TTPM 32

70 24 3
                                    

"Eh Soy, bilangin tuh pacar lo yang sopan dikit kek sama guru."

"Sama orang yang lebih tua kok bentak-bentak."

"Apaan sih?" tanya Zoya bingung

"Lo gak tau Soy? pacar lo buat keributan sama Pak Gandi."

Zoya menatap ketiga pria itu dengan tatapan bingung, apa yang telah Than lakukan? Setiap perjalanan yang Zoya lalui disekolah pasti ada saja yang mencegahnya lewat dan berucap jika Than telah membuat Keributan.

"Kok gue gak nyangka ya, kak Than sampe mau keluar dari sekolah ini."

"Gak rela gue kalo sampe kak Than harus keluar dari sekolah."

"Bener banget, sama sekali gak rela kalo populasi cogan disekolah ini berkurang."

Seperti itulah celotehan para ciwi-ciwi yang berbeda dengan celotehan para cowok-cowok di Sma 1 angkasa ini, kini Zoya sedang mencari keberadaan Than sekarang, Than harus menjelaskan semuanya pada Zoya.

Orang yang Zoya cari sedari tadi kini sudah ia temukan, ternyata Than sedang berada diparkiran sekolah, namun Than tidak sendiri melainkan sedang bersama Deva.

"Saran gue mending lo pikirin lagi deh Than kalo mau pindah dari sekolah ini, jangan lari dari masalah." ujar Deva lalu Than menundukkan kepalanya frustasi

Deva mengusap punggung Than lembut "lo yang sabar, yang namanya hidup itu pasti ada masalah, tapi kita dipaksa untuk menjalaninya dan kita harus bisa melewatinya, semangat Than, happy will come to you soon." ujar Deva menenangkan Than

Zoya yang melihat kedekatan Than dengan Deva pun hanya bisa menangis melihatnya, hari ini Than sudah membuat Zoya kecewa beberapa kali, saat Zoya akan beranjak pergi ia malah menginjak botol bekas sehingga menghasilkan suara dan membuat Than dan Deva menoleh.

"Zoya." ujar Than menyadari keberadaan Zoya, tanpa berpikir panjang Zoya segera berlari menghindari Than, saat Than ingin mengerjar Zoya tangannya dicekal oleh Deva

"Than maafin gue ya, mungkin Zoya salah paham sama kita." ujar Deva

"Gapapa kok Dev, makasih ya lo udah ngasih nasehat ke gue." ucap Than diangguki Deva

"Kejar Zoya Than, jelasin semuanya ke dia." ujar Deva tersenyum dan dibalas oleh Than, tanpa ingin lama-lama Than pun langsung bergegas menyusul Zoya

Than diam bagaikan patung hidup saat ini, dadanya terasa sesak, hatinya bagai ditusuk beribu pisau, sakit yang ia rasakan kali ini benar-benar menyiksanya, apa yang Than lihat saat ini? Apakah ini cuma mimpi? Than berharap seperti itu, namun sayangnya ini kenyataan.

"Ada gue disini buat lo Soy." ujar Ken semakin mengeratkan pelukannya dengan Zoya

"Lepasin Zoya atau lo mati ditangan gue!!" ujar Than tegas

"Eitss sante bro." ujar Ken setelah melepaskan pelukannya dengan Zoya

"Bacot lo anjing!!"

"Thann stop!! Pergi kamu dari sini!!" ujar Zoya membentak

"Soy gue bisa jelasin semuanya." ujar Than meraih tangan Zoya dan langsung ditepis olehnya

"Gue gabutuh penjelasan lo!!" ujar Zoya lalu ia beranjak pergi diikuti oleh Ken

***

"Andai kalian gak pergi ninggalin aku saat itu, mungkin hidup aku gaakan sehancur ini, gaada orang yang peduli sama aku, aku bagaikan sampah disini, aku butuh kalian aku butuh kasih sayang dari kalian aku butuh pelukan kalian." ujar Than berbicara pada dua batu nisan yang bersampingan

Than segera beranjak, ia bergegas pergi menuju rumahnya, butuh 15 menit Than menghabiskan waktu untuk menerabas jalanan yang cukup macet, setelah Than berada didalam rumahnya ia menyuruh semua pekerja dirumahnya untuk pulang saja, karena hari ini Than benar-benar ingin sendiri.

Baru kali ini Than menangis, ia merasa hidupnya sangat tidak berarti, banyak orang-orang yang membencinya, apapun yang ia lakukan sama sekali tidak ada harganya dimata orang-orang, bahkan kekasihnya sendiri pun malah mengacuhkannya.

"Thannn!! berani kamu membentak saya??!! Dimana letak sopan santun kamu??!! Apakah orang tuamu tidak mendidik kamu untuk sopan santun terhadap orang yang lebih tua??!! Apa ini yang orang tuamu ajarkan pada kamu than, menjadi anak yang tidak punya sopan santun!!"

"Pasti kamu buat onar lagi kan than??!!"

"Ada gue disini buat lo soy."

"Thann stop!! Pergi kamu dari sini!!"

"Gue gabutuh penjelasan lo!!"

"Son of a bitch!!!" ujar than membanting semua barang-barang yang berada dirumahnya

"Arghhhh." Than memukul tembok rumahnya sekeras mungkin sehingga mampu mengeluarkan cairan merah ditangannya dengan derasnya

"Kenapa gue yang harus ngerasain hidup kaya gini!!! Kenapa harus gue yang ngerasain hidup tanpa keluarga sementara yang lain hidup dengan keluarga yang utuh, mereka bisa ngerasain rasanya dibelai dan disayang oleh orang tuanya dan orang-orang terdekatnya, aku juga mau ngerasain ituu Tuhan!! Aku mau ituuu!!" ucap Than yang langsung menjatuhkan tubuhnya kelantai

"Ma Than butuh mama, Than pengen ikut mama aja!! Than engga bahagia disini ma, Than bahagia jika Than hidup bersama mama, Than pengen peluk mama sekali aja, Than butuh mama." ujar Than setelah meraih foto sang ibunda, tangisan Than semakin menjadi-jadi

Than beranjak menuju gudang untuk mengambil minuman beralkohol yang sudah ia simpan untuk party bersama teman-temannya, Than meraih minuman beralkohol itu, perlahan ia membuka dan meminum minuman itu seperti harimau yang sedang kehausan.

Keadaan Than sekarang benar-benar kacau, rumahnya sendiri pun sudah ia buat seperti kapal pecah dipenuhi darah dan serpihan kaca, Than sendiri kini seperti orang yang sudah kehilangan akal, baju berlumuran darah, rambut acak-acakan, mata sembab, dan tangan yang terus saja mengeluarkan cairan berwarna merah.

***

"Hallo bik ada apa?"

"Eh-em den Than den dia ngancurin rumahnya sendiri, den Raka tolong tenangin den Than kasian sekali dia den sampai seperti orang yang sangat frustasi seperti itu bibik engga tega den tolong." ujar bik Mimin pembantu rumah tangga Than

"Maksudnya bik?" tanya Raka yang belum mengerti dengan ucapan bik Mimin karena ia baru saja terlelap tapi terusik oleh dering telfonnya

"Tadi den Than pulang lebih awal dari biasanya den, terus dia bilang ke bibik dan Pak Broto untuk pulang saja karena dia pengen istirahat dirumah sendiri, waktu bibik sampe rumah ternyata handphone bibik ketinggalan akhirnya bibik balik lagi kerumah den Than, saat bibik dateng, rumahnya udah ngga karuan lagi den, bibik juga lihat banyak darah ditubuh den Than." Jelas bik Mimin

"Apa bikk??!! Oke aku kesana sekarang." ujar Raka terkejut bukan main

                                     

TBC
-
-
-
Selamat membaca yaa, jangan lupa Vote and komenn🤩

Than The Perfect Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang