TTPM 37

83 27 5
                                    

Berada dirumpo kembali adalah keinginan Than setelah ia menceritakan pahitnya kehidupan yang selama ini dialami oleh Than.

"Udah dong nangis nya kan yang ngerasain aku bukan kamu kok malah kamu yang nangis sih." ujar Than menyenderkan kepala Zoya dipundaknya

"Aku masih gak percaya Than, aku baru tau kalo dibalik senyuman kamu selama ini itu ternyata banyak banget masalah yang baru kamu tutupin, kenapa kamu engga cerita dari dulu sihh, kenapa baru cerita sekarang." ujar Zoya menghapus air matanya kasar

"Aku takut kamu gak bisa nerima itu, aku takut kalo aku ceritain ini justru aku malah kehilangan kamu." Ujar Than frustasi

"Kok ngomongnya gitu sih Than, justru setelah kamu cerita tadi aku malah semakin gak mau jauh dari kamu, aku mau aku selalu deket sama kamu, aku mau jadi orang yang selalu ada saat kamu susah maupun senang aku mau jadi orang itu Thann." ujar Zoya seraya memeluk Than erat

"Iyaa Soyy, udah ahh aku kan udah punya kamu yang selalu nyemangatin aku." ujar Than melepaskan pelukannya lalu meraih pipi Zoya

"Tuh liat mata kamu sembab gitu, udah dong nangisnya." Lanjut Than menghapus air mata dipipi Zoya dengan lembut

Zoya sangat paham dengan keadaan Than selama ini, menurut Zoya Than adalah lelaki hebat, ia mampu melewati rintangan seberat itu sendiri. Than bukan lah cowok brandal yang tidak mempunyai akhlak seperti yang dibilang orang-orang melainkan ia adalah cowok yang patut dicontoh oleh orang-orang yang selalu mengeluh ini itu karena merasa hidupnya terlalu banyak beban.

"Than apa tujuan kamu masih pengen bertahan hidup? Kalo aku ada diposisi kamu mungkin aku udah mati sekarang, tapi kamu engga kamu justru punya semangat besar untuk melanjutkan hidup."

"Aku sendiri gak tau buat apa aku hidup, yang aku tau aku dipaksa untuk menjalani semuanya dengan ikhlas, aku percaya suatu saat nanti kebahagiaan akan dateng dihidup aku, entah kapan tapi aku percaya itu, sekarang kalo seandainya aku bunuh diri emang dialam sana aku bisa bahagia? Kemungkinan besar engga dan sebesar apapun masalah dihidup kita, kita harus tetep lihat kebawah." Pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh Than mampu membuat Zoya tersenyum bangga

Than, dia mengajarkan kita untuk selalu bersemangat dalam menjalani hidup, sebesar apapun masalahnya lihatlah kebawah, masih banyak orang-orang yang hidupnya lebih susah daripada kita, sesekali kita boleh mengeluh tapi kita juga harus punya semangatt hidup yang lebih tinggi lagi untuk mencapai suatu kehidupan yang lebih baik lagi disuatu saat nanti.

Zoya tersenyum setelah ia menulis kisah Than didalam buku diarynya, ia berharap kebahagiaan segera menghampiri Than, Zoya percaya bahwa tuhan itu maha adil.

                                             ***

"Congratulation Than, kamu emang murid the best, kepsek bangga sama kamu, kepsek sampe merinding lihat kamu dengan lihai nya masukin bola kedalam ring, hebatt sekalii nakkk, kepsek berharap kamu mau mencabut pengunduran diri kamu dari sekolah, karena sekolah ini masih mengharapkan kamu." ucap kepsek seraya memeluk Than bangga

"Saya ngga salah kan selalu membanggakan Than dihadapan kalian? Apa perjanjian kita? Jika Than mampu memenangkan kompetisi ini kalian akan berbuat apa? Coba lakukan sekarang." ujar kepsek pada guru-guru yang tengah mematung

"Sa-saya minta maaf Than karena selalu marah sama kamu, saya selalu menghukum kamu. saya minta maaf atas semua keasalahan saya, saya janji saya tidak akan mengulangi lagi." Ujar pak gandi menunduk frustasi

Than The Perfect Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang