Sudah 2 hari Than tidak terlihat batang hidungnya, setiap harinya Zoya selalu menanyakan Than pada teman-temannya namun Than masih saja tidak ada perkembangan.
Selama dua hari itu Zoya menjadi orang yang pendiam, dia berbicara hanya saat butuh saja, Zoya bahkan ia menolak banyak pekerjaan yang menawarkannya.
"Than masih gak ada kabar kak?" tanya Zoya pada Adit saat mereka berada dikantin
"Udah lo tenang aja Than baik baik aja kok." Zoya tidak membalas ucapan Adit justru ia kembali melamun
Adit, gilang, iyan, Ezra dan Luna saling berpandangan, mereka merasa kasihan pada keadaan Zoya saat ini yang setiap harinya hanya melamun seperti tidak memiliki tujuan hidup lagi, ia berbicara hanya untuk menanyakan keadaan Than saja, mungkin yang ada dipikiran Zoya saat ini hanyalah Than.
***
"Udah pulang kak?" tanya Aurel saat Zoya memasuki rumahnya, Zoya hanya mengangguk sebagai jawaban
"Udah dong murung nya kak, mama tau ini berat buat kamu tapi kamu harus bisa ngelewatinya, kamu harus tabah menjalaninya, mama percaya kamu bisa hidup tanpa Than, kamu anak yang kuat sayang." ujar Aurel mengelus rambut Zoya lembut
"Zoya gak bisa ma, Zoya butuh Than dihidup Zoya." ujar Zoya menepis tangan tangan Aurel lembut, lalu ia berjalan menuju kamarnya, Aurel menatap tubuh Zoya yang semakin menjauh penuh kesedihan
Zoya menangis kembali saat ia sudah berada didalam kamarnya, pikirannya terus saja tertuju pada Than, sudah bagi Zoya untuk melupakan Than, hidup Zoya jauh dari sempurna tanpa Than disampingnya.
"Zoy, aku orang pertama yang sangat bahagia lihat kamu tersenyum dan aku orang pertama yang merasakan sakit luar biasa saat lihat kamu menangis, tersenyumlah Zoy sebesar apapun masalahnya, jangan pernah lari dari masalah itu, kamu harus bisa melewatinya."
Zoya menghapus cairan yang masih membasahi pipinya, Zoya tersenyum saat ia mengingat perkataan Than kala itu.
"Gue gak boleh sedih terus nanti Than ikut sedih lagi." batin Zoya
Zoya seperti hampir gila karena Than, pikirannya selalu saja tentang Than, setiap harinya pun ia hanya melamun memikirkan Than.
Zoya pun sadar akan lamunannya, ia tersenyum lalu bergegas membersihkan dirinya, setelah selesai dengan aktivitasnya didalam kamar mandi Zoya turun menuju ruang keluarga, belum sempat sampai diruang keluarga, bel rumah Zoya berbunyi.
Zoya segera membuka pintu rumahnya, terlihat seseorang tersenyum dibalik pintu, namun saat melihatnya justru Zoya malah menangis.
"Tha-thannnn." Zoya memeluk Than dengan penuh kekahawatiran dan kerinduan
Than membalas pelukan Zoya dengan sayang, ia menyadari jika ia tidak bisa jika harus berjauhan dengan Zoya seperti itu, rasanya berbeda sepi dan sangat hampa.
"Than aku kangen sama kamu." ujar Zoya menghapus air matanya kasar
"Aku juga kangen kamu Soy." ujar Than melepaskan pelukannya
"Kemana aja? Aku nyariin kamu setiap hari tapi gak pernah ada, tau gak sih ini nyiksa akuu!! Aku gak bisa jauh dari kamu, aku hampir gila karna kamu!!" ujar Zoya memukul dada Than
"Ciee nyariin aku." Ujar Than menggodanya
"Than udah engga marah sama aku?" tanya Zoya
"Aku gak bisa marah sama kamu Soy, engga ketemu kamu selama 2 hari aja udah bener bener nyiksa aku."
"Aku beneran nyesel Than karena gak bisa jadi pacar yang baik buat kamu selama kita pacaran."
"Hey, jangan ngomong gitu dong." ujar Than meraih pipi Zoya
"Sekarang aku udah kehilangan kamu." ucap Zoya frustasi
"Kamu engga kehilangan aku, aku ada disini." ujar Than masih setia mengusap pipi Zoya
"Tapi kita udah putus, aku udah bukan siapa siapa kamu lagi."
"Yaudah kalo gitu sambungin lagi." Ucap Than enteng
"Hahhhh??!! Ngomong apa tadi?" tanya Zoya mengusap telingannya kasar
"Gue ampuh juga ya, cuma dua hari kaga ketemu udah buat banyak penyakit ditubuh lo, hebat banget gue." ujar Than membanggakan dirinya sendiri
"Sumpah ya ngeselin nya gak tau kondisi banget." ujar Zoya sinis
"Eh tapi maksudnya apa Than?" lanjut Zoya bertanya
"Gausah belaga gatau deh Soy, gue terserah lo aja maunya gimana." ujar Than mendekati wajah Zoya
"Eh-em ma-maunya di sa-sambungin lagi." ujar Zoya gugup karena wajahnya sangat dekat dengan wajah Than, Zoya menutup matanya dengan perasaan dag dig dug
"Ngapain sih lo pake nutup mata segala? Lo pikir gue mau nyium lo gituu?" ujar Than menaikkan alis kanannya yang sudah menjauh dari wajah Zoya, Zoya membuka matanya pelan
"Hah? Eng-engga kok, lagian lo sih pake deketin wajah lo dimuka gue."
Than tersenyum lalu ia mengelus rambut Zoya penuh kasih sayang, Than memeluk Zoya erat untuk melampiaskan segala kerinduan yang sudah ia pendam selama ini.
"Aduh yang udah akurr main pelukan aja." sindir Aurel menggoda couple yang baru saja baikan
"Eh tante." ujar Than melepaskan pelukannya lalu bersalaman dengan Aurel
"Baguslah kalo kalian udah baikan, eh sini masuk dulu Than jangan diluar." ujar Aurel menarik tangan Than untuk masuk
"Sebentar ya mama baru bikin kue nih, Than jangan pulang dulu nanti cobain dulu kue buatannya tante oke." ujar Aurel bergegas pergi setelah Than duduk disofa ruang tamu
"Than gak jadi pindah sekolah kan?" tanya Zoya
"Jadi, baru diproses."
"Kenapa harus pindah sih Than?" ujar Zoya murung
"Gak papa kok Soy, aku nya aja yang gak betah sekolah di sana."
"Aku tau Than orang orang disana udah kaya gitu sama kamu, tapi kamu gak boleh nyerah ngehadepi mereka, aku pengennya kamu tu tunjukin ke semuanya kalo kamu tu bukan kaya yang mereka bilang ke kamu." ujar Zoya mengelus punggung tangan Than
"Dari dulu aku berusaha nunjukin tapi tetep gaada hasilnya."
"Dulu kamu berjuang sendiri, sekarang kamu punya aku, kita berjuang bareng bareng, aku yakin suatu saat mereka pasti nyesel karena udah gituin kamu."
"Gituin gimana sih Soy, udah ah jangan dibahas." ujar Than lalu memeluk tubuh Zoya sayang, ia benar-benar rindu dengan Zoya begitupun sebaliknya
~Flashback
Dengan wajah yang masih sedikit frustasi, Than membuka perban ditangannya, luka ditangannya sudah mengering, Than pun mengoleskan salep pada bekas lukanya.
"Jawab Than jangan diem aja!! Gimana sama pertanyaan gue tadi? Lo ngga beneran mutusin Zoya kan? Gue tau sisi lain Zoya juga salah dia gak mau dengerin penjelasan lo saat itu, tapi yang gue lihat dia nyesel bangett bray ngelakuin itu ke elo dan yang gue lihat dia jadi pendiem sekarang begitupun juga elo, lo jadi pendiem tau ga!! Lo berubah, gue ngomong aja cuma lo cuekin."
"Than gue yakin banget kalian masih sayang dan masih saling membutuhkan, udah lah broo jangan gini terus." Than menoleh setelah mendengar perkataan dari Raka
"Terus? Gue harus gimana sekarang?" tanya Than menaikkan alis kanannya, Raka pun tertawa kecil lalu merangkulnya
"Kasih kesempatan buat Zoya, selesaiin masalah lo sama Zoya secara baik baik gue yakin setelah kalian nyelesain itu secara empat mata hubungan kalian pasti bakal jauh lebih baik lagi, percaya sama gue."
"Udah buruan prepare habis itu kerumah Zoya." lanjut Raka menarik tubuh Than lalu merangkulnya, Than pun tersenyum, ia akan menuruti semua nasehat dari sahabatnya itu.
TBC
-
-
-
Maaf kalo masih banyak salah kata, kalian bisa komen kalo ada yang salah sama cerita ini❣Jangan lupa vote Comment dan jangan lupa dishare ke temen-temennya yang lain yaa💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Than The Perfect Man [END]
Teen FictionKris Fathan Raymond, pria yang kerap disapa Than ini mempunyai paras yang tampan dengan sejuta pesonanya. Pria ini bisa dibilang pria yang hampir sempurna. Dengan bola mata berwarna coklat, alis sedikit tebal, hidung mancung, bibir berwarna merah mu...