TTPM 35

74 24 1
                                    

Pagi ini zoya kembali seperti zoya yang dulu, ia berangkat sekolah dengan mood yang bagus. Ia tersenyum disepanjang perjalanannya menuju kelas, namun senyumnya terhenti, raut wajahnya berubah dengan kening yang mengkerut, mata disipitkan dan telinga yang dilebarkan.

"Jangan egois gini dong pak, buk sekolah ini butuh Than, sebentar lagi kompetisi basket akan segera dilaksanakan."

"Emang kenapa kalo dia gak ikut? Bukannya sekolah ini juga akan tidak rugi?"

"Loh jelas rugi dong bu, Than adalah kapten tim basket kita."

"Terus kenapa kalo dia kapten tim basket? Kan bisa cari yang lain pak."

"Masalahnya selama ini setiap kita kompetisi dan membawa pulang medali itu Than yang memenangkannya, dia yang selalu memasukkan bola dalam ring dengan gampangnya, dia begitu lincah dan hebat setiap bermain, juri selalu bilang sama saya jika saya beruntung mempunyai murid yang hebat seperti Than, mereka saja bangga apalagi saya pelatihnya, apalagi sekolah ini seharusnya bangga dengan adanya Than bukan malah diacuhkan seperti itu."

Semua guru yang mendengarkannya saling bertatapan tak percaya, apa benar jika murid biang masalah itu sangat hebat dalam bermain basket? dan mampu menjadi kebanggaan juri disana.

"Ini kesempatan gue buat mempengaruhi kepsek." batin Zoya tersenyum penuh kemenangan

"Anjirrrr ngagetin aja sih lu." ujar Zoya setelah memutarkan badannya

"Lagi ngapain sih, kaya cicak aja lu nempel nempel ditembok segala." ujar Luna tengah memandangi Zoya penuh keanehan

"Sutt diem, ntar gue kasih tau lo sekarang gue harus ke ruang kepsek dulu, byee." ucap zoya bergegas pergi

"Ngapain Soy ke ruang kepsek?" teriak Luna

"Ntar gue kasih tau." jawab Zoya membuat Luna menjadi semakin ingin tau

***

Zoya bergegas menuju ruang kepsek, perlahan Zoya mengetuk pintu nya dengan perasaan sedikit takut.

"Ada apa Zoya?" tanya kepsek melepaskan kacamatanya

"Saya mau bicara tentang Than bu, murid yang mengundurkan dari sini."

"Ada apa dengan dia?"

"Tolong kepsek jangan keluarin dia."

"Ini bukan keinginan saya, tapi ini keinginan dia sendiri." jawab kepsek

"Seengganya sampai dia ikut kompetisi basket besok bu, sekolah kita akan kehilangan satu emas, satu medali dan uang 50 juta kalo sampai Than engga ikut dikompetisi itu." ujar Zoya yang mampu membuat kening kepsek mengerut

"Saya serius bu, ibu inget kan kemarin sekolah kita tidak menang dalam olimpiade matematika se asia? Itu karena kak Arvin yang kurang pandai dalam ilmu dibidangnya, sekolah kita sudah tercoret karena dia dan kita harus mengharumkannya lagi bu, kita harus nunjukin kesekolah sekolah lain kalo sekolah kita ini bisa sukses dalam bidangnya sendiri, saya yakin Than bisa memenangkan kompetisi itu." ujar Zoya sambil memukul-mukul meja menggunakan bolpen kepsek dengan nada yang sangat meyakinkan

"Kamu benar, sebenarnya kepsek juga gak rela kalau sampai Than itu keluar, dia murid yang pintar namun sayangnya cuma banyak tingkah saja tapi saya yakin itu semua bisa dirubah." ujar kepsek dianggkui mantap oleh Zoya

"Sebenernya sih dia engga banyak tingkah bu, tapi guru gurunya aja yang terlalu menilai dia itu salah." ujar Zoya diangguki kepsek

"Saya juga kurang paham dengan pikiran guru guru disini."

"Coba bu kepsek bilang sama mereka kalo Than itu ngga seperti yang mereka pikirkan selama ini, kasian bu setiap hari Than selalu dihukum ini itu padahal dia ngga salah apa apa, coba bu kepsek kasih pencerahan ke guru guru yang lain." ucap Zoya diangguki oleh kepsek

"Saya akan bilang lagi sama mereka."

"Oke bu kepsek cuma punya dua pilihan, ibu pilih mengeluarkan Than dengan ibu kehilangan nama baik sekolah, kehilangan satu emas, satu medali dan uang sebesar 50 juta atau bu kepsek pilih mempertahankan Than dan nama sekolah akan menjadi harum kembali walaupun setiap hari harus ada masalah yang datang disekolah kita? coba ibu pikirkan lagi, maaf saya harus ke kelas karena bel udah bunyi." ujar Zoya segera bergegas pergi meninggalkan kepsek yang tengah berfikir

                                          ***
10.25

Than masih asik dengan mimpi indahnya, ia masih belum sekolah sekarang karena tengah menunggu proses surat pengunduran diri dari sekolah.

Dret...dret...drett

"Siapa sih ni yang telpon ganggu orang lagi berduaan aja!!!" ujar Than membuka matanya susah

"Hah kaga dikenal siapa nih?" lanjut Than bingung lalu ia menggeserkan tombol hijau diponselnya

"Siapa nih? Orang gue lagi mimpi indah malah diganggu."

"Halo Than? Ini kepsek." Than melototkan matanya sempurna lalu ia mengucek matanya kasar

"Eh-em mak-maaf bu kepsek saya baru bangun tidur jadi gini deh, maaf ya bu."

"Hem dasar kamu mentang mentang ngga berangkat sekolah jam segini belum bangun."

"Hehe iya bu, ngomong ngomong ada apa telfon? Suratnya udah jadi ya bu? Yaudah saya mandi dulu habis itu kesekolah."

"Eh bukan, bukan gitu masalahnya emmm me-mesin kita rusak jadi berkasnya gak bisa dibuat sekarang." ujar kepsek berbohong

"Lah kok bisa? Kan mesin disekolah banyak bu masa rusak semua?"

"I-iya nih gak tau kok bisa rusak semua, mungkin besok kamu bisa kembali bersekolah dulu sambil nunggu semua mesinnya bener semua."

"Yaudah deh bu makasih ya." ujar Than sedikit bungung

"Eh em Than? Kamu masih mau ikut kompetisi basket besok kan?"

"Engga lah bu, kan udah gaada hak buat ikut lagi."

"Kamu kan belum resmi keluar dari sekolah, kamu masih punya tanggung jawab sebagai kapten tim, seengganya kamu ikut untuk yang terakhir kalinya."

"Yaudah deh bu kepsek saya pikirkan lagi nanti."

"Sipp kepsek tunggu ya Than." ujar kepsek memutuskan sambungannya sepihak

"yess berhasil." Batin Zoya setelah mendengerkan percakapan antara Than dan kepsek

"Ngapain sih lo disini?" celetuk Ken yang tiba-tiba datang

"Sutt, diem orang gue baru nguping juga." ujar Zoya menutup mulut Ken

"Dosa lu ngupingin orang."

"Udah deh lu diem aja." kata Zoya malas

"Gimana sama pacar lo?" tanya Ken

"Gausah kepo deh, besok juga lo tau sendiri." ujar Zoya lalu bergegas pergi

                                   ***

Than berencana untuk menjemput Zoya esok, ia akan mengajaknya ke rumpo karena Than rindu suasana berduaan dengan Zoya ditemani oleh pemandangan yang indah disana.

Dan untuk hari ini Than akan menjemput Zoya saat jam pulang sekolah nanti, karena memang hari ini ia sudah ada janji dengan Mahesa untuk tanding sepak bola dalam permainan PS nya, jadi sekalian saja Than menjemput Zoya saat pulang sekolah nanti.

"Huhh jadi kangen Zoya deh." ujar Than tersenyum

"Ish apaan sih kenapa jadi bucin gini dah gue."

"Mandi mandii bau acemm."

Celoteh Than pada dirinya sendiri lalu ia mengambil handuk dan bergegas untuk membersihkan dirinya didalam kamar mandi.


TBC
-
-
-
Bantu share ke temen-temenya yang lain ya🌈

Jangan lupa juga untuk memvote setiap chapternya☺🖤

                                 

Than The Perfect Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang