasanya kalo lagi sakit.

Gimana ya, Sicheng emang hampir setahun lebih muda dari gue. Dia lahir di bulan-bulan akhir sih, oktober. Jadi masuk TK-nya belum 5 tahun.

"Hara."

Aduh Sicheng, suara lo bisa gak sih jangan kayak anak kecil?

"Kenapa?"

"Mana obatnya?" Oh udah abis toh buburnya. Dia celingukan gitu nyari obatnya, padahal masih gue pegang. Lawak anjir mukanya.

"Nih." Gue ngasih obat yang gue pegang.

"Airnya mana?" tanya dia lagi. Duh, ribet.

"Noh di kamar mandi, banyak," bales gue asal sambil bangun buat ngambilin minum.

Abis ngambil minum buat Sicheng, gue balik dan nggak nemuin Sicheng di sofa.

Dan lo tau Sicheng ke mana?





DIA BENERAN KE KAMAR MANDI DONG, SYALAN. SICHENG OTAK LO DI MANA????!!!!

"Sicheng lo ngapain?!" tanya gue kesel. Dia keluar dari kamar mandi dengan wajah bingungnya.

"Yang dimaksud Hara air di kamar mandi itu mentah, Hara. Nggak boleh diminum. Nggak sehat. Nanti Sicheng sakit gara-gara minum air mentah," jelasnya panjang lebar.

Oke, Sicheng. Kepintaran lo naik jadi 0.1%


























-sickcheng-

































































































090420

Sickcheng ; dong sicheng ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang