"Mana Than bik?" tanya Raka setelah sampai rumah Than
"Didalem den." ujar bik Mimin yang sedang menangis
"Udah bibik tenang aja, soal Than biar Raka yang ngurus, sekarang bibik pulang aja ya bik." ujar Raka mengelus pundak bik Mimin lalu dibalas anggukan olehnya
Raka memasuki rumah Than yang memang tidak dikunci oleh pemiliknya, ia memandangi seluruh isi diruangan tersebut, ruangan ini sudah tidak berbentuk ruangan yang sangat elegan seperti sebelumnya, sudah hancur tak bagaikan kapal pecah.
"Why can be like this Than? Apa yang lo lakuin sampe rumah lo jadi ancur kaya gini? Bukan cuma rumah lo tapi lo juga, lihat This hand is bleeding a lot." ujar Raka mendekati Than dan sama sekali tidak dibalas oleh Than
"Kenapa jadi gini? Mana Than yang gue kenal? Mana Than yang selalu sabar? Mana Than yang gapernah putus asa setiap ada masalah yang dateng dihidupnya, manaa??!!" ujar raka meremas kerah baju yang dikenakan oleh Than
"Bangun lo!!" Than hanya diam
"Bangun!! Lo pukul gue, pukull!!! Pukul gue kalo lo butuh pelampiasan!! Bukan kaya gini!!" ujar Raka membangunkan tubuh Than dan memegang tangan Than untuk memukul pipinya
"Thannn." teriak Zoya lari lalu memeluk Than erat
"Maafin aku, aku bodoh, aku egois, aku benci diri aku sendiri Than." ujar Zoya yang masih berada dipelukan Than
Zoya melepaskan pelukannya, ia meraih pipi Than dan memandangi mata Than yang sudah membengkak mungkin akibat banyak menangis, Zoya beralih meraih tangan Than, banyak darah yang masih menetes, Zoya menangis memandangi Than saat ini dan Than hanya memandang lurus sedari tadi.
Zoya beranjak mengambil P3K untuk mengobati tangan Than, Zoya meneteskan obat merah ditangan Than dengan hati-hati, setelah selesai Zoya membalutkan perban sambil memandangi wajah Than.
Zoya membuang nafasnya kasar karena sedari tadi Than hanya diam dengan tatapan kosong, Zoya menyadari sesuatu ternyata disamping Than ada 5 botol alkohol yang sudah tidak berisi dan satu lagi yang membuat Zoya semakin merasa terpukul, tepat disamping Than terdapat bingkai yang memperlihatkan wajah perempuan yang sangat cantik dan Zoya yakin jika itu adalah ibu Than.
"Than plis ngomong, aku tau kamu kecewa banget sama aku, tapi plis jangan kaya gini lagi aku ngga sanggup lihatnya Than, aku tersiksa lihat kamu kaya gini." Than masih terdiam, Zoya saling pandang dengan Raka
"Plis ngomong Than, jang--"
"Jauhin gue." Zoya melototkan matanya terkejut lalu ia menutup mulutnya dan meneteskan air matanya
"Ke-kenapa Than?" tanya Zoya terbata-bata
"Gue ngga pantes dapetin lo Zoy, dari awal hubungan kita emang engga sejalan, gue terlalu egois kalo harus mempertahankan hubungan kita." ujar Than lalu ia berdiri
"Aku gaakan biarin kamu pergi gitu aja Than, aku ngga bisa bayangin gimana hidup aku tanpa kamu." ujar Zoya meraih tangan Than
Than menepisnya halus lalu beranjak pergi menuju kamarnya meninggalkan Zoya dan Raka yang sedang mematung karena Than.
"Tenang aja Soy, Than cuma lagi pengen sendiri aja ntar juga balik lagi."
"Kalo engga balik lagi gimana kak?" ujar Zoya frustasi
"Percaya sama gue, udah mending kita pulang gue anter lo." ucap Raka diangguki oleh Zoya
***
"Kak Adittt, kak Gilanggg, mana Than?" teriak Zoya dari kejauhan lalu ia segera berlari menghampiri Adit
"Gak berangkat, kayanya dia beneran mau keluar dari sekolah ini deh." ujar Gilang setelah Zoya berada dihadapannya
"Kita harus cegah dia kak, dia gak boleh keluar dari sini, kalo dia keluar terus gue gimana." ujar zoya dengan wajah memurung
"Eh broo Than kesini." teriak Ezra dari kejauhan
Zoya, Adit dan Gilang saling bertatapan sebentar lalu mereka berlari mengikuti Ezra. Benar adanya jika than berada disekolah, ia seperti sedang berbincang hal penting dengan Iyan.
"Than plis jangan keluar dari sekolah ini, aku butuh kamu." ujar Zoya mendorong tubuh Iyan asal dan yang didorong pun menggrutu tidak jelas
"Lo bukan siapa-siapa gue lagi, jadi gausah ngerasa lo masih butuh gue." ucap Than
Adit, Iyan, Gilang dan Ezra melototkan matanya sempurna, apa mereka tidak salah mendengar? Than dan Zoya sudah berakhir? Bagaimana bisa mereka putus? Pasalnya setiap hari Than selalu bilang jika ia tidak akan melepaskan Zoya, ia sayang sekali dengan Zoya dan akan selalu mencintainya.
"Gue gak pernah setuju kalo kita putus dan gak akan pernah setuju." Than mengabaikan ucapan Zoya ia justru berjalan menuju parkiran dan diikuti oleh Zoya
"Kamu mau kemana?" Zoya baru menyadari jika Than tidak menggunakan seragam sekolah sekarang
"Pulang." jawab Than singkat
"Kenapa engga sekolah sih Than?" tanya Zoya
"Gue gak mau punya urusan lagi sama sekolah ini."
"Kok jadi kaya gini sih." ujar Zoya tanpa dijawab oleh Than, than langsung memakai helm nya
"Than bilang sama aku kalo kamu masih sayang sama aku." ujar Zoya meraih tangannya tanpa dibalas apapun oleh Than
"Dulu lo bilang apa sama gue Than? Kita harus berjuang berdua sebesar apapun rintangannya, itu kan yang lo bilang? Kenapa sekarang lo malah jadi kaya gini??!!" ujar Zoya tegas, Than menaiki motornya tanpa membalas perkataan dari Zoya
"Gue mohon Than, gue sayang sama lo, lo orang yang udah buat hidup gue jauh lebih baik lagi Than, disaat gue jatuh sejatuh-jatuhnya cuma lo yang paham sama keadaan gue dan cuma lo yang selalu ada buat gue, lo adalah obat saat gue rapuh." Than masih terdiam
"Lihat lo terpuruk kaya kemarin aja rasanya gue pengen mati than, gue gak sanggup lihat lo kaya gini."
"Gue benci sama diri gue sendiri, disaat lo butuh gue justru gue malah gaada buat lo, disaat lo terpuruk kaya gini gue justru malah mikirin ego gue sendiri, pantes sih kalo lo pengen pergi dari gue, gue cuma cewek egois yang hanya menginginkan semua yang gue inginkan, bahkan setelah gue mengacuhkan lo justru gue pengen lo selalu ada buat gue, maaf Than aku gaakan maksa kamu lagi buat terus sama aku." ujar Zoya lalu membalikan badannya membelakangi Than air matanya turun begitu saja dengan derasnya
Zoya mengangis sambil berjalan, dibalik itu Than juga tengah menangis dibalik helm nya, lalu Than menancap gas motornya dengan kecepatan sedikit kencang, Zoya menoleh terlihat Than sudah keluar dari pagar sekolah mengenakan motornya.
"Gue bodoh Lun udah nyia-nyiain cowok kaya Than." ujar Zoya didalam pelukan Luna
"Udah Soy, lo gak boleh nyalahin diri lo sendiri." ujar Luna yang masih setia dengan pelukannya
"Gu-gue nye-nyesel, gu-gue udah ke-kehilangan Tha-Than." ujar Zoya tak kuat dengan tangisannya
"Zoya, lo engga kehilangan Than, kalian cuma masih sama sama belum tenang hatinya, nanti kalo kalian udah sama sama tenang pasti kalian bakal balik lagi kok kaya dulu, percaya sama gue." ujar Luna melepaskan pelukannya lalu mengelus pundak Zoya menyalurkan kekuatannya
"Tapi kalo Than bener bener ngelepasin gue gimana Lun?"
"Percaya sama gue Soy, kalian ini saling sayang cuma kayanya Than baru pengen sendiri doang, biarin Than sendiri dulu Soy, kasih dia waktu buat tenang." ujar Luna diangguki oleh Zoya
"Udah gausah nangis lagi." lagi-lagi Zoya memabalasnya hanya dengan anggukan saja
TBC
-
-
-
Bantu share ke temen temennya ya gaiss📬
Jangan lupa juga buat memencet tombol bintang dan komen🦄💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Than The Perfect Man [END]
Teen FictionKris Fathan Raymond, pria yang kerap disapa Than ini mempunyai paras yang tampan dengan sejuta pesonanya. Pria ini bisa dibilang pria yang hampir sempurna. Dengan bola mata berwarna coklat, alis sedikit tebal, hidung mancung, bibir berwarna merah mu...