Hampir 10 menit mereka sibuk dengan benda pipih mereka masing-masing, satu potong pizza pun belum ada yang mereka sentuh sama sekali.
"Ishh hp gue main saut aja!" teriak Zoya setelah ponselnya diambil begitu saja oleh Than
"Makan dulu Soy!! Ngapain coba beli makan kalo gak dimakan!!" tegas Than
"Emang lo pikir gue beli ini buat gue?" Zoya menaikkan alis kanannya sontak Than mendekatkan wajahnya dengan wajah Zoya
"Disini gue cuma sama lo dan yang pesen semua makanan ini kan elo bukan gue jadi yang harus makan ya elo bukan gue, udah buruan makan!!" Than menjauhkan wajahnya dengan wajah Zoya lalu memainkan ponsel milik Zoya
"Heloww! gue pesen makanan sebanyak ini itu bukan buat gue kali! Itu buat lo karena selama di Bali lo baru makan 1 kali! Lo pikir gue gak tau hah!! Makan nih semua pizza! Awas aja kalo gak dimakan gue tambahin hukumannya!!" Than menelan silvanya susah baru kali ini ia tau jika pacarnya seganas itu padanya
"Tau dari mana sih gue gak pernah makan?" Tanya Than
"Argh emang gaada akhlak tu bocah bocah pake ngasih tau Zoya segala." Lanjut Than bergumam yang memang tau jika teman temannya telah mengadu pada Zoya
"Buruan dimakan! Kalo gak dimakan hukumannya bertambah loh." Zoya merebut kembali ponselnya sementara Than tengah menghembuskan nafasnya kasar
Pasrah, itulah yang dilakukan Than saat ini. Than tau jika ia tidak menuruti permintaan Zoya maka hukumannya akan benar-benar bertambah.
Than memakan pizza itu dengan bibir yang sudah memanyun, Zoya terkekeh karenanya. Menurut Zoya, Than sangat lucu seperti itu ia seperti anak kucing yang tengah marah pada induknya karena telah memarahinya tadi.
"Than makan yang bener dong!"
"Aww sakit tau!" Pekik Than setelah Zoya mencubit tangannya
"Kalo gak mau diginiin ya harus makan tepat waktu! Jangan bilang udah makan kalo nyatanya belum makan!"
Than itu anaknya memang sulit jika diajak makan, maka dari itu badannya terlihat kurus, setiap Zoya tanya pasti Than selalu jawab sudah makan padahal memegang nasi saja jarang sekali.
Sudah 3 hari Than dan Zoya berada di Bali dan selama itu juga Zoya baru sekali melihat Than memakan nasi, akhirnya Zoya pun menanyakan hal ini pada ke-5 teman Than.
"Seneng ya ternyata di Jakarta kamu punya temen yang peduli sama kamu." Ujar seseorang lantas Than pun menoleh kearah sumber suara
"Papa." Gumam Than terkejut, sangat terkejut
Than sudah banyak berharap agar ia tidak dipertemukan lagi dengan ayahnya, namun Tuhan berkehendak lain, Tuhan telah mempertemukan Than dengan ayah kandungnya lagi saat ini.
"Iya nak ini papa." Ujar Ray dengan senyum lebarnya
"Arghh kenapa gue harus ketemu dia lagi!!" Batin Than Yang sudah mengepalkan satu tangannya
"Ohh saya kira jika kita bertemu anda sudah tidak mengenali saya lagi." Than merubah posisinya menjadi berdiri lalu menghadap Ray, Zoya pun ikut berdiri disamping Than
"Maafin papa Than, papa tau papa salah." Ucap Ray dengan wajah yang penuh rasa bersalah
"Gak perlu minta maaf, bukankah selama ini kita tidak pernah bertemu? Mana mungkin anda bisa melakukan kesalahan pada saya jika kita saja tidak pernah bertemu sebelumnya."
"Maaf saya harus pergi, saya harus mengemasi barang saya untuk pulang besok, permisi." Than menggandeng tangan Zoya untuk segera membawanya pergi
"Than papa bisa jelasin semuanya sama kamu." Ray berlari untuk menyamakan langkahnya dengan Than
KAMU SEDANG MEMBACA
Than The Perfect Man [END]
Teen FictionKris Fathan Raymond, pria yang kerap disapa Than ini mempunyai paras yang tampan dengan sejuta pesonanya. Pria ini bisa dibilang pria yang hampir sempurna. Dengan bola mata berwarna coklat, alis sedikit tebal, hidung mancung, bibir berwarna merah mu...