TTPM 18

117 33 8
                                    

Sekitar 25 menit yang lalu acara ulang tahun sekolah untuk hari pertama sudah dibubarkan. kini Zoya sedang menunggu angkutan umum untuk mengantarkannya pulang kerumah, namun sedari tadi belum ada angkutan umum yang lewat.

"Ayo buruan naik." celetuk Than tiba-tiba dengan motor ninjanya

"Engga, gue nunggu angkot aja." tolak Zoya

"Gaada penolakan, ini udah sore cuacanya juga mendung." ujar Than

"Gamau than, gue nunggu angkot aja." balas Zoya

"Udah buruan naik, keburu ujan nih."

"Engga, gue naik angkot aja gue gamau ngerepotin lo" tanya Zoya

"Engga lah Soy, kaya sama siapa aja."

"Buruan naik."

Zoya pun menuruti perintah Than pasrah ia malas sekali berdebat, Zoya segera menaiki motor kesayangan milik Than. Saat perjalanan pulang ternyata hujan turun membasahi tubuh Than dan Zoya. Than pun memilih untuk berteduh dihalte, menunggu hujan sedikit reda.

"Kenapa sih lo baik banget sama gue??" tanya Zoya memecahkan keheningan saat duduk dikursi halte

"Baik banget gimana?" tanya Than

"Ya lo kan tau kalo dari awal aja gue udah mikir yang engga engga tentang lo, gue udah jutek, judes, galak, bahkan udah jahat juga sama lo, tapi lo tetep aja baik sama gue, lo peduli sama gue, lo juga yang udah bantuin gue waktu gue dijahatin sama kak Arvin." ujar Zoya

"Ya kalo gue sih punya prinsip sendiri, bodoamat orang mau nilai gue kaya gimana, mandang gue kaya gimana juga terserah, gue hidup juga bukan untuk dinilai sama mereka dan buat lo, gue baik sama lo karna gue tau sebenernya lo juga orangnya baik."

"Ya karna gue sayang sama lo Soy, gue peduli sama lo!!" batin than berbicara lalu tertunduk frustasi

"Lo kenapa?" Zoya sedikit panik

Than tidak membalas pertanyaan Zoya, ia justru berjalan menuju kearah derasnya hujan.

"Than mau ngapain?? Hujan loh, nanti lo sakit." kata Zoya

"Gapapa, sini Soy seru loh." balas Than sedikit berteriak sambil merentangkan kedua tangannya dengan mata terpejam

"Engga ah." tolak Zoya

Than pun tidak tinggal diam, ia menarik tangan Zoya untuk bermain hujan dengannya, namun Zoya terus saja menolak, tapi yang namanya Fathan Raymond itu tidak akan pasrah seperti itu saja ia akan melakukan apapun yang ia inginkan, ia menciprati tubuh Zoya dengan air hujan.

Zoya tak terima dengan perlakuan Than, ia pun berdiri dengan kedua tangan dilipat didepan dada. Ia tak sadar bahwa itu akan mempermudah Than menariknya kebawah rintikan hujan yang cukup deras, Than pun berhasil menarik tubuh Zoya, membuat Zoya cemberut, Than pun membalasnya dengan menjulurkan lidahnya sambil sedikit berlari.

"Than!!! Basah semua nih!!!" ujar Zoya teriak lalu berlari mengejar Than

Mereka berdua saling berlari kecil, mereka saling berteriak mengejek satu sama lain, lalu tertawa bersama, tak peduli seberapa deras hujan membasahi tubuh mereka, yang terpenting mereka dapat melupakan sejenak pikiran yang sedang dilanda kekacauan.

"Hey kalian, hujan udah reda bukannya geura balik malah bobogohan wae dari tadi." ujar tukang siomay dengan logat sundanya

Zoya dan Than saling memandang satu sama lain dengan tatapan bingung, lalu mereka memandangi langit. ya, memang benar kata tukang siomay itu bahwa hujan sudah reda, tapi mengapa Zoya dan Than tidak menyadarinya?

"Lah iya ya, udah ngga hujan." ucap Than dengan wajah bingungnya menatap langit

"Kok bego banget sih kita." Than dan Zoya pun tertawa, mereka ini saking senangnya bermain sampai tidak mengingat dengan duniawi.

***

Kini mereka berada diteras rumah Zoya, Than memang dipaksa oleh Zoya untuk mampir terlebih dahulu.

"Nih, diminum dulu tehnya mumpung masih anget." ujar Zoya

"Iya makasih ya." Than meminum teh angetnya

"Kok gue masih ngakak sama yang tadi ya, kok bisa sih kita sampe ngga sadar kalo hujannya udah reda." Zoya tertawa

"Gue seneng bisa lihat lo seneng kaya gini." ucap Than tersenyum

"Kenapa gue jadi deg degan gini sih." batin Zoya

"Eh kayanya gue harus pulang deh, cuaca mulai mendung lagi."

"Oh iya kak." ujar Zoya

"Panggil Than aja."

"Maaf ya kemarin kemarin gue manggilnya ngga sopan gitu sama lo." ucap Zoya

"Udah panggil Than aja, jadi aneh kalo lo manggil gue kak." ujar Than tertawa kecil

"Kok malah ketawa sih."

"Gapapa kok, yaudah gue balik dulu ya, bye." mesin motor sudah menyala

"Iya hati hati"

***

21.56

Dalam waktu yang bersamaan Zoya dan Than sedang tersenyum dibalik jendela memandangi indahnya pemandangan malam disertai hujan yang turun sangat lebat. Saat sudah merasa cukup, Than memilih untuk tidur sedangkan Zoya memilih untuk bercerita kepada diary kehidupannya terlebih dahulu sebelum tidur.

-Diary life Zoya
Hi diary, Mungkin hari ini adalah hari dimana aku sangat menyukai hujan, aku baru sadar ternyata hujan mampu membuat seseorang menjadi bahagia, aku pikir hujan hanya akan membuat orang orang menjadi sakit, ternyata aku salah. Aku menyadari itu karena Than, cowok yang sangat aku benci namun itu dulu, sekarang dia adalah cowok yang mampu membuat aku merasakan kenyamanan saat berada didekatnya, dia mampu membuat aku tersenyum dengan cara sederhananya.

Zoya tersenyum, ia memandangi langit sebentar lalu ia beranjak dari meja belajarnya untuk tidur karena hari semakin larut malam.

Dari kecil Zoya tidak pernah bercerita tentang apapun yang ia rasakan, ia lebih memilih untuk diam. sejak ia menginjak sekolah menengah pertama ia dianjurkan dokter untuk menceritakan apapun masalahnya dengan buku diary, sejak itulah ia selalu menceritakan kehidupannya didalam buku diary.

Bercerita dengan buku, kini menjadi kebiasaan Zoya, apapun masalahnya zoya selalu bercerita pada buku diary kesayangannya itu menurut Zoya apa yang ia lakukan itu akan meringankan beban pikirannya.

TBC
-
-
-
Yuk jangan lupa vote komen like🖤

Semoga kalian ngga bosen bacanya ya:(

Than The Perfect Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang