"Soy, kayanya mau hujan deh, kita pulang yu."
Hujan turun dengan derasnya, lalu than menarik tangan Zoya untuk mencari tempat berteduh.
"Gamau Than, aku mau main hujan aja." ujar Zoya sedikit berteriak
"Engga!! Nanti kamu sakit."
"Pokoknya aku mau main hujan!" ujar Zoya keras kepala lalu ia merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum, Than yang tadinya ingin memarahi sang kekasih kini hilang begitu saja saat than melihat Zoya tersenyum.
"Tuhan aku bersyukur engkau masih memberiku kesempatan untuk memilikinya." ujar Zoya berbicara dalam batin
"Ya tuhan, terima kasih engkau telah memberiku kesempatan untuk memilikinya, aku akan berusaha menjaga bidadari yang kau titipkan dihadapanku ini semampu ku." Than tersenyum lalu ia beranjak mencium kening Zoya dan langsung memeluknya erat
"Zoy, aku orang pertama yang sangat bahagia lihat kamu tersenyum dan aku orang pertama yang merasakan sakit luar biasa saat lihat kamu menangis, tersenyumlah Zoy sebesar apapun masalahnya, jangan pernah lari dari masalah itu, kamu harus bisa melewatinya."
Zoya menangis dalam pelukan Than, ia baru menyadari jika pria yang berada didekapannya ini sangat mencintainya dengan tulus, bodoh sekali jika Zoya meminta Than untuk pergi darinya, Than tidak pernah berkata apapun pada Zoya namun ia mampu menunjukkan seberapa besar ia menyayangi Zoya.
Than melepaskan pelukannya, mereka saling tersenyum, Than sangat merindukan kekasihnya ini pasalnya sudah dua hari Zoya mendiamkannya.
Setelah menghabiskan waktu dengan hujan, mereka memilih untuk pulang saja karena sebentar lagi sore akan menjadi petang.
"Loh kok kalian basah kuyup gini abis ngapain?"
"Maaa, tolong buatin air hangat buat zoya sama than." lanjut Erland berteriak pada sang istri
"Kita habis main hujan pa." ujar Zoya memperlihatkan deretan giginya diikuti oleh than pula
"Sejak kapan kamu suka hujan? Biasanya kamu terima ngejomprak dikamar kalo ada hujan."
"Masa sih om?" tanya Than terkejut
"Kamu gatau Than?"
"Baru tau barusan om yang bilang." ujar Than
"Emang gitu ya Soy?" lanjut Than bertanya pada Zoya
"Nih teh nya." ujar Aurel menaruh kedua tehnya keatas meja
"Ya tuhan, udah pulang telat dateng dateng basah kuyup gini, abis ngapain??!!"
"Yaelah ma sante napa, orang habis ujan ujan doang." ucap Zoya
"Kesambet apa kamu jadi suka hujan?"
"Au ah, mau mandi dulu biar tambah kece" ujar Zoya
"Kamu kalo mau pulang itu diminum dulu teh nya." lanjut Zoya pada than lalu ia masuk kedalam rumah
"Kebiasaan gaada makasih makasihnya tu anak udah dianterin pulang juga main ninggal aja." ujar Erland
"Gapapa kok om kan udah biasa juga."
"Yaudah deh kalo gitu om, tante than pamit pulang dulu." ujar Than menjulurkan tangannya untuk bersalaman
"Kok buru buru sih, diminum dulu teh nya than nanti kamu sakit." ujar Aurel
"Mandi disini aja, kalo nanti nanti malah sakit, masalah pakaian nanti om pinjemin baju om waktu muda dulu."
"Than pulang aja deh om,tante takut ngerepotin, hari juga udah mulai petang."
"Yaudah deh terserah kamu aja, tapi diminum dulu ini teh nya." ujar aurel mengambilkan tehnya untuk Than
"Makasih lo tante." ujar Than dibalas senyuman oleh Aurel
***
19.05
Kini Zoya sedang tiduran diatas kasurnya, sambil bermain ponsel kesayangannya, namun kegiatannya terusik, hatinya merasakan perih, pikirannya bercampur aduk.
"Kenapa sih hidup gue gini banget, baru aja mau bahagia kenapa harus hancur lagi, kemarin kak Arvin sekarang Mella besok siapa lagi!!"
"Gue juga pengen kaya yang lain!! Mereka selalu dikasih kebahagiaan sementara gue jauh dari kebahagiaan!! Ini gaadil buat gue!!" Zoya menangis sejadi-jadinya
Zoya rasa hidupnya dipenuhi dengan masalah yang sangat berat, Zoya tak kuat jika harus merasakannya sendiri.
"Padahal gue udah bahagia sama Than tadi, tapi kenapa perasaan ini muncul lagi, plis gue pengen banget bahagia kaya temen temen gue yang lainnya, gue gamau kaya gini, setiap hari harus pura pura bahagia padahal kenyataannya gue hancur."
Drett...drett...drett
"Halo Soy."
"..." Zoya tak menjawab sapaan Luna, ia masih menangis sekarang
"Lo kenapa soy? Kaya baru nangis gitu, cerita sama gue ada apa?"
"Gue bingung lun."
"Bingung kenapa?" tanya Luna sedikit panik
"Soal than."
"Kenapa sama kak than?" tanya Luna
"Gue salah ngga sih udah nerima than? Gue sama than, kita jauh banget, dia bagaikan berlian sementara gue bagaikan sampah, gue tu apa sih lun? bisanya cuma nyakitin doang sementara than, dia almost perfect man yang pernah gue temuin dihidup gue."
"Lo ngomong apasih soy, udah deh jangan merendahkan diri lo sendiri, lo itu cantik, pinter, bahkan sekarang lo udah bisa cari duit sendiri, lo dikenal banyak orang, so kurang apa sih lo? Udah ya jangan berpikiran negatif terus, it will worsen your mood oke?" ujar Luna
"Hem Okedeh, btw kenapa telpon gue?" tanya Zoya
"Erix ngajak gue dinner gue besok, lo bantuin gue milih baju ya plis kasih tau gue bagusnya pake baju yang mana buat dinner besok, ini dinner pertama gue tau jadi gue harus tampil maksimal." ujar Luna heboh
"Yee lebay lo, Yaudah besok pulang sekolah gue kerumah lo bentar."
"Bener ya soy? makasih ya sayangku cintaku mwah mwah, yaudah kalo gitu gue mau chatingan sama yayang erix dulu, byee."
Sambungan putus sepihak
"Yee kampret, beneran deh dia jadi cerewet banget habis jadian sama Erix." ucap Zoya pada dirinya sendiri
TBC
-
-
-
Selamat menyambut bulan Ramadhan bulan penuh ampunan teman teman semua😘, bagi kalian yang menjalankan semoga diberi kelancaran dan kemudahan😊. Dan jangan sampai ada yang bolong ya puasanya, semangatttt🤗Selamat berpuasa hari pertama gaiss, tetep semangat ya tetep enjoyy jalaninya😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Than The Perfect Man [END]
Teen FictionKris Fathan Raymond, pria yang kerap disapa Than ini mempunyai paras yang tampan dengan sejuta pesonanya. Pria ini bisa dibilang pria yang hampir sempurna. Dengan bola mata berwarna coklat, alis sedikit tebal, hidung mancung, bibir berwarna merah mu...