"Ekhem."
Than dan Zoya menghentikan aksinya, lalu menoleh kearah sumber suara.
"Ikut aku." Ujar seseorang menarik tangan Zoya
"Ada apa kak?"
"Udah ikut aja." Jawab Arvin
Than tersenyum kecut melihat Zoya dan Arvin yang semakin menjauh darinya.
Saat ini Zoya dan Arvin sedang berada ditaman belakang sekolah. Sekarang memang sudah jam istirahat makanya Arvin mengajak Zoya kesini.
"Aku gasuka kamu deket sama Than, aku kan udah sering bilang. Dia itu bukan cowok baik, dia itu biang masalah, dia tu cowok brandal. Dia juga kaya orang yang gak punya akhlakk. Gausah deket deket sama dia lagi, kalo kamu ikutan jadi brandal gimana??!!" ucap Arvin penuh penekanan
"Loh kok ngomongnya gitu sih kak?? Kita gapernah tau apa yang orang rasain, kak Arvin jangan asal nyimpulin gitu aja. Aku rasa Than cowok yang baik kok, dia bukan brandal dan dia juga bukan biang masalah." ucap Zoya menekankan kalimat terakhinya
"Kok kamu belain dia sih." ucap Arvin yang menaikkan volume suaranya
"Aku gabelain siapa siapa kak, tapi kita juga gaboleh asal nyimpulin kehidupan orang gitu aja, kalo emang gatau apa apa lebih baik gausah ikut campur. Aku percaya dia engga seburuk yang kak Arvin pikirin." Ucap Zoya kemudian ia berjalan meninggalkan Arvin, namun saat Zoya akan berjalan tangannya dicekal oleh Arvin
"Lepasin kak sakit, kok kak Arvin kasar sih." Pekik Zoya sambil berusaha melepaskan cekalannya dari Arvin
"Oke maaf Zoy aku kebawa emosi." Kata Arvin frustasi, Zoya tak berniat membalasnya ia sudah terlanjur kecewa
"Aku minta maaf ya, kamu mau kan maafin aku?" Ucap Arvin meraih tangan Zoya
"Hmm oke tapi jangan gitu lagi." balas Zoya
"Iyaa pastinya." ucap Arvin sambil mengedipkan mata kanannya
"Apa sih kak genit!!!" ucap Zoya tersenyum malu
Tiba-tiba Adit datang bersama Gilang
"Aku sayang kamu, aku cinta kamu, jangan tinggalin aku, aku gabisa hidup tanpa kamu beb." ucap Adit seraya memeluk Gilang
"Iya beb, eke juga gabisa kehilangan kamu. Kamu sebagian dari hidupku beb, huhuhu." balas Gilang sambil berakting menangis dan membalas pelukan Adit
"Kamu perhatian, baik, care, tapi sayang kamu gitunya ke SEMUA CEWEK." ucap Adit menekanan kata diakhir kalimat
"Kalo cuma ngomong doang sih gue juga bisa kalii, ups." ucap Gilang menutup mulutnya lalu pergi diikuti Adit, meninggalkan Zoya dan Arvin yang sedang bingung dengan tingkah Gilang dan Adit.
"Udah gausah dengerin orang gila lewat." ucap Arvin yang hanya diangguki oleh Zoya.
***
Setelah sekian lama Zoya berdebat dengan Arvin ditaman tadi, Zoya segera menuju kantin untuk menemui teman-temannya. ternyata disana sudah ada Than dkk.
"Kak Gilang, kak Adit maksud nya tadi apa? Kenapa kalian ngomong kaya gitu didepan gue sama kak Arvin?" Tanya Zoya yang sudah melibatkan kedua tangannya didepan dada
"Eh Lang itu ditembak bodo."
"Yang mana anjirr."
"Yang itu tuh buruan goblok nanti koid."
Gilang dan Adit tidak membalas pertanyaan Zoya, mereka malah sibuk dengan game online nya masing masing.
Zoya kesal hanya dikacangi oleh kedua seniornya itu. Zoya memutuskan untuk pergi ke kelas saja. Karena sudah tidak ada mood untuk membeli makan dikantin.
Saat Zoya sampai didepan pintu kelasnya, Tiba-tiba Than mencekal tangannya
"Jo, maafin Gilang sama Adit gue ya." ucap Than
"Gapapa."
"Lo marah sama mereka?" tanya Than
"Engga, gue cuma bingung aja apa maksudnya mereka ngomong kaya gitu didepan gue sama kak Arvin tadi."
"Gue sendiri gatau kejadiannya, tapi gue minta maaf gue mewakili mereka." ucap Than tulus
"Hem gapapa lo juga gak tau apa apa kan."
Hening sejenak
"Terus ngapain lo masih disini?" Tanya Zoya menaikkan kedua alisnya
"Udaranya seger disini, sejukk." Ujar Than merentangkan kedua tangannya
"Jelas lah, kan ada gue. Penyejuk dari segala kehausan."
"Cyahh bahasanya, comberan kali lu penyejuk dari segala kehausan segala."
"Bodoamat, udah sana pergi aja lu." Usir Zoya
"Ntar kangen."
"Amit amitt."
"Amit amit apa amit amit."
"Ishhhh amit amit jabang bayi, kalaupun dari sekarang sampe rambut gue jadi putih kalo gue gak ketemu lagi sama lo gue gak bakal kangen sama lo."
"Ahh yang benerr? Ati-ati ntar kemakan omongan sendiri loh." Ujar Than tak henti-hentinya menggoda Zoya
"Gak bakalll!!"
"Okee, kita lihat besok." Ujar Than dengan senyum jahilnya lalu ia melambaikan tangan pada Zoya dan bergegas kembali ke kelasnya karena bel sudah berbunyi
"Ish nyebelinn!!" Teriak Zoya sambil menghentak-hentakkan kakinya
***
Sudah 1 jam Zoya menunggu kedatangan Arvin, namun tak kunjung datang. Saat ditaman belakang sekolah tadi Arvin berjanji akan mengantarkan Zoya pulang karna memang hari ini Zoya tidak menggunakan mobilnya sendiri dengan alasan sedang diservis.
"Dimana sih lo kak, ditelfon juga nomornya gaaktif terus. Tapi gue bakal nungguin lo sampai dateng. lo udah janji sama gue, lo pasti tepatin itu." batin Zoya
Brum brum brum
Itu suara motor Than, ia melewati Zoya begitu saja.
"Itu kan Than, ngapain dia kesekolah lagi? Arghh bodoamat." ucap Zoya malas
Selang beberapa menit Than dan motor ninjanya sudah ada didepan Zoya sekarang.
"Ngapain lo disini?" tanya Than sambil membuka kaca helm full facenya
"Lah lo ngapain disini?" ucap Zoya menanya balik pada Than
"Yee, orang ditanya malah balik nanya."
"Lagi nunggu jemputan." balas Zoya malas
"Lagi nunggu jemputan apa nunggu Arvin??"
"Jemputan, udah sana lo pergi ngapain disini." usir Zoya
"Dia gabakalan jemput lo, udah biar gue aja yang nganter lo pulang."
"Cari kesempatan dalam kesempitan banget sih, gamungkin lah kak Arvin ngingkarin janjinya." ucap Zoya ketus
"Percaya sama gue dia gak bakal jemput lo, udah buruan naik. Lo juga pasti udah lama nunggu disini, ini juga udah mulai sore kasian orang tua lo nanti nyariin."
Zoya bimbang sekarang haruskah ia menunggu Arvin atau pulang dengan Than. Tapi apa yang diucapkan Than itu benar pasti orang tua Zoya sudah menunggunya dari tadi.
"Gece, lama banget sih mikirnya."
"Yaudah deh buruan." ucap Zoya pasrah dan langsung menaiki motor andalan Than.
TBC
-
-
-
Jangan lupa vote comment teman temanku semuaa🦄
KAMU SEDANG MEMBACA
Than The Perfect Man [END]
Teen FictionKris Fathan Raymond, pria yang kerap disapa Than ini mempunyai paras yang tampan dengan sejuta pesonanya. Pria ini bisa dibilang pria yang hampir sempurna. Dengan bola mata berwarna coklat, alis sedikit tebal, hidung mancung, bibir berwarna merah mu...