02.30
Hari mulai pagi, namun Zoya tak kunjung berhenti menangis semenjak kejadian tadi malam. Perasaanya campur aduk antara takut, kecewa, malu, syok, semua perasaan itu bercampuran, ia sangat tak menyangka dengan kejadian yang ia alami tadi.
"Gue bodoh."
"Gue tolol."
"Kenapa hidup gue harus kaya gini!!" ujar Zoya berteriak lalu ia berdiri dari kasur dan langsung membantingi benda-benda yang ada dikamarnya.
"Arghhhhhh, bodohhh!!!" Zoya berteriak lagi
"Awww" Zoya memegang kepalanya ia merasakan pusing luar biasa dikepalanya, perlahan penglihatanya pun mulai kabur, sampai akhirnya Zoya terjatuh tak sadarkan diri.
***
"Bagaimana dok keadaan anak saya?" tanya Aurel pada dokter
"Ibu tenang saja, Zoya tidak kenapa kenapa hanya saja ia terlalu banyak pikiran. Setelah Zoya sadarkan diri dia diperbolehkan pulang, namun harus banyak beristirahat dan jangan terlalu banyak pikiran." ujar dokter
"Baiklah, Terimakasih dok." ucap Aurel berjabat tangan dengan dokter lalu bergegas menuju ruang yang ditempati Zoya saat ini.
"Loh sayang kamu udah bangun, ya tuhan mama khawatir sama kamu." ucap Aurel seraya memeluk sang buah hati
"Iya ma, mama tenang aja aku baik baik aja kok. don't worry." balas Zoya tersenyum
"Yaudah, habis ini kita pulang tapi inget ya jangan terlalu banyak pikiran nanti kamu bisa drop lagi." ucap Aurel mengingatkan
"Iya ma." balas Zoya singkat
***
"Demi apa Soy, gue gak nyangka deh sama kak Arvin. Lagaknya beuhh kaya orang yang berwibawa aja tu orang ternyata dibelakang kita kaya gitu." ujar Alexsa
"Iya loh Soy, gue kira dia ngga kaya gitu orangnya." ucap Mella
"Udah kalian jangan bahas dia lagi, kasian nanti Zoya keinget lagi sama kejadiannya." ujar Luna
Sepulang sekolah Luna dan teman teman Zoya lainnya memang sengaja ingin menjenguk sang teman yang sedang terkena musibah. Mereka pun tak menyangka dengan Arvin, tega-tega nya ia akan merusak Zoya begitu saja.
Tok tok tok
"Permisi, boleh masuk kan?" tanya Than pada segerombol wanita yang berada dikamar Zoya saat ini
Than dkk pun datang untuk menjenguk Zoya, tidak usah khawatir, kamar Zoya bisa dibilang cukup luas, jadi cukup untuk menampung banyak orang.
"Iya boleh, sini masuk." ucap Luna mengizinkan
Mereka pun masuk kedalam kamar Zoya.
"Get well soon ya Soy." ucap Than
"Cepet sembuh Soy, gue ikut sedih sama apa yang lo alami tadi malem." ucap Raka diangguki oleh Gilang
"Iya, cepet sembuh yaa Soy nanti kalo udah sembuh kita gila gilaan bareng lagi." Timpal Adit
"Yeee, lu aja yang gila Zoya mah engga." ujar Gilang lalu mentoyor kepala Adit sontak semua yang berada dikamar Zoya tertawa kecil namun tidak dengan Zoya sedari tadi dia hanya berdiam diri.
Mereka saling berpandang pandangan, bagaimana cara membuat Zoya tertawa lagi. Kini Zoya seperti orang yang tidak mempunyai tujuan hidup, ingin tersenyum pun kini sangat sulit dilakukan oleh Zoya saat ini.
"Soy udahlah lupain masalah tadi malem, lo gaboleh kaya gini berlarut larut dalam kesedihan. Lo harus belajar nerima kenyataan, lo harus bisa lupain kak Arvin. Tuhan tau yang terbaik buat lo, makanya tuhan ngejauhin lo dari kak Arvin secepat ini. Lo ngga sendiri Soy, lo punya kita, kita semua yang ada disini sayang sama lo, kita peduli sama lo." ucap Luna menenangkan sang sahabat
"Zoy gue mohon lo jangan kaya gini. lihat kita, kita semua sedih lihat lo terpuruk terus kaya gini. Kita mau lo yang kemarin kemarin lo yang selalu bahagia, lo yang selalu tertawa, lo yang selalu tersenyum apapun masalah yang lo hadapi. Jangan sedih lagi, kita ada disini buat lo Soy." sambung Than berhasil membuat Zoya berhenti melamun dan memandangi satu persatu teman temannya itu.
"Gue minta maaf sama kalian, sebenernya gue malu sama kalian, kalian baik sama gue tapi gue? Gue malah mengabaikan kebaikan kalian. Gue bodoh karna udah berpikiran negatif tenang kalian, gue bodoh udah berusaha menjauh dari kalian padahal kalian lah yang udah ngelindungin gue dari setiap masalah yang dateng ke gue. makasih kalian udah mau peduli sama gue, gue nyesel udah pernah mengabaikan kalian. Tapi apa pantes gue gabung lagi sama kalian? Kayanya engga, gue gapantes dapet perlakuan kaya gitu dari kalian." Ucap Zoya seraya meneteskan air mata.
"Jangan ngomong kaya gitu Soy, kita sama sekali engga keberatan kalo lo gabung sama kita lagi. Lo juga gaboleh bicara kaya gitu lo pantes ngedapetin apa yang seharusnya lo dapetin." balas Than disetujui oleh semuanya
"Than gue minta maaf ya sama lo, gue udah jahat banget sama lo, gue bodoh karna gue hampir melakukan kesalahan besar sama cowok brengsek itu dan lo dateng buat nyelamatin gue padahal lo tau gue udah jahat sama lo, makasih banyak ya Than." ujar Zoya pada Than
"It's oke Soy, lo aman sama gue." balas Than tersenyum
"Buat kalian semua makasih banyak ya, gue sayang kalian." Zoya tersenyum sambil memandangi temanya satu persatu dan menghapus air mata yang sedari tadi keluar
"Udah jangan nangis lagi." ujar Mella menghapus air mata Zoya
"Dari pada sedih sedih mending kita bully si Adit." ucap Gilang
"Ih tu kan adit lagi." balas adit tak terima
Than mengeluarkan cicak mainan dari saku celananya, Adit yang memang takut dengan hewan bernama cicak itu pun langsung berlari menuju balkon kamar Zoya. Than, Gilang dan Raka pun langsung mengejar Adit. hal konyol yang dilakukan empat sekawan itu pun mengundang gelak tawa dari semua orang, tak ada satupun yang tidak tertawa.
Mereka senang karna bisa melihat Zoya tertawa lagi, mereka berharap mereka akan kompak terus seperti ini, selalu ada saat suka dan duka.
TBC
-
-
-
Ayo gais komen, gimana nih sama cerita aku? Kalian suka ngga? Komen dong pliss:(Aku tunggu yaaaaa komennyaa🙋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Than The Perfect Man [END]
Teen FictionKris Fathan Raymond, pria yang kerap disapa Than ini mempunyai paras yang tampan dengan sejuta pesonanya. Pria ini bisa dibilang pria yang hampir sempurna. Dengan bola mata berwarna coklat, alis sedikit tebal, hidung mancung, bibir berwarna merah mu...