Zoya, Luna, Mella, Alexsa dan Anya kini mereka bersatu kembali setelah terpecah belah cukup lamaml. kini mereka sudah menjalankan kehidupan seperti dulu lagi bahkan mereka sudah membuat perjanjian agar persahabatan mereka tidak pecah lagi seperti sedia kala.
Untuk Than, kini ia merasa kehidupannya lebih baik lagi sekarang, kehidupannya yang bagaikan sampah itu perlahan menghilang. Dan setelah kompetisi basket itu usai setiap harinya Than dapat merasakan guru-guru menjadi baik padanya bahkan mereka selalu memuja dan selalu membanggakan Than.
Sedikit demi sedikit kehidupan pun menjadi lebih baik lagi, semakin hari pertemanan Than dengan yang lain pun semakin kompak, begitu juga dengan hubungannya bersama Zoya kini semakin erat. Tak satu pun orang yang bisa memisahkan mereka kecuali Tuhan.
Tak terasa kini mereka telah melaksanakan ujian akhir semester atau ujian kenaikan kelas, kini mereka tengah menunggu hasil ujiannya keluar.
"Thannn." ujar Bu Monic berteriak dari kejauhan sambil sedikit berlari sontak seisi manusia yang berada dikantin reflek menoleh membuat Bu Monic menjadi malu sendiri.
Than dkk dan Zoya dkk yang sedang tertawa kini diam dan menoleh kearah sumber suara.
"Excuse me Than dan teman teman." ucap Bu Monic memperlihatkan deretan giginya
"Bu Monic udah siang aja masih seger mukanya." Goda Gilang
"Jelas dong saya kan tiap hari perawatan." ujar Bu Monic dengan senyum sumringah
"Pantesan Bu Monic awet muda terus, coba aja ibu belum punya suami udah Iyan sikat nih yang beginian." ujar Iyan disoraki yang lainnya
"Udahh udahh, Bu Monic kesini bawa kabar gembira untuk kita semua, kalian tau ga?" tanya Bu Monic menatap mereka satu persatu begitupun sebaliknya
"Thann peringkat satu, satu angkatan dengan nilai yang so veryy perfect dan Ibu sangat bangga sama kamu Thann, sebagai hadiah nya ibu yang bayarin makan siang kamu hari ini." ujar Bu Monic sontak Zoya pun tersenyum bangga pada Than
"Hahh? Apa buu? Cuma Than doang? Kita engga gitu?" tanya Iyan
"Yee sirik aje lu." ujar Than sinis
"Jaileh Than gak adil kalo cuma lu doang mah, tu jawaban juga hasil usaha kita contek contekan." ujar Adit yang langsung dihadiahi tatapan sinis oleh Than
"Gue ngerjain sendiri anjir, lo aja yang suka nginjen jawaban gue sama Gilang." Ujar Than memberi toyoran
"Hehe ampun boss." ujar Adit sedikit meringis
"Cih ke skak lagi ni anak." ujar Mella pada kekasihnya lalu Adit membalasnya dengan dua jari membentuk V
"Udah udahh intinya kalo mau dibayarin sama Bu Monic ya harus pinter dulu kaya Than." Ujar Bu Monic
"Bu kalo kita engga pinter kita engga akan bisa masuk disekolah ini, kita pinter kok cuma banyak saingan aja." ujar Zoya diangguki yang lainnya
"Bener juga ya." gumam Bu Monic namun masih bisa didengar oleh yang lain
"Nah kan bener." ujar Alexsa menggebrak meja
"E ayam."
"Muke gile jantung gua mau copot ini."
"Bisa gak sih gausah ngagetin gitu, anjir." ujar Anya mentoyor kepala Alexsa lalu dibalas tatapan sinis olehnya
"Jadi gimana nih bu, kita juga dibayarin kan? Kita kan juga pinter yakan temen temen?" ujar Luna sedikit berteriak membuat Bu Monic sedikit susah untuk menelan silvanya
"Yaudah deh terserah." ujar Bu Monic pasrah sontak semuanya bersorak heboh sampai mereka menjadi perhatian seluruh penghuni kantin
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Than The Perfect Man [END]
Teen FictionKris Fathan Raymond, pria yang kerap disapa Than ini mempunyai paras yang tampan dengan sejuta pesonanya. Pria ini bisa dibilang pria yang hampir sempurna. Dengan bola mata berwarna coklat, alis sedikit tebal, hidung mancung, bibir berwarna merah mu...