0.0

3.3K 77 4
                                    

Vanya Rachell Wiranata.

Seorang gadis berambut hitam panjang, dengan poni sedikit didepannya itu melambaikan tangan ke arah mobil mewah yang mengantarkannya ke sekolah sambil tersenyum.

Vanya membalikan badannya, dan pada saat yang bersamaan, ada satu motor sport menyalipnya. Vanya menatap tajam ke arah motor yang sekarang sudah terparkir asal di parkiran sana.

Vanya berjalan ke arahnya dan berdiri di depannya. "Kaus kakinya bagus ya? Sama kayak warna tas gue, peach." Ucap Vanya menyindir.

Pria itu menatap Vanya sekilas lalu berjalan meninggalkan Vanya.

"Motornya juga bagus." Ucap Vanya, "tapi sayang, yang punyanya gak ada akhlak." Lanjut Vanya.

Ucapan Vanya terakhir menghentikan langkahnya dan sukses membuat dia berbalik nerjalan kembali ke hadapan Vanya.

"Maksud lo apa?" Tanyanya.

Vanya memutar bola matanya malas. "Iya, lo gak punya akhlak. Motor di parkir seenaknya, kaus kaki juga seenaknya. Tau tata tertib kan? Bisa baca peraturan kan?"

"Apasi lo? Bacot banget, serah gue lah, kaus kaki gue, motor gue." Jawabnya cuek.

Vanya melotkan matanya. "Oh yaudah, kalau gitu keluar lagi aja dari sekolah ini, cari sekolah yang pakai kaus kaki bebas, parkir motor seenak jidat. Lo anak baru kan?"

"Bukan urusan lo! Lagian lo siapa sih? Anak yang punya sekolah? Hah?" Tanyanya sedikit emosi.

Baru saja Vanya membuka mulut untuk menjawab, satu teriakan menghentikan aksinya.

"Van!"

Vanya memutar bola matanya malas. "Apasih?" Tanya Vanya kesal.

"Lo yang apa? Ngapain disini? Ayo Van, udah ditunggu. Kasihan Devin kerepotan." Ucap Ressa, partner ekskull dan sahabat Vanya.

Vanya berdecak sebal. "Bentar Re, gue masih punya urusan sama anak satu ini." Ucap Vanya sambil menatap lelaki itu tajam.

"Urusan apasih?" Tanya Ressa bingung.

"Liat aja, apa yang SALAH di dia?" Ucap Vanya yang sudah jengah.

Ressa melihat penampilan lelaki itu dari atas aman, dan bawah, ya, warna peach disana.

Ressa menghembuskan nafasnya kasar. "Ya udah, gue yang urus, lo ke lapangan upacara aja, udah ditunggu." Ucap Ressa.

Vanya mengangguk dan langsung berlari menuju lapangan upacara, sedangkan Ressa menatap lelaki itu tegas.

"Benerin parkir motornya." Ucap Ressa tegas.

"Lo mau upacara atau jadi tukang parkir?" Tanya baliknya diikuti senyum mengejeknya.

"Murid baru kan lo? Ikut peraturan disini, udah itu ikut gue ke ruang kepala sekolah sekarang, cepat!" Ucap Ressa tegas.

Mau tidak mau, lelaki itu melangkahkan kakinya malas membenarkan letak motornya, lalu mengikuti Ressa menuju ruang kepala sekolah.

🍃🍃🍃

Posesif posesif :)
Gimana posesifnya? Read next chapter!
Vote:)

PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang